BUANG SAJA


May Swan-Penulis

Menghadiri pesta perkawinan di Singapura umumnya para tamu diberi tempat duduk mengitari meja bundar menurut nomor masing masing yang tertera pada kartu undangan. Sepuluh tamu per meja. Banyaknya meja dalam satu perjamuan bisa 20 sampai 100 meja, tergantung pada luasnya ruangan dan kekuatan financial yang mengundang.

Bagi kebanyakan orang pesta perkawinan adalah pengalaman yang terjadi hanya sekali seumur hidup, sedikitnya itulah yang umumnya diharapkan. Maka kesempatan keemasan ini digunakan untuk pamer diri, demi memberi kesan bahwa yang mengundang banyak uang dan luas koneksinya. Agar diketahui, harga satu wedding dinner table di hotel berbintang lima paling kurang sekitar $ 1,500 hingga $ 2,000, tergantung pada pilihan hidangannya, mau yang mewah atau yang paling mewah. Nah, hitunglah sendiri berapa jumlah beaya yang diperlukan keseluruhannya. Belum termasuk wedding gown dan perhiasan pengantin, wedding cake yang setinggi dua tingkat rumah apartment, hiasan bunga hidup yang diantar dengan sepuluh truck, photo, video taking, sewa mobil pengantin, oh ya, wine dan champagne dll dll yang membuat angka perhitungan melembung bagaikan angka bailout funds bagi Century Bank tanpa laporan auditor yang transparan.

Sekalipun banyak perkawinan nantinya berakhir dengan perceraian, dan menurut statistik angkanya makin bertambah besar, sehingga cukup menggembirakan para pengacara divorce lawyer, namun booking untuk pesta perkawinan di hotel hotel tetap penuh, ada yang perlu menunggu selama satu tahun kemudian baru ada tempat yang dikehendaki. Baik juga diketahui, beaya pengacara untuk menangani satu kasus perceraian di pengadilan hingga selesai, beayanya $ 5,000, menang atau kalah tidak dijamin. Kalau kalah harus bayar beaya pengadilan. Nah, siap siaplah sedia.

Seperti yang sudah banyak diketahui umum, ekonomi Tiongkok telah melecut tinggi. Menurut ukuran GDP yang terakhir bahkan telah menduduki tingkat ke dua dalam global economic power mendahului Jepang setelah AS. Terhitung dari tahun 1978 era reformasi hingga tahun 2004, 200 juta rakyat Tiongkok telah keluar dari apa yang disebut garis kemiskinan. Sekalipun kemajuan ekonomi tertumpuk pada kota kota besar, kekurangan masih banyak terdapat di pedesaan, dan pedalaman. Namun tidak dapat diingkari apa yang tercapai oleh Tiongkok dalam segi ekonomi dalam kurun waktu 3 dasawarsa berupa keberhasilan yang gilang gemilang, dibanding dengan taraf kemajuan ekonomi AS yang perlu 200 tahun.

Dan sebagian dunia merayakan kemajuan Tongkok sebagai kekuatan yang dapat menandingi AS demi terwujudnya balance of super power. Agar AS tidak dapat mendikte negara lain menjalankan kebijakan yang hanya berdasarkan kepentingan pemerintah AS sendiri, sekalipun sering diselubungi dengan paket Demokrasi, Human Rights dan yang terkini, Global Warming.

Mau tidak mau, harus diakui derasnya kemajuan ekonomi ada juga dampaknya. Ini nampak nyata dari kehidupan sehari hari di Tiongkok yang berupa cermin jiwa masyarakat umumnya. Di Shanghai, misalnya, seorang hartawan tidak segan segannya meninggalkan mobil mewahnya di depan pintu hotel entrance, karena menurutnya tempat parkir terlalu jauh. “Aku kaya, banyak uang, mobilku mewah, kenapa harus cari parkir jauh jauh,” jalan pikiran orang orang kaya yang makin tahun makin bertambah jumlahnya. Dalam menjamu tamu di restoran berbintang juga kelihatan sekali persepsinya terhadap uang dan kedudukan. Sekalipun tamu yang datang hanya dua orang, tapi hidangan yang dipesan cukup untuk sepuluh orang, demi menunjukkan tuan rumah banyak uang. Kalau tidak habis bagaimana? Ooh, buang saja!

Politik niscaya berupa pencerminan terpusat segala kepentingan, terutama kepentingan kepentingan ekonomi. Dibawah pimpinan politik yang tegas dan bijak, kemajuan ekonomi dapat cepat tercapai. Sayangnya, kebiasaan masyarakat yang telah membudaya, termasuk jalan pikiran “Orang Kaya Baru” tidak dapat diselaraskan dengan cepatnya pertumbuhan ekonomi.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *