Bahagia Dalam Dhamma # 2


Mendapatkan sesuatu pada saat yang tepat/dibutuhkan memang terasa lebih berharga. Demikianlah yang dirasakan oleh Bhante Cittagutto Thera. Setelah lebih dari 30 jam tidak makan makanan padat, ataupun yang mengandung susu, selama dalam perjalanannya dari Jakarta menuju Los Angeles, segelas air teh jahe serasa nikmat sekali.
Sebagai seorang Bhikkhu, dengan 227 vinaya/peraturan yang harus dijalankannya, salah satunya adalah tidak boleh makan sesudah jam 12:00 siang tengah hari. Bhante Cittagutto Thera tiba di Vihara DhammaCakraTra Buddhist Community Center (DCT),di Ontario CA, pada tgl 8 Juli 2014 hampir menjelang tengah malam, untuk menetap selama masa Vassa.
Apakah masa Vassa itu?
Kenapa ini bisa terjadi. Hal ini terjadi pada masa kehidupan Sang Buddha, di India, 2.600 tahun yang lalu. Pada waktu itu, untuk memberikan penjelasan tentang Dhamma kepada banyak orang, para Bhikkhu termasuk Sang Buddha sendiri harus berjalan kaki ke tempat-tempat yang jauh maupun dekat.
Pada saat musim penghujan, dengan berjalan kaki, tanaman banyak yang mati terinjak2 termasuk tentu saja serangga atau semut atau binatang kecil lainnya. Ada umat yang menyampaikan kepada Sang Buddha bahwa ada bhikkhu yang menginjak tanaman dan binatang-binatang kecil. Dengan alasan tersebut, Sang Buddha membuat peraturan, dalam 4 bulan musim penghujan, 3 bulan pertama, semua bhikkhu diharuskan untuk mencari tempat untuk menetap, dan melakukan pembinaan diri sendiri, dan juga tentu saja pembinaan umat yang mengunjungi beliau.
Dengan peraturan itu, para umat kesulitan apabila mempunyai kepentingan atau bantuan pertolongan dari para Bhikkhu, karena para Bhikkhu tidak boleh meninggalkan tempat selama masa Vassa itu. Dengan adanya permasalahan itu, Sang Buddha mencari jalan keluarnya dengan membuat peraturan bahwa, kalau ada keperluan penting yang mendadak demi kepentingan umat, Dhamma atau Sangha, Bhikkhu diizinkan pergi meninggalkan tempatnya tapi tidak boleh lebih dari 7 hari 6 malam sudah harus kembali lagi. Kalau peraturan ini dilanggar, maka masa Vassa tidak dihitung atau hilang.
Peraturan yang dibuat 2.600 tahun yang lalu itu, masih berlaku dijalankan sampai sekarang khusus bagi para bhikkhu. Setelah melewati masa vassa tiga bulan di musim penghujan, selama satu bulan berikutnya para bhikkhu dipersilakan untuk memenuhi undangan umat yang mau berdana kebutuhan pokok terutama jubah kepada para bhikkhu.
 
Bhante Cittagutto Thera, begitu menginjakkan kakinya di LAX, beliau teringat kenangan tahun 2007, ketika beliau pertama kali datang ke USA, selama 1 bulan 1 minggu, untuk memberikan bimbingan Dhamma ke beberapa State di sini. Beliau juga sempat kaget dan heran, karena ternyata malam2 begitu bukan hanya pesawat beliau saja yang tiba, tetapi beberapa pesawat yang tiba hampir bersamaan, sehingga antrian cukup panjang di imigrasi. Tetapi semua berjalan dengan lancar.
Untuk kedatangan yang kedua ini ke USA, Bhante akan menetap selama lebih dari 3 bulan. Dan badan pengurus DCT telah mempersiapkan hal2 yang diperlukan demi kelancaran selama Bhante di sini, baik untuk pembinaan  umat, pembinaan Bhante sendiri, pertambahan wawasan Bhante serta lintas agama, sektoral dan social. Selama keberadaan Bhante di sini, kebaktian yang biasanya 2 kali dalam sebulan, menjadi 4 kali sebulan ditambah lagi diskusi dhamma. Setiap saat apabila ada umat yang memerlukan Bhante, kalau memungkinkan Bhante akan siap membantu.
Kurang dari 24 jam setelah tiba di Ontario, dengan harapan kalau siang tidak tidur, akan terhindar dari jet leg, kami mengunjungi Shri Swaminarayan Mandir, Hindu temple yang berlokasi di Chino Hills. Dengan bangunan yang megah dan tanah yang luas itu, tentu akan merupakan kebanggaan umat Hindu di sini. Sayangnya, kami hanya bisa melihat dari luar karena selama di musim panas ini, tutup dari jam 14:00-17:00 sore. Keesokan harinya, Bhante sempat mengunjungi Shi Lai Temple, di Hacienda Height serta Thai Buddhist Temple di Ontario. 
 
Organisasi Buddhis adalah sama dengan organisasi2 kemasyarakatan lain pada umumnya. Organisasi terdiri dari orang2 yang mempunyai latar pendidikan dan pengalaman yang berbeda, cara pandang dan pikir yang berbeda, pendapat yang berbeda. Jadi adalah wajar apabila ada perbedaan pendapat. Asal saling menghargai dan mempunyai tujuan yang baik, maka semua akan berjalan dengan lancar. Wadah yang sudah kita miliki ini untuk kita belajar mendalami dan mempraktikkan dhamma harus dijaga dan dipertahankan. Bhante menganjurkan untuk sering2 diadakan kegiatan bersama di luar kebaktian rutin untuk mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan DCT. Demikianlah inti ceramah Bhikkhu Cittagutto Thera yang pertama pada kebaktian hari Sabtu, 12 Juli 2014.
 
Pow Wow, suatu kegiatan yang unik dari native American untuk mempertahankan tradisi dan kebudayaan mereka, di samping juga merupakan kegiatan keagamaan. Dalam kegiatan itu dilakukan lomba tari serta musik dengan pakaian tradisionalnya. Dengan didampingi oleh Steve Hidajat, Sumarlin dan Erna, Bhante Cittagutto berkesempatan melihat atraksi budaya tersebut di Pechanga Temecula, pada hari Minggu 13 Juli 2014.
Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Bahagia Dalam Dhamma # 2

  1. Roni
    July 8, 2016 at 11:57 am

    Budha itu sendiri artinya “nabi”. Dalam kitab dari Timur pernah diceritakan, bahwa sang Budha pernah bercerita kepada Ananda akan kedatangan nabi terakhir. Bila Nabi itu datang, maka ikutilah dia begitu katanya. Semua ciri-ciri nabi tersebut sudah diceritakan oleh sang Budha. Dari sini terlihat jelas, kalau ajaran Budha itu bukan ajaran agama yang sempurna. Sang Budha sendiri yang mengatakan, bila nabi itu datang, maka ikutilah dia agar kamu tidak tersesat. Nabi itu diutus langsung oleh Yang Maha Kuasa, Tuhan semesta alam. Pecipta manusia dan Alam semesta beserta isinya. Dia akan membawa Kitab dan Hukum syaria, banyak bercerita soal kehidupan setelah kematian, Surga dan Neraka. Lalu siapa nabi terakhir itu ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *