70% Koleksi Patung Sapta Ronggo Dijual ‘Ahli Waris’ Sejak 5 tahun Yang Lalu


70% Koleksi Patung Sapta Ronggo Dijual ‘Ahli Waris’ Sejak 5 tahun Yang Lalu

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 3 Oktober 2023/Indonesia Media – Penjualan patung-patung milik Wihara Sapta Ronggo (SR) di bilangan Petojo VIJ Jakarta Pusat sudah berlangsung sekitar lima tahun yang lalu, dengan harga sekitar Rp 58 – 60 juta per piece. Sekitar 70 persen dari keseluruhan koleksi patung-patung SR yang dijual oleh ‘ahli waris’ pendiri SR, yakni alm. Yu Sheng-zhong atau yang akrab disapa Suhu Acong. “(Penjualan patung) sudah sejak lima tahun yang lalu, sekarang hanya tersisa 30 persen dari keseluruhan koleksi Sapta Ronggo. (Kondisi altar sembahyang) sudah kelihatan kosong,” kata salah satu penghuni Wihara, Ali Wijaya.

Kilas balik dari alm. Yu Sheng-zhong atau yang akrab disapa Suhu Acong yang membangun ‘padepokan’ Sapta Ronggo di Jl. Petojo VIJ III, Jakarta Pusat yakni berbagai kegiatan sosialnya terutama untuk masyarakat kurang mampu terutama pada era tahun 1980 – 1990 an dan penitipan anak-anak terlantar. Bahkan, Sapta Ronggo juga tempat pembelajaran agama Buddha bagi murid-murid Suhu Acong. Sejak dibangun sekitar tahun 1966, dari yang awalnya hanya sepetak bangunan semi permanen, yakni dinding bilik dan atap rumbia menjadi ‘padepokan’ Sapta Ronggo. Filosofinya, Sapta artinya 7 (tujuh) dan Rangga adalah ‘raga’ sehingga menjadi ‘Tujuh Raga’. “Bahkan keseluruhan asset Sapta Ronggo mau dijual. Perkiraan saya, dia mau jual sekitar Rp 5 miliar. Kalau deal, ada proses pengalihan kepengurusan serta pengalihan asset Yayasan melalui Notaris,” kata Ali Wijaya.

Melihat sejarah Wihara tersebut, sempat mengalami masa kejayaan, kemasyhuran, mapan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas termasuk umat Buddha, patut kiranya dipertahankan. Fakta, presiden RI, alm. Soeharto (1966 – 1998), alm. ibu Tien Soeharto, mantan Wapres alm. Sudharmono, mantan menteri senior/ketua MPR RI, alm. Harmoko pernah temu dengan pendiri dan kepala Wihara (yang meninggal pada tahun 1991). Anak-anak angkat terutama yatim piatu yang sempat diasuh, dibiayai oleh beliau. Tetapi sekarang, kondisi Wihara yang semakin menyimpang dari arah yang seharusnya. “Menurut wangsit, almarhum Suhu Acong mewariskan Sapta Ronggo kepada yang bersangkutan (yang mau menjual keseluruhan asset SR) dan cucu dari donator (Sapta Ronggo), yakni keluarga Ali Saman. Tapi walaupun namanya hampir sama, tidak ada hubungan keluarga dengan saya. Cucu Ali Saman yang sekarang kelola Wihara Sakya Sakti Teluk Gong (Jakarta Utara). Tapi dia tidak mau tahu mengenai asset Sapta Ronggo, karena memang hanya fokus mengurus Sakya Sakti,” kata Ali Wijaya. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *