Upaya AP5I Tingkatkan Ekspor Udang ke Tiongkok


Upaya AP5I Tingkatkan Ekspor Udang ke Tiongkok

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 28 Juni 2023/Indonesia Media – Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) akan mengupayakan berbagai cara untuk garap pasar Tiongkok untuk komoditas kelautan dan perikanan terutama udang, dan bisa meningkatkan ekspor sampai 10 persen dari keseluruhan market share sekitar 800.000 ton per tahun. “Target kami realistis, (yakni) sepuluh persen saja atau setara dengan 80.000 ton. Sekarang ini, ekspor kita baru sekitar 18.000 ton saja ke Tiongkok,” ketua AP5I Budhi Wibowo mengatakan kepada Redaksi.

Beberapa upaya untuk mencapai target, salah satunya dengan jemput bola kunjungan berbagai delegasi perdagangan Tiongkok ke Indonesia, termasuk Jakarta. Salah satunya, yakni acara Shenzhen – Indonesia Economic and Trade Cooperation Conference di Shangri-La Jakarta (akhir Juni 2023). Sebelumnya, delegasi yang sama sudah pernah mengunjungi Jakarta pada Maret yang lalu. Kendati Pun, ia belum melihat keuntungan langsung dari keikutsertaan pada beberapa business matching dengan delegasi Tiongkok, tapi tetap dijalani. “Kami serius garap pasar Tiongkok sejak beberapa tahun yang lalu. Mulai tahun ini, kami aktif berpartisipasi pada event apapun yang kiranya prospektif untuk pasar produk perikanan termasuk pameran, business matching. Besar atau kecil (skala kegiatan) kami tetap kerjakan,” kata Budhi Wibowo.

Di sisi lain, AP5I menyoroti kegiatan budidaya udang berbasis kawasan (BUBK) di Kebumen, Jawa Tengah yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Tambak modern terbesar tersebut memang bisa diharapkan menjadi pendorong peningkatan produktivitas budidaya udang nasional. Tetapi teknologinya tidak bisa hanya dengan satu aplikasi. “Secara garis besar, usaha tambak udang terdiri dari intensif, semi-intensif dan tradisional. Artinya, kita tidak bisa hanya mengandalkan satu terapan teknologi. Tambak udang tradisional harus paralel dengan tambak modern,” kata Budhi Wibowo.

Kondisi sekarang, tambak tradisional mencapai sekitar 250 ribu hektar. Sementara tambak modern termasuk yang di Kebumen hanya beberapa puluh ribu hektar saja. Sehingga tambak tradisional masih sangat prospektif untuk pencapaian target produksi udang nasional. “Harusnya pemerintah juga memberi anggaran yang sama. Tambak tradisional juga harus didukung, intensive didukung. Tambak semi intensive, antara tradisional dan modern juga diberi anggaran,” kata Budhi Wibowo.  (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *