Pengalaman Studi di Xi’an, Dorong Pencapaian Tujuan Kegiatan Perdagangan Bersama

Pengalaman Studi di Xi’an, Dorong Pencapaian Tujuan Kegiatan Perdagangan Bersama

 dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 8 Agustus 2023/Indonesia Media – Pengalaman mengunjungi satu negara, sambil mengagumi keindahan alam dan budayanya mendorong analis kebijakan ahli madya Kementerian Perdagangan (Kemendag) Rahayu Ningsih untuk memastikan tercapainya tujuan kegiatan perdagangan bersama. Pengalaman studi di kota Xi’an, ia menyaksikan kegiatan kebudayaan yang sangat mature, serta keindahan kota. Waktu kunjungan dan berkegiatan perdagangan di Xi’an, ia belajar dalam suasana internasional, sebagaimana impian banyak para analis juga. “Saya melihat langsung kegiatan perdagangan di Xi’an dan keindahan berbagai tempat wisata. Sungguh indah. Tapi pagi hari ini (8/8, di hotel Borobudur Jakarta), saya mewakili Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Bapak Kasan untuk memberikan sekapur sirih. Audiens nya, bukan dari Xi’an melainkan Mianyang (kota terbesar kedua di Provinsi Sichuan di Tiongkok Barat Daya),” Rahayu mengatakan kepada Redaksi.

Menghadiri dan memberikan Sekapur Sirih pada acara Indonesia – China Economic and Trade Cooperation Zone merupakan kesempatan kedua baginya. Ia hadir di forum kerjasama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok. Kemendag menilai forum ini sangat penting sebagai penjajakan bagi kedua belah pihak guna mencari peluang dalam meningkatkan arus perdagangan dan investasi. “Tiongkok merupakan mitra dagang utama yang sangat penting bagi Indonesia dan menempati urutan pertama sebagai Negara tujuan ekspor,” kata Rahayu.

Nilai perdagangan bilateral mencapai USD 65,8 miliar pada tahun 2022. Ekspor Indonesia ke Tiongkok (periode 2018 – 2022) tumbuh sebesar 27,47 persen. Selama lima tahun terakhir neraca perdagangan Indonesia terhadap Tiongkok tercatat mengalami defisit. Nilai deficit Indonesia pada tahun 2018 mencapai USD 18,4 miliar. Nilai deficit mulai turun hingga USD 1,8 miliar pada tahun 2022. Namun pada Januari – Mei 2023, neraca perdagangan Indonesia tercatat mulai surplus sebesar USD 0,89 miliar. “Ini merupakan sinyalemen positif bagi Indonesia untuk dapat terus memanfaatkan peluang pasar Tiongkok,” kata Rahayu.

Terlebih di tengah adanya tech decoupling antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Tentunya hal tersebut akan memberikan dampak signifikan terhadap rantai pasok global. Mengingat kedua Negara, yakni Tiongkok dan Amerika Serikat telah memberi kontribusi tinggi dalam arus perdagangan global, arus investasi, arus uang. Tiongkok sebagai salah satu hub dalam rantai pasok di wilayah Asia, tentu adanya tech decoupling, berakibat terjadinya trade diversion sehingga akan terjadi pengalihan arus perdagangan dari dan ke Negara-negara lain di wilayah Asia Tenggara ke Amerika Serikat. Konflik dagang Amerika dan Tiongkok telah menurunkan nilai ekspor Tiongkok ke Amerika. Sementara nilai ekspor dari Tiongkok ke ASEAN dan dari ASEAN ke Amerika naik. Posisi Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar menjadi semakin penting di kawasan Asia Tenggara. “Tiongkok dapat memanfaatkan Indonesia sebagai tujuan investasi terutama di sector industri berbasis high technology,” kata Rahayu.

Transformasi industri di Tiongkok selama dua dekade terakhir telah menjadikan Tiongkok sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global. Tentu peluang ini harus bisa dimanfaatkan Indonesia untuk dapat menarik arus investasi dari Tiongkok khususnya industri berbasis teknologi. Saatnya Tiongkok tidak lagi memandang Indonesia sebagai pasar ekspor semata, melainkan juga sebagai tujuan basis produksi bagi produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar global. Forum Economic and Trade Cooperation Zone tentu diharapkan tidak hanya sebatas forum penjajakan bisnis untuk setor barang. Upaya pengembangan dan peningkatan ekspor kedua Negara, pada sector lainnya terutama jasa pariwisata. “Kami berharap forum ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kedua belah pihak untuk saling menjajaki peluang kerjasama,” kata Rahayu.  (sl/IM)