Ulat Bulu Muncul di Padang


PADANG – Kemunculan ulat bulu dalam jumlah banyak dan tiba-tiba terjadi pada rumpun pohon di kawasan permukiman yang berdekatan dengan sekolah di Jalan Purus V, Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat. Pada Selasa (26/4/2011), ulat-ulat

Peta Padang

bulu itu tampak memenuhi satu rumpun pohon jenis kacang-kacangan.

Salah seorang warga, Asni Hasan (69) mengatakan ulat bulu itu diketahui muncul pertama kali sejak sehari sebelumnya. “Sebelum itu tidak pernah ada ulat bulu di wilayah kami ini,” katanya. Ia mengatakan, untuk penanggulangan terhadap serangan ulat bulu itu, warga telah bersepakat untuk memusnahkan rumpun pohon kacang-kacangan yang diserang ulat bulu. “Namun mungkin tidak jadi dibakar, mungkin akan disemprot pestisida,” kata Asni.

Ulat bulu dengan warna hitam dan coklat bergaris putih itu bentuknya cenderung memanjang. Sejumlah murid SD Negeri 25 dan SD Negeri 28 yang gedung sekolahnya hanya berjarak sekitar 20 meter dari rumpun pohon yang diserang ulat bulu itu tampak berulangkali mendekati. “Kami khawatir ulat-ulat bulu itu masuk ke sekolah, karena ada rumah warga yang sudah dimasuki. Anak-anak juga selalu tertarik melihat kesini walaupun sudah diperingatkan,” kata Erni Hariyanti, guru kelas IV SD Negeri 25.

Seorang aktivis pertanian Sumbar Masril Koto, pada hari yang sama

Ulat bulu

mengatakan serangan ulat bulu itu merupakan yang ketiga kalinya terjadi di Sumbar. “Sebelumnya di Kota Payakumbuh, setelah itu di Kabupaten Padangpariaman. Sekarang di dua daerah itu serangan ulat bulu sudah habis,” kata Masril.

Ia mengatakan, kemunculan ulat bulu di Kota Padang terkait dengan perubahan cuaca yang tidak menentu serta kebersihan lingkungan. “Malam hujan, siang panas, sore hujan lagi. Selain itu faktor kebersihan seperti selokan yang biasanya ditutup beton justru menjadi tempat ulat bulu berteduh dan berbiak,” kata Masril yang juga pendiri ratusan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis di Sumbar itu.

Masril mengatakan, untuk membasmi ulat bulu sangat tidak dianjurkan menggunakan pestisida. Ia mengatakan, cara paling efektif ialah membuat racun alami dengan cara memblender sejumlah ulat bulu yang lalu difermentasi dengan susu selama satu pekan agar terdapat bakteri baru yang kemudian disemprotkan kembali pada ulat-ulat bulu yang masih hidup.( Ingki Rinaldi dan I Made Asdhiana/Kompas/IM)

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *