Terkikisnya Tunjuk Ajar Melayu Pada Suku Melayu


Di era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya. Namun perkembangan ini dapat membuat dunia ini teramat sempit dan membawa perubahan dan tatanan kehidupan manusia.

Ilmu dan teknologi saat ini begitu mudahnya diserap oleh manusia tanpa melihat mana ilmu yang baik dan mana ilmu yang tidak baik, sehingga tidak mustahil hal ini dapat menyebabkan manusia dalam keterkikisnya pola perilaku yang melecehkan nilai-nilai luhur, agama, budaya dan norma sosial yang terdapat dalam masyarakat akibatnya besar kemungkinan mereka akan kehilangan nilai luhur yang lambat laun dapat pula menyebabkan hilangnya kepribadian dan jati diri mereka sendiri.

Jati diri bagi orangg melayu menganggap bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi bukanlah sesuatu yang perlu dijadikan pandangan melainkan keduanya wajib dipelajari, diserap, dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya dalam kehidupan (Sinar, 2002:17)

Sejak masuknya Islam ke tanah melayu, Islam terus berkembang dengan damai dalam masyarakat Melayu sehingga hal ini menyebabkan kebudayaan Melayu mengalami perubahan. Islam dijadikan azas utama kebudayaan Melayu (Efendy, 2006:17).

Salah-satu warisan kebudaaan Melayu yang menjelaskan perbaruan Islam Melayu adalah Tunjuk Ajar Melayu. Dalam Tunjuk Ajar Melayu di ungkapkan bahwa adat orang melayu harus sesuai dengan Islam. Dengan Tunjuk Ajar Melayu, seperti dalam ungkapan “adat istiadat bersendi syarak dan syarak bersendi kitabullah”. Hal tersebut bermakna bahwa semua aspek-aspek kebudayaan yang dilakukan manusia dalam kehidupan ini harus di dasarkan pada ketentuan Allah Swt.

Tunjuk Ajar yang digunakan dalam masyarakat Melayu selalu digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan. Dengan Tunjuk Ajar Melayu, segala aspek kehidupan masyarakat dapat terarah dengan baik. Tunjuk Ajar masyarakat melayu memiliki berbagai jenis, seperti Tunjuk Ajar berupa syair, gurindam, seloka dan Tunjuk Ajar pantun yang disampaikan pada acara pernikahan dan musyawarah/mufakat. Tunjuk Ajar pantun pada umumnya yang sering digunakan oleh masyarakat melayu.

Namun dengan perkembangan zaman yang semakin pesat saat ini, Tunjuk Ajar berbentuk pantun sudah jarang di temukan pada acara pernikahan maupun musyawarah serta mufakat, sehingga Tunjuk Ajar yang dijadikan jati diri orang melayu sedikit demi sedikit terkikis dan kalaupun digunakan hanya pada orang-orang yang menginginkan acaranya disuguhkan oleh Tunjuk Ajar tersebut.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *