Sultan HB X: Tangkap Perusak Makam Cucu HB VI


Makam Kiai Ageng Prawiro Purbo diobrak-abrik sekelompok orang bercadar pada Senin (16/9) malam.

Sekitar 100 warga Yogyakarta dari berbagai elemen, seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Sekber Keistimewaan, Paguyuban Kawulo Ngayogyokarto Hadiningrat, Banser, GP Ansor, Jemaah Pesantren DIY, dan Komunitas Pondok Pesantren DIY, melakukan aksi di halaman kompleks makam Karang Kabolotan, Semaki, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (18/9).

“Jangan bawa budaya Arab ke bumi Mataram”, “Mana Reaksi Kapolda yang katanya trah keraton”, “Rakyat Mataram membela mati eksistensi budaya Jawa.” Begitu poster yang ditempelkan di pagar halaman kompleks makam. Warga DIY yang kesal ini juga menuntut Kapolda DIY menangkap pelaku dan memproses dalam tiga hari ke depan.

Tampak hadir di antaranya Kiai Muhaimin, pengasuh Ponpes Nurul Ummahat, Kotagede.

Aksi ini dipicu akibat makam cucu Sri Sultan Hamengku Buwono VI, Kiai Ageng Prawiro Purbo diobrak-abrik sekelompok orang bercadar pada Senin (16/9) malam. Selain merusak payung, nisan, dan kendi, gerombolan yang diperkirakan 15 orang ini juga menorehkan tulisan dengan cat putih di lantai. “Syirik,” begitu bunyi tulisan tersebut.

Menurut Abu Giran (73), penjaga malam makam, Senin malam itu terbangun dari tidurnya ketika segerombolan orang merusak makam Kiai Ageng Prawiro Purbo. “Ini tempat syirik, haram, nyembah kok makam, nyembah ya Allah,” ujar salah satu anggota gerombolan perusak makam itu sebagaimana ditirukan Abu Giran.

Perusakan makam ini juga mendapat perhatian dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X . Menurut Sultan aksi gerombolan yang merusak makam itu tidak masuk nalar.

“Yang meninggal tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau dikatakan syirik yang salah kan yang datang, bukan yang meninggal,” tutur Sultan.

Sultan juga menilai gerombolan perusak makam tersebut jelas memaksakan sebuah doktrin tertentu. “Ini adalah pemaksaan kehendak.”

Karenanya, Sultan meminta agar Kapolda DIY mengusut tuntas kasus tersebut dan segera menangkap para pelakunya.

“Kasus ini jelas perbuatan kriminal. Polisi harus segera menangkap pelakunya,” tutur Ambar Anto dari GP Ansor yang juga sekaligus koordinator aksi.

Apa yang dilakukan segerombolan orang merusak makam, menurut Ambar, jelas mencederai warga DIY bahwa ziarah kubur, tirakat, atau ngalap berkah memang bukan ajaran atau perintah agama. “Namun, itu merupakan tradisi masyarakat Jawa yang sudah ada selama berabad-abad,” kata Ambar.

Ambar juga meminta kepada siapa pun yang tinggal di DIY untuk menghargai dan menghormati tradisi budaya yang ada. “Silakan pergi dari DIY, jika tidak bisa menghargai budayanya dan menjaga pluralisme yang ada,” ujar Ambar.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat, juga ancang-ancang memperkarakan perusakan makam trah Hamengku Buwono VI yang dibangun sejak 1933. “Itu (makam -red) termasuk cagar budaya,” ujarnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *