Makam fiktif yang dilakukan oleh oknum petugas adalah untuk mengeruk pundi-pundi keuntungan. Oleh sebab itu, keberadaaan makam fiktif harus berada di lokasi strategis. Selain rawan banjir dan longsor, lokasimakam fiktif berada dekat area parkiran.
Mungkin itu bisa dilihat di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, (2/8). Walaupun berjejer makam para pahlawan yang ditandai dengan dipasangi bendera merah putih, terdapat satu makam fiktif.
Makam berukuran 2 meter x 1 meter memiliki batu nisan bertuliskan Sint dengan kelahiran dan kematian di Bandung Bondowoso. Setelah dicek petugas TPU Tanah Kusir ternyata di peta blade dan online, nama tersebut tidak ada.
Padahal, disekitar makam fiktif ada makam dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin dan orang tua Presiden RI ketiga, BJ Habibie. Masyarakat mungkin tidak mengira keberadaan makam tersebut adalah fiktif.
“Satu makam fiktif VVIP yang kita bongkar. Atas nama Sint yang berada dekat makam pahlawan seperti bapak Ali Sadikin dan orang tua dari bapak BJ Habibie,” kata Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan, Muhammad Iqbal di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (2/8).
Oknum-oknum petugas yang bermain, kata dia, sudah dimutasi oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Ketika Warta Kota menanyakan berapa besaran pemesanan makam fiktif hingga puluhan juta, kata Iqbal, tak menutup kemungkinan itu terjadi. “Bisa jadi Rp 10 juta untuk memesan makam fiktifyang berada di VVIP itu. Itu berdasarkan informasi dari masyarakat,” ungkapnya.
Dia mencirikan beberapa lokasi favorit makam fiktif. Seperti dekat areal parkiran dan lokasi VVIP. Sehingga, oknum tersebut bisa menjual jasa ilegal itu dengan harga yang cukup tinggi.
“Lokasi-lokasi strategis biasanya yang diincar untuk makam fiktir. Kaya dekat parkiran, atau kantor TPU,” ungkap dia.( WK / IM )