Sosialisasi Kebijakan PMA untuk Perwakilan RI di Kawasan Amerika


Sosialisasi kebijakan penanam modal di Perwakilan RI menjadi salah satu wadah bertukar pikiran dan pengalaman dalam pelaksanaan kegiatan penanam modal di wilayah kerja yang mampu menarik investasi asing  ke dalam negeri.

Demikian ujar Wakil Kepala BKPM Yus’an kepada 16 diplomat RI sekawasan Amerika pada  sosialisasi kebijakan penanaman modal terkait Kebijakan Penanaman Modal UU No. 25 tahun 2007 di Sao Paulo, Brasil, 15-16 Juli 2010.
Menurut Yus’an, kegiatan ini akan mendorong tukar pikiran  mengenai perkembangan dan peluang investasi dari masing negara. “Banyak sekali informasi yang dapat digali,” tutur nya.

Dalam pertemuan tersebut, para peserta mendapatkan informasi terbaru mengenai prosedur, tatacara dan peraturan dan perundang-undangan serta mendapatkan informasi tantangan, hambatan dan peluang dalam menggaet inventasi dari manca negara ke dalam negeri dari berbagai negara khususnya di kawasan Amerika yang memiliki sifat, bentuk dan karakteristik yang berebeda-beda. Para narasumber yang menyampaikan informasi adalah dari Dir. Amselkar Kemlu, Kemtan, Kemhub, BKPM, Konhor RI di Sao Paulo, ITPC (Indonesia Trade and Promotion Centre) Sao Paulo, dan 2 orang anggota Komisi VI DPR RI.

Pada pertemuan tersebut dikemukakan bahwa resesi ekonomi dunia 2008 membawa pengaruh yang kurang menguntungkan bagi realisasi PMA (Penanaman Modal Asing) yang turun 27.2% (2009) dibandingkan 2008 dari USD 14,9 milyar menjadi USD 10.8 milyar.

Di balik angka penurunan tersebut terdapat hal menggembirakan, dengan realisasi peningkatan investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) 2009 sebesar 85.7 % (dari USD 20.4 triliun menjadi USD 37.8 triliun) dari tahun 2008. Dalam triwulan I, 2010 realisasi investasi berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) sebesar Rp 42,1 trilun untuk 574 proyek yang terdiri dari PMDN 6,7 triliun (150 proyek) dan PMA Rp 35 triliun (424 proyek).

Berdasarkan laporan BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 mencapai 4,5% dengan faktor pendorong yaitu peningkatan belanja pemerintah sebesar 15%, meningkatnya konsumsi rumahtangga 4,9 % dan tumbuhnya investasi 3,3% dibanding 2009.

Sasaran petumbuhan pertumbuhan ekonomi nasional 5 tahun rata-rata 6,3%-6,8%  per tahun dengan target pertumbuhan ekspor 10.7 — 11.6% per tahun, penurunan tingkat pengangguran 5-6% dari 8% pada saat ini dan penurunan kemiskinan menjadi 8-10% dari 14% saat ini. Untuk mencapai target makro tersebut dibutuhkan investasi  total Rp 10.000 triliun selama 5 tahun hingga 2014 atau rata rata Rp 2.000 per tahun.

Untuk mencapai kebutuhan investasi tersebut tidak mudah, namun tidak mustahil sehingga dengan peran investasi sebagai salah satu pendorong utama perekonomian nasional, maka laju pertumbuhan investasi periode 2010-2014 ditetapkan sekitar 15% per tahun.

Oleh kerenanya, Pemerintah Pusat maupun Daerah dan Perwakilan RI di luar negeri semuanya wajib memusatkan perhatian, tenaga dan pikiran pada upaya nyata mendukung pencapaian target tersebut, yang jelas memerlukan penataan penyempurnaan kebijakan sektor terkait, penguatan koordinasi antar pengambil keputusan hingga perbaikan prosedur perijinan guna mewujudkan kepastian hukum serta memudahkan pelayanan kepada para investor serta kajian terhadap pengembangan insentif penanaman modal untuk memperkuat daya saing investasi nasional di berbagai bidang

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *