Indonesia Go Global: Hasil Pemikiran Cendikiawan Indonesia di Amerika


Cendikiawan Indonesia yang menjadi dosen, peniliti, maupun mahasiswa pasca-
sarjana yang tersebar di berbagai universitas di pantai timur AS, secara rutin mengadakan
diskusi terhadap aneka problema terkini tanah air. Di area pantai timur banyak terdapat
universitas terkenal di AS, bahkan papan atas di dunia. Diantara universitas yang
gemanya terdengar di berbagai penjuru dunia tersebut adalah Harvard, MIT
(Massachusetts Institute Technology), Yale, Cornel, Columbia, dan Princeton. Dan
universitas yang cukup disegani di AS seperti Wesleyan University, Pittsburgh
University, Temple University, dan Tuft University.
Pada hari kebangkitan nasional ke 102 beberapa waktu lalu, mereka, para
cendekiawan, menuangkan pikirannya dalam sebuah seminar formal yang disponsori oleh
KJRI New York. Secara resmi, seminar dibuka oleh Konjen RI New York, Trie Edi
Mulyani. Sedangkan, moderator utama seminar adalah Indriyo Sukmono, pengajar
Universitas Yale.
Seminar tersebut menampilkan makalah yang intinya bahwa Indonesia harus
menuju globalisasi untuk diakui sebagai bangsa beradab. Selain mengupas soal perlunya
globalisasi, ilmuwan Indonesia juga menekankan pentingnya pengalaman di luar negeri,
maupun interaksi dengan masyarakat antara bangsa, khususnya negara-negara maju
sebagai modal berharga untuk membangun negara Indonesia menuju masyarakat yang
adil dan makmur.
Ilmuwan Yang Hadir
Diantara ilmuwan Indonesia yang turut menyumbangkan makalah adalah Prof.
Sumarsam (Wesleyan University), Prof. Bambang Parmanto dan Rachmadian Wulandana
Ph.D (Pittsburgh University), Dwi Susanto Ph.D dan John Ryadi (Columbia University),
Iis Tussyadiah Ph.D. (Temple University), Dr. Entin Karjadi (Delaware University), Aryo
Danusiri (kandidat doktor Harvard University), dan Yulianto Mohsin (kandidat doktor
Cornell University), serta tiga orang yang juga menjadi pembicara seminar Andri Akbar
Marthen (Pace University School of Law), Yudhiakto Pramudya (Wesleyan University),
dan Hanny Pongoh(HartfordUniversity).
Salah seorang ilmuwan dan sekaligus moderator seminar, Indriyo Sukmono,
pengajar di Yale University, dalam perbincangan dengan penulis, berulang-ulang
menekankan pentingnya Indonesia Go Global, sehingga bisa diperhitungkan oleh negara-
negara lain. Indonesia pernah jaya dan diakui dunia internasional ketika masih dibawah
kerajaan Sri Wijaya dan Majapahit. Diplomasi dan perdagangan Indonesia sangat hebat
dengan dua “superpower” dunia saat itu, yaitu Cina dan India.
Akan Dijadikan Buku

Menurut keterangan Rina Fitriyah Wahyuningsih (Vice Consul for Information
and Socio-cultural Affairs, KJRI, New York) bahwa hasil seminar, direncanakan untuk
dituangkan dalam sebuah buku yang bertajuk “Nuansa East Coast: Pemikiran dan Catatan
Kampus Cendekiawan Indonesia di Pantai Timur AS”. Ada sekitar 25 cendikiawan
Indonesia yang akan menuangkan hasil pemikirannya di buku ini.
Sementara itu, Yudhiakto Pramudya, kandidat Doktor bidang fisika dari Wesleyan
University, Connecticut, mengatakan buku yang akan diterbitkan sedang dalam proses
penyempurnaan dan kemungkinan penambahan artikel dari beberapa cendikiawan.
Rencananya, kata pengantar akan diberikan oleh Menlu, Marty Nata Legawa.
Dalam menutup perbincangan, Indriyo Sukmono yang sudah mengajar hampir 10
tahun di Yale University berharap cendikiawan Indonesia yang berada di luar negeri
dapat mencontoh dua tokoh nasional yaitu mantan menlu, Mochtar Kusumaatmadja dan
Sultan Hamengkubuwono IX (juga mantan wapres era presiden Suharto).
Dimana Mochtar Kusumaatmaja, setelah pulang ke tanah air, selain menjadi menlu
dan diplomat yang sukses selama pemerintahan orde baru, juga sebagai ilmuwan yang
mengharumkan nama Indonesia lewat karya-karya bernas dalam bidang hukum
internasional.
Sedangkan Sultan Hamengkubuwono IX mendapatkan nasionalisme, justru saat
beliau studi dan menetap di Belanda. Sepulang ke tanah air, beliau menggalang dukungan
untuk membangun Indonesia. Diantara buah karya beliau adalah penggalangan berbagai
badan dunia, melalui Intergovermental Groups on Indonesia, yang menyalurkan dana
pinjaman untuk membangun Indonesia.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *