SKIPM Batam bersinergi penegakan hukum usaha perikanan


SKIPM Batam bersinergi penegakan hukum usaha perikanan

dilaporkan: Setiawan Liu

Batam, 14 September 2021/Indonesia Media – Kepala Stasiun Karantina, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) kota Batam, Anak Agung Gde Agung Eka Susila merasa perlu bekerjasama, berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dalam melaksanakan tugas, di samping peningkatan pelayanan serta system pengawasan lalu lintas (perdagangan) yang efektif. “Kami tidak bisa bekerja sendirian, kami berkoordinasi dengan pemerintah daerah, sinergi antar instansi terkait,” Kepala SKIPM Batam, prov. Kepulauan Riau (Kepri) Agung mengatakan kepada Redaksi.

Kementerian kelautan dan perikanan (KKP) akan terus hadir mendukung penuh pelaku usaha perikanan Indonesia. Harapannya, produk kelautan dan perikanan Indonesia termasuk dari Kepri bisa tumbuh di pasar domestik maupun global. “(Usaha perikanan) juga penuh tantangan, dan perlu penegakan hukum. Semuanya perlu kepastian hukum. Sehingga kami membangun aplikasi android, mencakup whistleblower, pengajuan hazard analysis and critical control point (HACCP) dan lain sebagainya. System whistleblower, memungkinkan akses masyarakat, pelaku usaha untuk melaporkan oknum. (aplikasi) memang belum sempurna, tapi minimal, kami sudah memberi kemudahan masyarakat kepulauan seperti di Kepri,” kata Agung melalui sambungan telepon.

Ekspor komoditas kelautan dan perikanan dari Kota Batam, Kepulauan Riau tetap positif di masa pandemi. Kepala Stasiun Karantina, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM), Anak Agung Gde Agung Eka Susila mengungkapkan tren pertumbuhan ini tak lepas dari kinerja jajarannya yang tetap melakukan pelayanan prima kepada para pelaku usaha di tengah Covid-19. Volume ekspor pada Semester I tahun 2020 tercatat 2.878 ton untuk komoditas non hidup dan 473.181 ekor untuk komoditas hidup dengan nilai Rp119,6 miliar. Kemudian pada Semester II tahun 2020 tercatat 3.574 ton untuk komoditas non hidup dan 1.062.890 ekor untuk komoditas hidup dengan nilai Rp166,04 miliar.

Semester I  tahun 2021 tercatat 3.834 ton untuk komoditas hidup dan 968.896 ekor untuk komoditas hidup dengan nilai Rp170,91 miliar. “Dibandingkan Semester II 2020, nilai ekspor hasil perikanan di Kota Batam pada semester awal tahun 2021 meningkat 2,93% dan dibandingkan semester pertama tahun 2020 meningkat sebesar 42,89 %,” terangnya.

 

Dari segi komoditas, Agung menyebut lobster, kepiting bakau, rajungan, ikan kerapu, ikan betutu, lobster air tawar, udang belalang, gonggong dan kerang menjadi komoditas hidup unggulan dari Batam. Sementara rumput laut, udang vaname, ikan, kerapu, ikan tenggiri, ikan ketarap hingga ikan timun menjadi komoditas non hidup unggulan ekspor dari Batam. “Kami kirim ke Tiongkok, Jepang dan Vietnam serta value added breaded Shrimp dengan tujuan Jepang,” jelas Agung. (sl/IM)

Attachments area

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *