Teknologi Penangkapan Ikan Berkesinambungan dari Taiwan


fishJakarta June, 25, 2017 / Indonesia Media – Pelaku usaha penangkapan ikan local, khususnya di Muara Baru Jakarta Utara dulunya banyak belajar dari orang Taiwan tepatnya sekitar tahun 1980 an, kendatipun tidak berlanjut sampai pada kemitraan sekarang ini. Pengusaha di Muara Baru belajar mulai dari alat, jenis ikan sampai teknologi kapal penangkapan. “Orang Taiwan belajar dari orang Jepang, lalu mereka (Taiwan) mengajari kami,” Santoso Tan, anggota Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin) mengatakan kepada IM.

Karena proses pembelajaran, pengusaha terutama pemilik kapal masih sering update teknologi dari Taiwan. Beberapa peralatan pada alat tangkap longline di kapal tuna dulu masih sangat tradisional. Nelayan menggunakan system suntik untuk tuna-tuna yang baru ditangkapi. Sistem suntik tersebut lebih murah ketimbang menggunakan alat listrik. Sebagaimana ikan-ikan tuna hasil tangkapan bergeleparan sebelum dimuatkan pada kapal. Sehingga nelayan menggunakan alat termasuk suntikan atau kelistrikan. “Sekarang suntikan jarang digunakan di kapal-kapal ikan Taiwan. Walaupun suntik lebih murah dibanding penggunaan alat listrik. Kami juga masih terpengaruh system yang diterapkan Taiwan, (yakni) beralih dari suntikan pada kelistrikan.”

Sebagai pengusaha, Santoso harus terus meng-update teknologi usaha perikanan. Kendatipun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) seakan ‘alergi’ dengan sesuatu yang bernuansa asing. Pelaku usaha tidak keberatan dengan pelarangan tenaga kerja asing (TKA) pada sector perikanan. Tetapi hal tersebut sebaiknya tidak otomatis melarang fishing master. Karena peran fishing master termasuk yang dulunya banyak berasal dari Taiwan terbukti memberi banyak pengalaman, pengetahuan kepada nelayan  local. Selain itu, fishing master asal Taiwan mengalihkan teknologi, pengetahuan pada nelayan. “TKA dibatasi, kami tidak masalah. Tapi proses pembelajaran harus tetap berjalan. Termasuk teknologi yang kadang dipelajari dari seorang fishing master  pada kapal-kapal tuna berkesinambungan dari Taiwan.”

Misalkan saat keadaan kapal setting, fishing master dan kapten di ruang kemudi mengemudikan kapal sambil memperhatikan, keamanan/keselamatan. Setting untuk kecepatan kapal, deteksi jarak dengan kapal lain, lintasan tali pancing, suhu air, pusaran air, kondisi burung laut, dan lain sebagainya tidak lepas dari peran fishing master. “Seperti saya yang sudah generasi kedua (usaha perikanan) dari orang tua. Selama 17 tahun, usaha (perikanan) keluarga tetap lancar. Walaupun saya pribadi tidak sampai berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan melaut, tapi saya beberapa kali harus cek mesin. Saya belajar otodidak, termasuk dari fishing master asal Taiwan. Tes mesin, alat tangkap sebatas keluar (melaut) dari pulau Bidadari (Kepulauan Seribu), tapi saya tidak pernah sampai ke laut lepas. Cukup kapten kapal dan nelayan yang menguasai (penangkapan sampai laut lepas).”

Long line merupakan salah satu alat tangkap yang efektif dan khusus ditujukan untuk menangkap ikan tuna. Konstruksinya mampu menjangkau swimming layer dan sangat sesuai untuk pengoperasian di perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 200 mil. Kapal tuna long line termasuk jenis kapal untuk laut lepas. Karena daerah penangkapan ikan tuna atau jenis lain berada jauh dari lepas pantai. Kemampuan kapal juga tergantung pada ukuran besar kecilnya kapal. Alat penangkapan ikan tuna terdiri dari tali utama, tali cabang, tali pelampung, pelampung dan pancing. “Alat tangkap sangat menentukan hasil tangkapan.”

Seperti longline dengan tingkat kesulitan untuk menentukan kumpulan ikan. Berbeda dengan alat tangkap pancing, hasil tangkapan ditentukan kondisi jaringnya. “Dengan jaring (pancingan), ikan dikumpulkan, nelayan tinggal tarik naik ke kepal. Kalau longline, nelayannya harus tentukan dulu lokasi ikan (berkumpul). Sehingga untuk longline, kami harus tidak boleh ketinggalan dengan teknologi baru. Karena ikan-ikan bisa lari ke arah (pemilik) kapal lain. Salah satunya, teknologi GPS untuk menentukan posisi ikan di laut dengan tingkat akurasi yang tinggi. Radio untuk komunikasi antara kapal juga penting. Teknologi radar membantu deteksi suhu air laut. Alat-alat seperti itu semua, teknologi Taiwan sudah lebih canggih dibanding kami. Sehingga kami perlu update, belajar terus dari Taiwan.” (Liu / IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Teknologi Penangkapan Ikan Berkesinambungan dari Taiwan

  1. Perselingkuhan+Intelek
    June 25, 2017 at 11:59 pm

    Indonesia masih harus banyak belajar dari Taiwan Negara kecil termasuk perkara Perikanan, jadi kapan Indonesia bisa berjaya di Laut padahal Negara dikelilingi Laut-laut teknologi saja masih ketinggalan dari Taiwan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *