Proyek Peningkatan Lajur Jalan Tuna Pelabuhan Muara Baru Diyakini Bermudharat


Proyek Peningkatan Lajur Jalan Tuna Pelabuhan Muara Baru Diyakini Bermudharat

dilaporkan: Liu Setiawan

 

Jakarta, 25 Mei 2024/Indonesia Media – Kasus permasalahan proyek pembangunan dan peningkatan lajur lalu lintas khususnya di jalan Tuna, diyakini mencuat lagi, mengulangi hal yang sama pada lajur lain di pelabuhan Nizam Zachman Muara Baru Jakarta Utara. Proyek peningkatan masih sedang berlangsung pada satu lajur jalan Tuna saja sehingga ada celah jomplang terhadap lajur sebelahnya. Karena tidak seimbang antara dua lajur jalan tuna untuk lalu lintas berbagai jenis kendaraan, proyek tersebut lebih banyak mudharat daripada manfaat. “Kami yang berkendaraan roda dua, bisa sengsara karena kecelakaan. Kalau naik mobil, nggak masalah. (proyek) sepanjang Jl. Tuna, seharusnya tidak jomplang karena air banjir rob bisa tumpah ke lajur yang rendah,” Muhammad Toha dari Pokdar Kamtibmas (Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Muara Baru mengatakan kepada Redaksi.

Banjir rob di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Muara Baru Jakarta Utara selama beberapa hari berdampak pada terhambatnya aktivitas bisnis pelaku usaha, sehingga antisipasi jangka pendek dan jangka Panjang sudah tidak bisa ditawar lagi. Sementara awal proyek jalan Tuna tanpa ada kepastian, terutama aspek jaminan keselamatan serta jaminan mutu, tidak menyimpang dari ketentuan dan spesifikasi. Perencanaan proyek mencakup jadual, sumber daya dan biaya proyek berjalan dengan baik. “Sementara ini, baru setengah lajur (proyek jalan Tuna). Kalau permukaan (lajur) jalan ditingkatkan hampir satu meter, semua UPI (unit pengolahan ikan) dengan berbagai cold storage (mesin pendingin) pasti ikut menaikkan (konstruksi jalan) di depannya. Jalur UPI yang lain bisa tenggelam terutama saat musim hujan atau banjir rob,” kata Toha.

Pelabuhan Muara Baru dianggap strategis, terutama nilai perputaran uangnya yang sangat tinggi. Otoritas pelabuhan claim sudah mengerjakan (pembersihan) saluran air drainase dan langkah-langkah lain untuk mencegah banjir rob. Salah satunya, claim penyediaan 9100 (Sembilan ribu, seratus) sandbag untuk menutupi 13 titik banjir air laut yang masuk ke area pelabuhan. Fenomena banjir bob, intrusi air laut dan penurunan tanah ibaratnya permasalahan 3 in 1 (three in one) yang dihadapi semua pihak, termasuk operator kegiatan pelabuhan, pelaku usaha. Ancaman rob yang diperkirakan kembali menerpa Muara Baru ke depan terus diantisipasi. “Gedung MBC (Muara Baru Center) sepanjang tahun tergenang air limbah yang bau busuk amonia dan berbagai zat organic,” kata Toha. (LS/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *