Program budidaya talas bersinergi dengan food estate
dilaporkan: Setiawan Liu
Pandeglang, 19 Agustus 2021/Indonesia Media – Berbagai upaya dilakukan dalam rangka kemandirian pangan, terutama menghadapi kendala pemenuhan kebutuhan pangan seiring dengan pertumbuhan penduduk, peralihan fungsi lahan subur di Jawa dan iklim. Produksi pangan yang belum memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus impor antara lain beras, kedelai, jagung, gandum, daging sapi, susu. Perusahaan yang bersinergi dengan proyek food estate, yakni PT Empati Bersama Indonesia membudidaya di lahan sub optimal, yakni talas beneng di kecamatan Setu, Bekasi Jawa Barat. “PT Empati mengolah lahan untuk tanam talas. Programnya bersinergi dengan food estate, yang mana Kementerian Pertahanan berada pada garis depan,” kata Ardi Permana, penggiat budidaya talas di Pandeglang.
Pandemi covid-19 yang masih melanda berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia berdampak pada industri pangan. Sehingga program food estate diharapkan mereduksi dampak covid, termasuk antisipasi kelangsungan pasokan pangan bagi masyarakat. Berbagai usaha industri pangan juga mencari peluang inovatif ke depan untuk antisipasi pandemic covid. “Program food estate, terutama penanaman talas beneng dengan olahan, (hasilnya) berupa chips dan daun kering. Sama seperti yang diharapkan dari berbagai daerah, termasuk Tasikmalaya Jawa Barat, program talas dengan hasil chips dan daun kering,” kata Ardi Permana yang juga pendiri CV Putra Petani Gunung Karang, Pandeglang Banten.
Penanaman talas di Setu, Bekasi sudah efektif berjalan sekitar dua bulan di atas lahan seluas 10 hektar. Ke depannya, secara bertahap program ekstensifikasi budidaya talas sampai 30 hektar lagi. Sedangkan rencana yang sama di Tasikmalaya, merupakan inisiatif beberapa anggota DPRD nya. Mereka melakukan kunjungan ke CV Putra Petani di Pandeglang untuk penjajakan kerjasama pengembangan budidaya talas di Tasikmalaya. “Ada kesamaan program di Setu Bekasi dengan Tasikmalaya. Selain kelompok-kelompok tani, camat juga didorong menanam talas. Kami optimis dengan program budidaya talas. Program kemitraan dengan kelompok tani di Lampung juga sudah produksi chips dan daun kering. Pasar ekspor hasil olahan daun untuk tembakau juga semakin terbuka,” kata Ardi Permana.