Jakarta, 7 Januari 2020/Indonesia Media – Produsen udang dan produk perikanan di Indonesia bersedia menjadi bapak angkat untuk para petambak di beberapa daerah, termasuk di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah dengan rentang waktu 10 – 15 tahun. Pengusaha dengan jajaran management bisa memberikan pengalaman, menjadi pembimbing mengembangkan usaha budidaya udang. “Membantu nelayan kecil, pembudidaya udang menjadi concern kami. Rentang waktu 10 – 15 tahun, setelah itu, kami bisa lepas. Sebagian aset dihibahkan karena kami sudah mendapat keuntungan,” Direktur perusahaan udang PT Parigi Aquakultura Prima (PAP) Rudy Hartanto Wibowo mengatakan kepada Redaksi.
Pembangunan dari desa bukan saja terkait kewilayahan tetapi juga keekonomian. Kondisi desa terutama yang masih minim pembangunan harus dibarengi kerjasama dengan pemerintah pusat, daerah serta pelaku usaha. “Tapi program bapak angkat budidaya udang tidak bisa hanya dilakukan oleh satu, dua orang. Kami juga mau program tidak putus di tengah jalan. Sementara bisnis udang, termasuk pasar ekspor juga masih sangat menjanjikan,” kata Rudy.
PAP juga mengelola potensi perikanan tangkap, termasuk ikan-ikan di palung dalam. Contohnya ikan napoleon yang banyak disajikan di berbagai restoran di Hongkong. Di pesisir, kegiatan budidaya termasuk kerapu juga memanfaatkan keramba jaring apung (KJA). PAP membangun infrastruktur seperti mess management, gudang pakan, kantor dan lain sebagainya. “Kami sedang menyelesaikan konstruksinya. Kalau berjalan lancar, mungkin peresmian akan berlangsung Maret 2020 mendatang. Kondisi cuaca, terutama curah hujan agak tinggi sehingga (pekerjaan konstruksi) terhambat,” kata Rudy.
Luas lahan budidaya udang secara keseluruhan mencapai sekitar 250 hektar. Tentunya pembangunan dilaksanakan secara bertahap. “Sebanyak 58 kolam (tambak) sudah siap untuk budidaya untuk tahap pertama,” kata Rudy. Lokasi (lahan budidaya) cukup jauh, tapi PAP bekerjasama dengan masyarakat di sekitar lokasi. Sekitar 60 kepala keluarga diajak bekerjasama, dan responsnya positif. “Pengalaman kami kan juga sudah pernah buka lahan di kecamatan Sarjo (Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat), Tulungagung (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah). Kami juga sudah pernah berkolaborasi dengan Perum Perindo (Perikanan Indonesia). Selama ini, kerjasama dengan masyarakat dengan skema usaha tambak inti rakyat. Skema ini yang lebih memberi keuntungan untuk masyarakat,” tegas Rudy. (sl/IM)