Tidak cuma punya koneksi di lapas, tapi juga penegak hukum di luar.
Sudah lebih dari sebulan ini, gembong narkoba internasional yang divonis hukuman mati, Freddy Budiman, dipinjam Direktorat IV Narkoba Mabes Polri dari Nusakambangan. Langkah ini dilakukan setelah polisi dan tim Kementerian Hukum dan HAM membongkar keberadaan pabrik narkoba di dalam Lapas Cipinang.
Kriminolog Universitas Indonesia, Muhammad Mustofa, mengatakan penyidikan yang dilakukan polisi untuk membongkar jaringan narkoba melalui Freddy sepertinya dilakukan secara berhati-hati dan butuh waktu lama. Karena itu, peminjaman Freddy sah saja bila dilakukan lebih lama.
“Penyidikan ini sepertinya dilakukan berhati-hati dan tidak terlalu dibuka kepada publik. Ini jaringan luar biasa, tidak hanya berhubungan dengan pengelola lembaga pemasyarakatan, tapi juga dengan penegak hukum di luar,” katanya kepada VIVAnews, Sabtu, 21 September 2013.
Menurut Mustofa, jaringan narkoba besar dipastikan memiliki usaha untuk tetap menjaga jaringan mereka dengan berbagai cara. Salah satu strateginya dengan mendiskreditkan pejabat di kepolisian dan BNN. Karena itu, butuh penindakan yang serius untuk membongkar secara tuntas jaringan narkoba Freddy.
Jaringan narkoba Freddy terbongkar setelah muncul pengakuan model majalah dewasa, Vanny Rossyane, yang juga merupakan teman dekat sang bandar. Dia mengungkapkan kebobrokan di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.
Vanny mengaku sejak November 2012 hingga Mei 2013, dia kerap mendatangi lapas. Biasanya seminggu tiga kali dia datang berkunjung, antara pukul 11.00 hingga 17.00 WIB. Saat itu ia biasanya berpesta sabu dan melakukan hubungan intim dengan Freddy. Kegiatan itu dilakukan antara lain di ruang kerja Kalapas. Karena punya banyak uang dan koneksi, Freedy sangat ditakuti.
Vanny mengatakan dia sudah lebih dari 10 kali mengunjungi Freddy dan menggunakan narkoba di ruang Kalapas, atau ruang yang ada di sebelahnya. Hingga hari ini, polisi belum dapat mengungkap dan memastikan apakah pengakuan Vanny itu benar atau tidak.
Kebobrokan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Cipinang kian terbongkar, setelah diketahui ada pabrik narkoba di dalamnya. Dari hasil investigasi Kementerian Hukum dan HAM, diketahui bahwa bos pabrik itu tak lain adalah Freddy Budiman.
Produksi narkotika jenis sabu dilakukan di dalam blok hunian para narapidana pada malam hari. Bahan-bahan pembuat narkotika itu dimasukkan secara rahasia melalui warga binaan atas nama Cecep Setiawan alias Asiong