Senator AS Khawatir dengan Teknologi Pemindai Sidik Jari pada iPhone


Sidik jari dianggap bersifat permanen dan membekas di barang apa saja yang dipegang, sehingga kerahasiaannya tidak terjamin.

Senator Al Franken meminta perusahaan Apple agar memperjelas masalah privasi dan keamanan yang dikhawatirkannya, sehubungan penggunaaan teknologi pemindai sidik jari dalam perangkat iPhone 5s yang baru.

Telepon pintar iPhone 5s yang mulai dijual Jumat (20/9) memiliki sensor sidik jari, dan dapat digunakan pemakai untuk membuka iPhonenya dengan menempelkan jari di layar muka, sebagai fitur pengganti kode rahasia empat angka.

Namun Franken mengatakan sistem sidik jari dapat berakibat buruk untuk pemakai, jika ada yang berhasil meretas telepon pintar itu. Meskipun kode nomer dapat dipertahankan sebagai rahasia dan dirubah jika terjadi peretasan, ia mengatakan bahwa sidik jari sifatnya permanen dan membekas di barang apa saja yang dipegang, sehingga kerahasiaannya tidak terjamin.

“Jika si peretas memperoleh sidik jari Anda, ia dapat menggunakannya untuk identifikasi dan selanjutnya memalsukan identitas Anda,” kata demokrat dari Minnesota dalam sebuah surat kepada CEO Apple Tim Cook.

Pejabat di perusahaan Apple tidak langsung menanggapi surat Senator Al Franken itu. Namun Apple yang berbasis di Cupertino, California, mengatakan bahwa teknologi ini meningkatkan keamanan bagi para pemakai.

Menurut Apple, dalam telepon pintar itu, data sidik jari disimpan di tempat yang tidak bisa diakses aplikasi lain dan server Apple. Sebagai tambahan, Apple mengatakan, bahwa tidak mungkin memakai sidik jari yang ada dalam data kepolisian, karena sensor ini membaca lapisan sub epidermal kulit di jari.

Sementara itu, bagi siapa yang khawatir dengan pengamanan lewat pemindaian sidik jari, ada opsi untuk membatalkan fitur tersebut dan tetap menggunakan kode nomer rahasia.

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *