Perbankan Indonesia Tahan Terhadap Krisis


Bank Indonesia (BI) optimistis dengan sistem pengawasan berbasis resiko membuat perbankan akan tahan terhadap krisis, jika terjadi krisis ekonomi yang ekstrem. Peneliti Utama Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Suhaiedi mengungkapkan hal itu, Jumat (6/7/2010).

Suhaiedi bilang, berdasarkan hasil dari Finansial Stability Assement Program yang dilakukan oleh BI, penerapan Basel Core Efektif Supervision sudah berjalan dengan baik. “Artinya, stess testing skenario yang dikenakan oleh BI jauh lebih berat ketimbang yang dilakukan IMF dan World Bank di Eropa,” ujarnya.

Hal ini karena ditopang oleh kuatnya sektor domestik sehingga ekonomi Indonesia tak tergantung pada satu komoditaspun. Suhaiedi mencontohkan jika ekonomi dunia berkonstraksi -5,2 persen, maksimal kontraksi di Indonesia hanya -2 persen. “Jadi perbankan kita akan aman,” tambahnya.

Saat ini kondisi permodalan Indonesia pun masih kuat. Hal ini tercermin dari rata-rata rasio kecukupan modal atawa Capital Adequaty Ratio (CAR) yang dikisaran 17,8 persen dan likuiditas yang melimpah. “Saat ini memang ada beberapa bank yang belum memenuhi permodalan minimum, namun saya yakin mereka mampu karena ada yang memilih menggunakan laba ditahan untuk memenuhi aturan tersebut,” tambahnya

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *