Jember Fashion Carnaval Tak Kehilangan Pesona


JEMBER Acara tahunan Jember Fashion Carnival (JFC) tak kehilangan pesona. Program itu kembali berlangsung di Alun-Alun Kota Jember, Jatim, kemarin siang (8/8). Ratusan kostum unik dan nyentrik dengan mengangkat tema world treasure tampil dalam parade di catwalk on the street.

Ratusan ribu penonton yang datang dari berbagai daerah berdecak kagum. Begitu pula halnya dengan banyak turis asing yang berbaur dengan warga lokal. Mereka harus berdiri beberapa kali hanya untuk melihat kehebohan kostum para peserta yang terbagi sembilan defile. Yakni, Toraja, Dream Sky, Apocalypse, Kabuki, Mongol, Kaktus, Voyage, Butterfly, dan Thailand.

Sebelum melintasi jalan sejauh 3,6 km, seluruh peserta terlebih dahulu melakukan fashion dance dan runaway di panggung yang berada tepat di depan Kantor Pemkab Jember. Sedangkan rute pawai JFC menyusuri Alun-Alun Kota Jember, Jalan Gajah Mada, hingga gedung olahraga (GOR) Kaliwates.

Diperkuat empat mahasiswa Universitas Negeri Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Tim Toraja tampil cukup memukau. Beberapa peserta memakai topi berupa replika rumah adat Tana Toraja. Warna kuning emas berkilauan dari kostum Tim Thailand menarik perhatian para penonton.

Selanjutnya, melintas peserta yang mengenakan penutup kepala berbentuk pagoda khas Thailand. Rangkaian gabus dan kayu yang disusun indah itu membuat mata yang melihat hampir tak berkedip.

Tak hanya itu, penampilan pasukan perang dalam tema Mongol disajikan secara teaterikal layaknya pasukan Genghis Khan. Para peserta yang berkostum perang tersebut dikawal para prajurit yang membawa bendera atau panji-panji dan diiringi musik perang khas dataran Tiongkok.

Yang menjadi sorotan dalam JFC setiap tahun adalah peserta yang mendesain sendiri kostum yang mereka kenakan. ”Saya memanfaatkan barang-barang bekas yang tidak terpakai. Tidak mahal kok. Tinggal pintar-pintar menyiasatinya,” tutur Putri, salah seorang peserta Dream Sky.

Desain kostum peserta JFC juga melalui proses penjurian beberapa hari sebelum hari H. ”JFC adalah ajang spektakuler fashion carnival on the street dengan konsep kostum tren fashion dunia. Peserta tampil dengan hasil rancangan sendiri. Kami ingin memadukan budaya seni tradisi lokal dengan fashion tingkat dunia,” ujar Presiden JFC Dynand Fariz.

Bupati Jember M.Z.A Djalal melepas langsung 60 peserta JFC. Dia menyatakan, JFC membawa pesan perdamaian melalui seni dan budaya kreatif. Saat ini, kata Djalal, JFC sudah dikenal di level internasional.

Orang nomor satu di Jember itu menegaskan bahwa JFC tidak hanya milik Jember, tetapi sudah menjadi milik Indonesia dan bahkan dunia. Budaya kreatif JFC mengangkat harkat dan martabat bangsa. ”JFC juga memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat Jember,” ujarnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *