Pandeglang Beri Berbagai Kemudahan Untuk Investasi Talas Beneng


Pandeglang Beri Berbagai Kemudahan Untuk Investasi Talas Beneng 

Dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 30 September 2020/Indonesia Media – Berinvestasi dengan tanaman talas beneng di Pandeglang, kantor Dinas Pertanian kabupaten Pandeglang, Banten menawarkan berbagai kemudahan, salah satunya pembentukan asosiasi, mobilisasi gabungan-gabungan kelompok tani (Gapoktan) pada 35 kecamatan. Budidaya ditingkatkan pada berbagai lahan termasuk yang selama ini tidak dimanfaatkan. “Kondisi sekarang, baru ada 11 kecamatan (dari keseluruhan 35 kecamatan di Pandeglang) yang menanam talas beneng. Besok, Gapoktan terus bertambah sampai Pada 35 kecamatan, ada penandatanganan MoU (memorandum of understanding) dengan eksportir, buyer,” kepala Dinas Pertanian Pandeglang, Budi Januardi mengatakan kepada Redaksi.

Sambil menunggu panen umbinya (talas beneng) sekitar delapan bulan, petani bisa memanen daun (mulai usia 4 – 8 bulan). Daunnya dimanfaatkan untuk tembakau non-nicotine. Waste daun bisa diolah menjadi pestisida nabati. Pelepahnya juga bernilai ekonomis, yakni (pemanfaatan) untuk maggot (bahan pakan ikan alternatif yang murah dan mudah) dari ulat BSF (Black Soldier Fly). “Kalau media lain, sampah-sampah organic lain dengan proses (pemanfaatan) yang sangat sulit. (media lain) mendatangkan ulat BSF (untuk menjadi maggot) dengan pancingan, dengan ramuan tertentu. Uniknya talas beneng, pelepah (talas beneng) yang dibiarkan, terfermentasi, ternyata bisa mengundang lalat BSF dan bisa menjadi maggot,” kata Budi Januardi.

 

Talas beneng sudah disertifikasi Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai komoditas unggul Pandeglang, bahkan ditetapkan sebagai komoditas untuk ekspor. Sertifikasi diterbitkan Dinas Pertanian Prov. Banten, melalui unit pelaksana teknis daerah (UPTD) Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan Dinas Pertanian Banten. Penanaman diperluas, serta mengikuti GAP (good agriculture practices). Penataan dari hulu – hilir, salah satunya melalui pembentukan kelompok tani yang khusus perbibitan, budidaya, pengolahan pasca panen sampai pemasaran (dalam dan luar negeri/ekspor). “untuk penataan hulu, perbibitan sangat penting krn menjadi starting point untuk penataan berikutnya. Strategi pengembangan agribisnis talas beneng sebagai komoditas unggul local mendukung peningkatan ekspor Pandeglang,” tegas Budi Januardi

Di tempat berbeda, Agoan (pengusaha hortikultura di Jakarta) meyakini peluang usaha hortikultura, sehingga investasinya selama belasan tahun masih terus berlangsung. “Kami buka tawaran kerjasama hortikultura untuk durian musang king, jeruk siam, alpukat. Kebetulan kami punya lahan di Kecamatan Cikeusik (ke arah Ujung Kulon, Malingping) Pandeglang. Ini kesempatan yang luar biasa. Durian musang king sekarang sedang dicari-cari konsumen,” kata Agoan.

 

Luas lahan mencapai 7 – 10 hektar, dan rencana pengembangan bisnis ke depan, ia akan merekrut sekitar 10 sarjana pertanian. Kondisi lahan, dulunya sempat dimanfaatkan utk budidaya jabon. Sekarang, ia menanam durian musangking, jeruk siam, alpukat, melon dan lain sebagainya. Pemasaran sampai pasar Induk (Kramat Jati, Cikokol, Cibitung, Cikarang), pasar sentral (Pluit, PIK, Angke, dll). “Pasar kami, termasuk pasar becek, pasar tradisional di Angke (Jakarta Barat) tidak akan tutup. Karena pasar buah-buahan, produk hortikultura di Angke sudah dikenal,” tegas Agoan. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *