Paku-paku Diangkat dari Tubuh Safira


Wajah Safira, anak yang di dalam tubuhnya ditemukan paku-paku, tidak lagi semurung hari-hari sebelumnya. Ibunda Safira, Syarifah, mencoba menerima kenyataan yang dihadapi anaknya.

Apalagi dukungan moril sejumlah warga yang datang melihat anaknya cukup besar. Bahkan banyak di antara mereka yang secara suka rela memberi sumbangan dalam bentuk uang untuk meringankan beban pengobatan anaknya yang kini tergolek sakit.

Operasi mengeluarkan paku satu demi satu dari betis Safira sukses dilakukan pada Selasa (1/11) dalam operasi yang berlangsung dua jam di RSU Andi Makkasau, Parepare.

Dari 27 benda asing yang terdeteksi dalam tubuh anak itu, 26 benda asing sudah dikeluarkan. Benda yang dikeluarkan tersebut antara lain benda menyerupai paku sebanyak 23 biji, satu biji jarum, dan dua biji logam putih yang bersarang di betis kanan dan kiri.

Benda lain di bagian punggungnya belum dikeluarkan tim medis karena itu merupakan daerah rawan yang bisa merusak urat saraf yang berada di wilayah tulang belakang, sehingga harus ekstra hati-hati. Jenis benda besi ini masuk di dalam tubuh Safira sepanjang 2-6 cm di bagian betis kanan sebanyak tujuh biji dan betis kiri sebanyak 19 biji.

Dokter belum dapat menjelaskan secara medis kondisi yang dialami Safira. Anggapan sementara, logam-logam tersebut dimasukkan secara sengaja ke tubuh sang bocah.

Namun, anehnya, Safira tak merasakan sakit apa pun. Ibunya sendiri yang merawat sejak kecil membantah anggapan tersebut. Jadi, apa sebenarnya yang terjadi pada diri Safira, belum ada yang tahu sampai sekarang.

Pascaoperasi, kondisi bocah berusia tiga tahun asal Kabupaten Soppeng (sekitar 170-an kilometer dari Makassar) tersebut sudah mulai membaik dan sudah dipindahkan dari ruang ICU ke ruang Asoka. Tim medis sudah melakukan operasi pengangkatan 26 besi dan paku di kaki kiri dan kaki kanan Safira.

Syarifah mengatakan, sejak tadi pagi, Jumat (4/11), sudah puluhan masyarakat yang datang menjenguk Safira untuk melihat langsung kondisi anak tersebut setelah dipindahkan dari ruang ICU ke ruang perawatan Asoka II B. Walau tamu yang datang cukup banyak, tapi tak sampai membuat bocah itu terjaga dari tidurnya.

Menurut Syarifah, pengunjung yang datang memberinya sumbangan, mulai Rp 5.000 hingga ratusan ribu. Ia pun merasa sangat bersyukur atas kepedulian masyarakat terhadap nasib anaknya.

Alhamdulillah, sekarang ini sudah ada Rp 2 juta lebih. Saya berterima kasih. Saya akan tabung uang itu untuk biaya sekolah Safira,” kata Syarifah sambil menepuk-nepuk lembut tubuh Safira yang terlelap.

Yang membuat Syarifah masih sedih, yakni hingga saat ini kakek Safira belum menjenguk cucunya tersebut. Ia mengaku sudah berulang kali mencoba menghubungi kakek Safira, namun nomor ponselnya tak aktif lagi.

“Ibu saya sudah meninggal. Tinggal bapak saya yang hidup. Itu pun susah dihubungi. Namanya Sayyed Hamid atau dikenal dengan panggilan Andi Hamid. Ia tinggal tak jauh dari Pasar Sentral Kota Soppeng,” kata Syarifah yang lulusan Tsanawiyah Negrei Takkalala, Marioriwawu, Soppeng.

Tim dokter Rumah Sakit Andi Makkasau Parepare berencana melakukan operasi untuk mengangkat dua logam menyerupai besi di bagian punggung Safira usai Lebaran Idul Adha nanti.

“Operasi akan dilanjutkan usai Lebaran Haji, setelah kondisinya membaik,” ujar dr Kamaruddin Said. Tim dokter rumah sakit pun telah membuka perban di kedua kaki Safira. Kedua kaki bocah ini diperban selama beberapa hari setelah menjalani operasi pengangkatan besi dan paku beberapa waktu lalu.

Tidak ada yang pernah menyangka di betis Safira itu bersarang puluhan paku dan logam. Ketika ibunya mengetahui keanehan tersebut, dokter pun diminta untuk mengeluarkan benda asing itu dari tubuh sang bocah.

Meski dokter telah melakukan tindakan secara medis, sejumlah masyarakat menyarankan orang tua Safira menempuh cara lain. Bukan karena tidak percaya dengan tindakan yang diambil tim medis, namun penyakit yang diderita Safira itu dinilai sebagian orang di luar kewajaran.

“Kalau ada besi dalam tubuh anak itu berarti ada proses supranatural yang terjadi sehingga perlu juga ditangani secara supranatural,” kata salah satu warga yang menjenguk Safira.

Upaya itu perlu dilakukan sembari menunggu hasil pemeriksaan dan hasil kerja tim medis. Sangat sulit dipercaya jika tiba-tiba ada besi sebanyak itu dalam tubuh seorang bocah berusia tiga tahun.

Sampai saat ini tim dokter RS Andi Makkasau Parepare masih menangani masalah tersebut. Namun tersiar kabar, masih terus bermunculan besi dalam tubuh bocah yang akan dirujuk ke Makassar itu.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *