Empat Bulan Sapu 500 Kg Paku di Jalan


BERANGKAT dari pengalaman pribadi dan kepedulian terhadap pengendara sepeda motor lainnya, tujuh orang dari berbagai latar belakang pekerjaan, aktif turun ke jalan. Mereka membersihkan paku atau potongan besi rangka payung di beberapa ruas jalan Jakarta.

Paku atau potongan besi itu kerap disebut ‘ranjau paku’ karena bisa merobek ban kendaraan yang melintas. Benda itu ditengarai sengaja ditebar oleh oknum yang ingin memperoleh keuntungan sesaat.

Tujuh orang itu tidak berdomisili di satu lingkungan. Mereka disatukan oleh sebuah pengalaman pahit karena menjadi korban ranjau paku, dan kepedulian terhadap pengendara lain. Akhirnya mereka bersepakat membentuk komunitas Sapu Bersih Ranjau (Saber).

Eksistensi Saber selama hampir empat bulan pun mendapat perhatian Wali Kota Jakarta Barat H Burhanudin yang kemudian memberikan penghargaan terhadap mereka dan dukungan penambahan peralatan.

“Saya antusias dengan adanya kelompok masyarakat sebagai relawan pembersih ranjau paku, dan telah membantu pengendara lain. Ini luar biasa, meski sekilas seperti hal sepele,” ujar Burhanudin usai memberikan penghargaan kepada para relawan Saber di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Senin (31/10).

Selama ini, lanjut Burhanudin, tak sedikit pengendara yang telah menjadi korban ranjau paku di jalan-jalan di Jakarta. Banyak pengendara yang telah menderita kerugian secara materil atau luka dan jiwa, terutama motor pecah ban terkena ranjau paku. Dalam kesempatan itu, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat memberikan bantuan berupa peralatan kerja seperti yang biasa digunakan anggota Saber. Antara lain berupa plakat, sertifikat, masker, senter, jaket, dan sarung tangan.

Alat sederhana

Sementara itu, ketua sekaligus salah satu pendiri Saber, Siswanto, mengatakan saat ini anggotanya berjumlah tujuh orang yang aktif sejak komunitas itu resmi dibentuk pada 5 Agustus silam. “Komunitas ini beranggotakan sekumpulan orang dari latar belakang pekerjaan seperti sopir, tukang ojek, tukang sapu jalanan, pekerja kantoran, hingga wiraswastawan,” ujar Siswanto.

Di tengah kesibukan pekerjaan masing-masing, anggota Saber meluangkan waktu untuk menjadi relawan penyapu ranjau paku. Hampir setiap hari mereka melakukan aksi pembersihan ranjau paku yang diduga sengaja disebar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. “Sejauh ini kami masih melakukan pembersihan di wilayah Jakarta Barat karena anggota kami tinggal di daerah tersebut,” ujarnya.

Selama hampir empat bulan menyapu ranjau, Saber sudah mengumpulkan sekitar 5 kwintal (500 kg) paku yang diperoleh dari ruas Jalan Majapahit, Jalan Gajahmada, Jalan KH Hasyim Ashari, Jalan Kyai Tapa, hingga Jalan Daan Mogot. Total panjang ruas jalan itu sekitar 20 kilometer.

Hanya saja, ungkap Siswanto, hingga kini peralatan penyapu ranjau paku masih sederhana yakni berupa lempengan magnet dari peralatan elektronik yang dirangkai sendiri menggunakan pelat maupun tali atau tongkat. Alat bantu dan peralatan lainnya adalah rompi komunitas, lampu lalu lintas, dan senter.

“Kami melakukan pembersihan ranjau ketika akan berangkat kerja, yaitu mulai pukul 06.30, yang kemudian dilanjutkan pada pukul 19.00-00.00, dan bila malam Minggu kami bisa sampai pukul 02.00 membersihkan jalan dari ranjau paku,” terang Siswanto. (

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *