NONTON MATADOR DI MEXICO


Sang matador menyembunyikan pedang dibalik kain merahnya

Udara agak panas, namun suasana festival bisa terasa diudara. Dari jauh sudah
kedengaran musik ala Mexico, lengkap dengan terompet, gitar,genderang dan accordion.
Dengan tidak sabar saya menunggu si senorita mencarikan kembalian untuk saya, harga
karcis $25.

Arena matador ini udah lumayan penuh, saya perhatikan sebagian besar adalah
turis,Amerika namun local juga banyak. Penjual bir dan kacang menawarkan
dagangannya pada para pengunjung. Beberapa anak muda dibelakang saya ngobrol
sambil tertawa-tawa. Sedangkan para turis bule, kebanyakan duduk di paling atas dan
menunggu dengan tenang. Para pemain musik yang semuanya berpakaian putih-putih

sekali tusuk amblas lansung ke jantung.

memainkan musiknya dengan bersemangat.

Saya perhatikan arena yang terdiri dari pasir ini dikelilingi oleh dinding, Ada sebuat gate
entry , tempat mereka melepaskan kerbau liarnya. Dan 4 tempat perlindungan untuk sang
matador yang berada di 4 sisi.
Tiba-tiba tepuk tangan bergema, ketika gate terbuka dan serombongan matador dengan
gagahnya melangkah keluar dan melambai kearah penonton. Di belakang mereka ada 3
orang yang duduk diatas kuda yang diberi pelindung. 3 orang ini disebut picador, mereka
membawa lembing tajam yang berfungsi untuk melukai si kerbau sehingga sikerbau lebih
beringas sekaligus lemah karena darah yang keluar dari luka tusuknya.

Setelah mereka keluar , sekor banteng muda dilepaskan kedalam arena. Banteng itu
berlari kesana-kemari mencoba menyeruduk apa saja. Ada 2 picador ( pria berkuda )
yang masuk, mereka mulai menusuk pundak belakang si banteng. Merasa kesakitan si
banteng membalas dengan menyeruduk kearah kuda. Untungnya kuda dari Picador ini

Picador melukai banteng

dilindungi dengan matras tebal yang disebut “Peto “ sehingga mereka tidak terluka.

Saya dengar jaman dulu sebelum tahun 1928, kuda-kuda ini tidak diberi perlindungan,sehingga
tidak jarang mereka ikut terluka parah. Setelah mereka cukup melukai si banteng,kedua
orang berkuda ini keluar dari arena.

Berikutnya 3 orang yang dijuluki “Banderillero “ atau orang yang bawa bendera. Mereka
berpakaian mirip dengan matador dan juga membawa kain merah. Namun tugas mereka
adalah menusukkan bendera-bendera kecil atau tongkat tajam yang berwarna-warni ke
punggung si banteng.Orang-orang berteriak-teriak ketika si banderillo ini menusukkan
bendera kecil dalam jarak yang sangat dekat dan hampir kena diseruduk banteng.
Sementara itu saya perhatikan ada seorang matador junior yang terlihat gelisah , sebentar-
sebentar dia mengusap dahinya .

Kemudian tibalah moment yang ditunggu-tunggu. Sang matador masuk, matador ini
sendiri artinya “Pembunuh “ karena merekalah yang akan membunuh si banteng. Musik
yang tadi terhenti tiba-tiba serentak memainkan musiknya ketika si matador mulai
beraksi. Walaupun kelihatannya sederhana tapi pekerjaan mereka ini sangat beresiko.
Banteng yang terluka ini semakin beringas. Namun sang matador tidak meperlihatkan
ketakutannya sama sekali, dia bahkan membelakangi sang banteng dengan berkacak

pinggang..elo bayangin aja kalo dia diseruduk dari belakang. Terus dengan berani dia

Matador yang terjatuh

berlutut dan menatap mata si banteng. Setelah itu dia berdiri dengan tangan kiri yang
ditolakkan dipinggang dan tangan kanan memegang kain merah.Membabi buta sang
banteng menyeruduk kain merah yang hanya berjarak 5 cm dari tubuh san matador.

Setelah puas bermain-main.dia berdiri dan menusukkan pedangnya yang amblas masuk
ditengkuk banteng muda itu. Saya kira ini merupakan score yang paling tinggi, sekali
tusuk pedangnya habis masuk menembus jantung. Setahu saya dari 6 perfomance hanya
satu yang menempati perfect score,sekali tusuk mati. Tepuk tangan dan suit-suit bergema
dari para penonton lokal .

Namun saya lihat penonton bule yang sebagian besar adalah
Amerikan kebanyakan tidak bereaksi…mereka diam terpaku tanpa expresi ,barangkali
mereka diam-diam menggumam “Barbar..penyiksa binatang……”.Saya sendiri juga
sempat mual melihat banteng yang tersengal-sengal dengan darah yang mengucur deras
dari lukanya. Kasihan sekali…somehow gua bayangin, dijaman dulu ketika orang-
orang Kristen dibunuh ditengah arena dengan diumpankan kebinatang buas…dan para
penonton bersorak-sorak kegirangan ketika melihat mereka meregang nyawa.

Matador yang berhasil membunuh banteng dengan sekali tusukan itu ,mengambil pisau
kecil dan memotong kuping ,saya kira untuk dijadikan kenang-kenangan atau sourvenir.
Hanya mereka yang berhasil menusuk dengan sekali tusukan yang berhak untuk
memperoleh daun telinga tsb.
Pintu gate terbuka dan serombongan petugas pembersih membawa sekop untuk menutup
darah yang tercecer dengan pasir.Mereka mengikat kaki belakang banteng tsb dan
menyeret keluar dengan kereta. .

Adapun Si Matador yang didampingi oleh 3 bandereillo, berjalan mengelilingi arena
sebagai pawai kemenangan. Wanita-wanita melemparkan bunga, surat cinta,uang,sapu
tangan, yang dipungut oleh bandarillo untuk sang matador. Kalo dari laki-laki yang
biasanya melemparkan topi mereka, topi tsb dipungut dan dilemparkan kembali oleh sang
matador.Mereka hanya menerima pemberian dari wanita saja.

Tiba-tiba .”Blluk..blug .oups ada 2 cewek yang melempar sepatunya yang sebelah..he..he gua ndak ngerti
maksudnya apa..kali mau kayak Cinderella.

Setelah itu tibalah giliran si Matador junior, terbukti memang dia belum
berpengalaman,.baru 2 kali seruduk dia sudah terjatuh dan hampir terluka parah
diseruduk banteng. Sang matador itu meringkuk mencoba melindungi dirinya. Orang-
orang berdiri dengan terkesiap.

pawai kemenangan

Beberapa matador senior melompat masuk ke arena
mencoba mengalihkan perhatian si banteng, sedangkan yang lain mencoba menolong
si matador. Setelah banteng itu semakin lemah, mereka memberikan pedang pada si
matador yang terluka itu untuk menyelesaikannya. Dengan sedikit pincang dan beberapa
tusukan akhirnya dia berhasil membunuh banteng tersebut. Si matador junior tidak jadi
kehilangan muka.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *