Nazaruddin Tuding Andi Mallarangeng Terima Uang Wisma Atlet + Nazaruddin Sebut Sejumlah Politisi Lainnya


 Muhammad Nazaruddin sebut Andi Mallarangeng terima uang terkait pembangunan proyek Wisma Atlet Sea Games XXVI Palembang. Selain Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) itu, Nazaruddin juga mengakui adanya aliran dana ke orang-orang separtainya. Ia juga menyebut peranan Badan Anggaran (Banggar) DPR dalam kasus ini.

“Semua kebijakan di menteri, ya Pak Andi lah,” kata Nazaruddin usai menjalani pemeriksaan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka, Rabu (12/10).

Namun Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu tidak mengungkapkan berapa uang yang diterima oleh Andi. “Menpora lebih tahu,” ujarnya.

Atas dasar itulah Nazaruddin bersedia dihadirkan menjadi saksi pada sidang Sesmenpora Wafid Muharam. Sebab menurut dia, Andi lebih tahu soal kasus ini.

“Wafid minta Nazar sebagai saksi. Kalau tidak diizinkan sama KPK, ya ketara rekayasanya. Dia mau jadi saksi pada Wafid karena dia tahu itu aliran dana. Kalau dihalang-halangi sama KPK kan berarti KPK nutup-nutupi, tidak ada transparansi,” kata salah seorang kuasa hukum Nazaruddin, OC. Kaligis.

Pada pemeriksaan kemarin, Nazaruddin memberikan keterangan terkait aliran dana pada pembangunan proyek ini. Ia mengakui adanya aliran uang kepada sejumlah anggota DPR.

“Saya sudah jelaskan sama penyidik tentang keterlibatan Anas (Anas Urbaningrum) di Wisma atlet. Saya juga jelaskan soal pengakuan Angelina (Angelina Sondakh) bahwa dia terima uang Rp 9 miliar dia distribusikan ke Mirwan Amir (Anggota DPR). Dari Mirwan ke Anas, ke Jafar Hafsah (Dewan Pembina Partai Demokrat). Saya jelaskan secara detail,” tutur Nazaruddin.

Kuasa hukum Nazaruddin lainnya, Elza Syarif mengatakan, kliennya membeberkan semua nama yang terlibat kasus ini. Tidak hanya nama-nama yang selama ini beredar, tetapi yang belum pernah terungkap.

“Oh semua disebutkan. Yang belum pernah terungkap juga kita ungkapkan. Dia sudah ungkapkan semua dengan lampiran bukti-bukti tertulis dan kemudian yang kemarin hanya berita-berita sepotong, sekarang sudah secara runtun kita jelaskan,” tuturnya.

Ia mengatakan, keterangan itu termasuk bagaimana permainan antara pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar DPR). Sehingga jelas peranan yang dijalankan oleh masing-masing. Namun Elza tidak membeberkan siapa saja anggota Banggar dan anggota DPR lain yang terlibat dalam kasus ini.

“Ada permainannya. Saya tidak bisa bilang general yah tapi untuk kasus ini ada. Kita tidak bisa ngomong puluhan. Semua kan sudah kita ungkap di penyelidikan nanti kan terbuka di persidangan,” ucap Elza.

Pemeriksaan yang dimulai sekitar pukul 11.00 WIB itu berakhir sampai dengan sekitar pukul 19.40 WIB. Menurut Elza, kliennya masih akan dijadwalkan untuk diperiksa lagi karena masih ada hal-hal yang ingin disampaikan Nazaruddin.

Nazaruddin kembali membantah menerim uang suap sebesar Rp 4,3 miliar. Ia justru menuding uang itu diterima oleh Yulianis, Wakil Direktur Keuangan Permai Grup.

“Saya tanyakan juga pada penyidik, bahwa waktu dia menggerebek rumah Yulianis kan ditemukan uang miliaran, kenapa itu tidak diekspose? Ternyata apakah itu uang wisma atlet yang dituduhkan? Sampai sekarang kan saya dituduhkan menerima uang, sementara uang itu entah dimana, sementara waktu KPK menggerebek menyita uang cash. Saya bingung apakah ada rekayasa disini saya tidak tahu,” tutur Nazaruddin

 

Nazaruddin Sebut Sejumlah Politisi Lainnya

Tersangka kasus dugaan suap wisma atlet, Muhammad Nazaruddin, mengungkapkan peranan sejumlah kader Partai Demokrat dalam kasus yang menjeratnya itu kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Mereka yang disebut Nazaruddin adalah Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Wakil Bendahara Partai Demokrat Mirwan Amir, Wakil Sekjen Partai Demokrat Angelina Sondakh, dan Ketua Fraksi Partai Demokrat Djafar Hafsah.

Hal ini diungkapkan Nazar usai menjalani pemeriksan selama lebih kurang sembilan jam di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu (12/10/2011).

“Saya udah jelaskan sama penyidik tentang keterlibatan Anas di wisma atlet. Saya juga jelaskan soal pengakuan Angelina bahwa dia terima uang Rp 9 miliar dia distribusikan ke Mirwan Amir, dari Mirwan ke Anas, ke Djafar Hafsah, saya jelaskan secara detail,” katanya.

Sebelumnya, Nazaruddin juga pernah mengungkapkan hal serupa kepada wartawan. Dia menyebutkan adanya aliran dana Rp 9 miliar terkait proyek wisma atlet yang mengalir ke Badan Anggaran DPR melalui Angelina dan Mirwan yang juga anggota Banggar. Uang tersebut kemudian ada yang mengalir ke Djafar dan Anas.

Selain itu, Nazaruddin mengaku menyampaikan kepada penyidik KPK soal posisi Anas di Grup Permai, induk perusahaan milik Nazaruddin. Menurut dia, Anas merupakan pemimpin perusahaan tersebut.

“Pimpinan di situ Anas, direktur keuangannya Yulianis,” ucapnya. Nazaruddin juga mengaku akan membuktikan ucapannya itu melalui keterangan saksi-saksi di persidangan.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *