Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Hajriyanto Y. Thohari menyatakan bahwa persoalan korupsi di Indonesia sudah terlalu pelik dan menyebar ke berbagai kalangan.
“Korupsi di Indonesia itu sudah melintasi trias politika,” kata Hajriyanto dalam diskusi perihal kepemimpinan nasional di gedung MPR RI Jakarta, Senin (18/11).
Menurut Hajriyanto, korupsi sudah melibatkan banyak pejabat mulai dari tingkat eksekutif, legislatif, dan masuk ke tingkat yudikatif.
Hal ini menimbulkan keprihatinan terhadap Indonesia, karena menurut dia, seluruh persoalan dan permasalahan di negeri ini berakar dari tindak pidana korupsi.
Oleh sebab itu korupsi kemudian menjadi persoalan yang paling besar yang mendapat perhatian seluruh masyarakat Indonesia.
Hajriyanto memaparkan segala masalah seperti kemiskinan, keterbelakangan pendidikan, hingga infrastruktur yang tidak berkembang di Indonesia, disebabkan oleh korupsi yang sudah melintasi trias politika dan menyebar ke berbagai kalangan seperti penyakit menular.
Menurut dia, karena korupsi adalah hal yang paling menimbulkan frustasi bangsa dan negara ini, maka sangat penting bagi negara ini untuk memiliki pemimpin yang bebas dan bersih dari korupsi.
“Maka kepemimpinan harus bersih dari korupsi, jangan sampai figur yang terseret kasus korupsi menjadi pemimpin nasional. Pokoknya jangan sampai figur itu terserempet kasus korupsi, saksi pun jangan,” ujar dia.
Hajriyanto kemudian menegaskan bahwa untuk memberantas dan mencegah terjadinya korupsi di Indonesia, sangat dibutuhkan pemimpin nasional yang punya wibawa untuk membentuk kepemimpinan yang bersih dan bebas korupsi.
“Agar supaya jangan sampai terjadi ada bandit teriak bandit. Bawahan akan meniru atasannya, maka perlu kepala atau pemimpin yang bersih sepenuhnya,” tegas Hajriyanto.