Membangun bisnis di tengah pandemi covid, berpijak pada Iman Kekristenan


Membangun bisnis di tengah pandemi covid, berpijak pada Iman Kekristenan

 dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 19 Mei 2022/Indonesia Media – Anthony Putihrai (Bai Rui Feng), putra salah satu pendiri Tamara Group, alm. Pek Tek Beng, berangkat dari Iman dalam Kekristenan dan kepercayaannya, yakin bahwa semua perbuatan baik akan menghasilkan pahala, termasuk membangun bisnis dan membuka usaha baru di tengah pandemic covid yang mulai mendera Indonesia pada Maret 2020. “Dari iman dan kepercayaan, saya yakin semua agama mengajarkan hal yang sama. Kita berbuat baik, berbuat amal, kita mendapat karma (pahala). Dalam agama yang saya anut, berlaku hukum tabur tuai. Apa yang kita tabur, itu yang kita tuai,” Anthony mengatakan kepada Redaksi.

Ia mengaku membuka usaha empat outlet resto di Jakarta, termasuk di mal kawasan segitiga emas Jakarta. Selain restoran, Anthony juga membuka bisnis Hydroponics Farm dalam container. Upaya tersebut sudah diperkirakan beresiko lebih besar, bahkan pada saat itu, tidak ada yang tahu kapan pandemic akan berakhir. “Saya bersyukur, pada saat ini saya berbicara (sesi wawancara tgl 18/5), pemerintah sudah menerbitkan peraturan, (masyarakat) tidak usah lagi mengenakan masker di luar. Pandemic diharapkan berakhir,” katanya.

Ia membuka empat outlet resto pada awal awal tahun 2020. Ia mengaku sempat bergumul dan berjibaku dengan momentum awal-awal covid 19 mendera Indonesia. Selain itu, saat Covid-19 dekati puncak celombang delta, dampaknya sangat mengena pada bisnis propertinya terutama hotel. “Jujur, saya bangun empat resto di tengah pandemic, terdorong dan concern saya. Maret 2020, banyak yang kena PHK (pemutusan hubungan kerja). Tentunya, kita-kita yang diberkati, harusnya berani. Semua pengusaha pasti tahu, ada resiko. Kami punya hitung-hitungan sendiri, ada assessment. Kami juga melakukan kajian. in the end, pasti ada factor X. sehingga kita berdoa, pandemic covid menjadi endemic, dan situasinya menjadi lebih baik,” kata Anthony.

Pertimbangan lain, bahwa resto-resto yang dibangun juga bukan dengan modal besar. Relasi dan teman-teman juga berkenan urun rembuk modal kerja dan berbagai sumber daya lain. Kalau ada saham di satu resto, ia yakin, pasti ada yang menarik teman-temannya. Hal lain yang tidak kalah penting, bahwa semua bisnis dan usahanya tidak lepas dari pewarisan sifat almarhum Bapaknya, yakni Pek Tek Beng. Sebagaimana sifat dan karakteristik almarhum Bapaknya mengalir kepadanya. “Saya bisa seperti sekarang ini, karena saya yakin darah alm. Pak Beng (Pek Tek Beng, seorang pengusaha dan tokoh terkemuka di Asosiasi Tionghoa Indonesia di antara miliarder China generasi terakhir dan dikenal sebagai senior yang sangat dihormati).  Beliau adalah entrepreneur yang sejati. Dia suka bangun usaha. Walaupun tidak semuanya berhasil, pasti ada yang gagal. Sekarang, semua (usaha) berjalan cukup baik walaupun kami, anak-anaknya sempat jatuh bangun,” kata Anthony. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *