Dampak covid, jumlah pemulung di Jakarta semakin meningkat


Dampak covid, jumlah pemulung di Jakarta semakin meningkat

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 26 Juli 2021/Indonesia Media – Dampak covid-19 terhadap kehidupan social masyarakat Indonesia khususnya masyarakat miskin di kota-kota besar seperti Jakarta nyata, secara kasat mata jumlah pemulung, homeless people semakin banyakPenghasilan mereka dari memulung barang-barang bekas, terutama botol plastic bekas air mineras hanya sekitar Rp 15-20 ribu. “Kondisi sekarang, terutama setelah covid (Maret 2020) sampai sekarang, (penghasilan) Rp 15.000 itu sudah bagus. Karena semakin banyak saingan, pemulung semakin banyak,” kata Effendi, salah seorang pemulung yang sering berteduh di seputar Jl. Kuningan, Jakarta Selatan.

Semakin banyak pemulung setelah covid mendera Indonesia diyakini karena kehilangan pekerjaan. Sementara beberapa toko di kawasan Roxy Mas, Jakarta Pusat juga masih tutup. Sehingga barang yang bisa dipungut juga berkurang. “Karena terkena PHK (pemutusan hubungan kerja), otomatis nggak berpenghasilan dan memilih menjadi pemulung,” kata Effendi yang berasal dari kab. Banyuasin Sumatera Selatan.

Ia sempat kerja di Kuching Malaysia sebelum menjadi pemulung di Jakarta dari tahun 2011 sampai 2014. Karena pemerintah Malaysia mendeportasi beberapa TKI (tenaga kerja Indonesia) pada akhir tahun 2014. Tepatnya beberapa hari sebelum pergantian tahun 2014 – 2015, ada kebijakan pemutihan pemerintah Malaysia. Selama tiga tahun ia bekerja di perkebunan ataupun proyek bangunan di Kuching. “Saya bisa lunasi hutang agency. Karena gaji kami pasti dipotong untuk menutupi biaya pengurusan waktu mau berangkat ke Malaysia. Gaji saya sekitar Rp 1,8 juta pada tahun 2021,” kata Effendi.

Ia sempat berusaha cari kerja sendiri dari satu agency ke agency lain, tapi tidak berhasil dan akhirnya kembali ke Banyuasin. Tahun 2015, ia bertekad berangkat dari Banyuasin untuk bekerja lagi di Kuching. Persiapan kerja di Kuching dijanjikan oleh agency di Jakarta. Ia hanya cukup memperlihatkan KTP (kartu tanda penduduk) untuk pengurusan paspor. “Tapi (rencana kerja) nggak bisa, akhirnya saya batal. Saya tetap di Jakarta selama beberapa tahun. Tidak ada kerjaan, dan terpaksa menjadi pemulung,” kata laki-laki kelahiran tahun 1971.

Selain mengumpulkan botol plastic, beberapa pemulung di Jakarta mengandalkan belas kasihan dari warga yang mampu. Kadang mereka cari duit di tempat-tempat pengajian di Masjid. Nilai uang yang diberi rata-rata Rp 15 – 25 ribu. Ada juga yang setiap hari menyediakan nasi bungkus gratis. “Kalau pengajian di berbagai tempat di Jakarta pasti ada, termasuk Cililitan Jakarta Timur. Kadang, kami naik bus yang disediakan gratis dari Kuningan ke Cililitan,” kata Effendi.

Mengumpulkan botol plastic sampai bisa penuh satu karung, cukup melelahkan. Setelah terkumpul satu karung, ia menjual ke lapak di sekitar Jl. Halimun (belakang gedung Merah Putih KPK, Kuningan). Selama ini, ia tidur di emperan toko atau jembatan penyeberangan orang (JPO). Terutama JPO di depan Gedung Merah Putih KPK, setiap harinya ada belasan pemulung berteduh dan tidur. “Dari ujung jembatan sampai pertengahan, para pemulung tidurnya. Jembatan tersebut digunakan para penumpang busway dari pagi jam 6 sampai 9.30 malam. Kalau hujan, kami tunggu sampai berhenti. Beberapa pemulung juga tidur di bawah pohon, gerobak. Sehingga pemulung biasanya bawa tikar,” kata Effendi. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

2 thoughts on “Dampak covid, jumlah pemulung di Jakarta semakin meningkat

  1. pengamat
    July 29, 2021 at 1:04 am

    pekerjaan memulung adalah pekerjaan yang paling mudah dilakukan, bisa dikerjakan sendiri tidak perlu tergantung orang lain. Juga tidak perlu pendidikan tinggi. Kalau beruntung, kadang bisa nemu uang dan barang berharga lainnya seperti perhiasan. Itu namanya rejeki yg tidak terduga.

  2. Perselingkuhan+Intelek
    August 1, 2021 at 1:13 am

    pekerjaan pemulung bukanlah pekerjaan hina selama tidak mencuri merugikan orang lain dibanding dengan Penjambret, Pembegal, Perampok,Korupsi, Menipu itulah yang dinamakan pekerjaan Hina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *