Logistik Nasional, Inventory System Tempatkan Produk Prioritas


Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menilai kinerja sektor logistic nasional lebih baik ketimbang tahun sebelumnya, termasuk inventory system untuk produk prioritas. Inventory atau management stok untuk berbagai jenis produk pangan harus diprioritaskan dalam system logistic nasional. “Produk pangan terutama beras, daging adalah prioritas, karena kebutuhan sehari-hari masyarakat. Sementara produk elektronik, keramik, semen dan lain sebagainya berkaitan dengan industry. Semuanya berada dalam satu supply chain dan logistic nasional,” Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Umum ALFI mengatakan kepada Redaksi (2/10).
Perbaikan kinerja sektor logistic menjadi penting terutama efisiensi biaya transportasi barang. ALFI melihat pemerintahan presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) harus bisa mendongkrak kinerja logistic nasional. Target minimal, Indonesia harus berada di atas rata-rata negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Sehingga konsolidasi eksternal ALFI akan melibatkan INSA (Indonesian National Shipowners Association), GINSI (Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia), eksportir dan lain sebagainya. “Saya sebagai ketua umum akui bahwa masih banyak masalah. Pelaku bisnis juga terus mengkritisi dan saya harus himpun semua permasalahan. Konsolidasi internal pengurus, kita bisa lebih semangat membangun system logistic nasional yang terpadu.”
Kombinasi sislognas (system logistic nasional) dan daerah (sislogda) untuk lebih meningkatkan efisiensi, efektivitas angkutan barang logistic serta distribusi produk barang. Kombinasi sislognas dan daerah juga bisa mengurangi tumpang tindih berbagai peraturan baik di tingkat pemerintah pusat maupun provinsi/kabupaten/kota. “Sislogda itu perlu, tapi belum dibentuk. Tidak semua gubernur, bupati memahami urusan logistic. Kalau hanya ada sislognas, nantinya ada ketimpangan koordinasi dengan pemerintah provinsi, kabupaten, kota.”
 
Inflasi adalah salah satu indicator penerapan system logistic nasional. Biaya logistic mencapai sekitar 26 persen dari keseluruhan ongkos produksi. Tetapi angka tersebut cenderung fluktuatif, sehingga ada yang mengestimasi hanya sampai 23,5 persen. Tetapi setiap pos pengeluaran termasuk biaya logistik harus terukur. “Misalkan masalahinventory di Indonesia yang masih sangat tinggi. Idealnya, inventory (stok barang) dua minggu sampai satu bulan. Tetapi kondisi di Indonesia, (inventory) mencapai dua sampai tiga bulan.
 
Momentum pemerintahan baru presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya, Jusuf Kalla (JK), ALFI akan merekomendasikan Undang Undang (UU) Logistik. Karena selama ini tidak ada kementerian ataupun lembaga negara yang bertanggung-jawab langsung untuk urusan logistik nasional. Kalaupun ada, seperti Kantor Menko Perekonomian, tetapi berbagai hal pengurusan logistic berjalan secara acak. “Kantor Menko itu banyak urusannya, sehingga tidak focus pada urusan logistic. Padahal, jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, penataan system logistic untuk pemenuhan supply chain sangat crucial.”
 
Di sisi lain, UU untuk sektor transportasi sudah mencakup ranah darat, laut dan udara. Tetapi urusan logistic ditempatkan satu level lebih rendah daripada UU, yakni Perpres (Peraturan Presiden). “Kami akan mendesak terbitnya Undang Undang Logistik. Perpres tidak se-level untuk membenahi system logistic nasional yang terintegrasi, efektif, efisien.”
Selain permasalahan regulasi, ada bottle-neck (hambatan) lain dari penciptaan system logistic nasional yang efektif, efisien. Selama ini, beberapa pemangku kepentingan termasuk pemerintahan di tingkat provinsi/kabupaten/kota lebih mengedepankan kepentingan kelompok. Akibatnya, pelaku usaha sering ‘bolak-balik’ untuk urusan administrative logistic. Dari keseluruhan permasalahan, ALFI menginventarisasi lima poin pembenahan system logistic nasional. Pertama, perlu ada harmonisasi regulasi. Poin kedua, pembangunan infrastruktur baik hard maupun soft. Ketiga, kebijakan fiscal dan suku bunga perbankan serta kepabeanan harus kondusif. “Poin ke-empat dan kelima, kami akan meningkatkan system pendidikan untuk tenaga ahli logistic serta pengembangan sumber daya manusia. Poin tersebut akan mendongkrak profesionalisme anggota ALFI.”
Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *