GINSI Bawa Misi Dagang ke Tiongkok

Selama ini pelaku usaha logistic, impor-ekspor berafiliasi pada kegiatan bisnis, perdagangan, investasi Tiongkok. Harus diakui, Tiongkok berhasil menguasai pasar dalam dan luar negeri Indonesia. “Hampir semua produk adalah impor dari Tiongkok. Kita harus memanfaatkan dengan strategi bisnis yang bisa meng-counter dan mutual benefit.”

Produk impor dari Tiongkok harus dengan proses pengolahan di dalam negeri. Produk yang tadinya raw material diolah, dan diekspor kembali ke Tiongkok. Strategi bisnis tersebut tidak jelimet, tetapi perlu kerja keras dan kemauan semua pihak. “Kami dari kelompok usaha logistic, depo, shipping dan bidang terkait lainnya sudah siap. Kami juga tidak akan sia-siakan kemitraan dengan pelaku usaha Tiongkok, termasuk BUMN nya.”

Sektor UKM (usaha kecil dan menengah) yang menjadi prioritas pengembangan usaha dan kemitraannya dengan Tiongkok. Asdeki dan beberapa asosiasi lain termasuk ALFI akan menanda-tangani MoU (memorandum of understanding) dengan asosiasi pelaku usahanya Tiongkok. Asdeki sudah berkoordinasi dengan KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia). “Tanggal 30 Oktober mendatang, kami akan berangkat ke (provinsi) Guangzhou. Kita minta KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) bantu misi dagang kami. Mereka tidak boleh hanya duduk-duduk saja di kantor. Mereka harus dorong kami yang sudah buka peluang untuk UKM, dan memberi peluang untuk ekonomi nasional Indonesia.”