Boeing 777 Malaysia Airlines yang disebut sempat terbang beberapa jam setelah kontak terakhir dengan pengawas menara, pada Sabtu pagi, 9 Maret 2014. Menurut seorang pejabat Malaysia yang tidak mau namanya disebutkan, pesawat bernomor penerbangan MH370 itu mengirimkan tanda atau pesan berupa “ping” ke sistem data transmisi, Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS).
“Pengiriman sinyal itu terjadi selama lima jam setelah pesawat hilang dari layar radar penerbangan sipil,” kata si pejabat ke Associated Press. “Itu menunjukkan pesawat berada di udara dan tidak segera hancur dalam kecelakaan.”
Tanda “ping”, pejabat itu melanjutkan, mirip seperti telepon genggam yang tidak aktif namun tetap memberikan sinyal keberadaan pada jaringan seluler. Sementara itu, pejabat senior Amerika Serikat menyatakan ke CNN bila ada kemungkinan pesawat terbang ke arah Samudera Hindia. Dugaan itu muncul dari penggabungan informasi radar, sinyal “ping”, dan kapasitas bahan bakar MH370.
“Kemungkinan besar pesawat ada di dasar Samudera Hindia,” kata si pejabat seperti yang dikutip CNN, Jumat, 14 Maret 2014.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Jay Carney menyatakan, pencarian Malaysia Airlines diperluas hingga ke Samudera Hindia. Bahkan Negeri Abang Sam mengerahkan kapal penghancur misil guna mencari pesawat nahas itu. “Area pencarian diperluas sekitar 35.800 mil persegi,” ujar Carney.
Sementara pada Kamis, 13 Maret 2014, ABC dan CBS News mengabarkan adanya kemungkinan pilot sengaja mematikan sistem komunikasi MH370. Tujuannya untuk menghindari deteksi.
masih terus dengan berita yang simpang siur tidak menentu
Lebih baik sekarang di fokuskan disamudra hindia saja pencariannya.
lebih bijaksana fokus dari Negara Mana Itu Terorisnya ???
Kemungkinan besar orang cina terorisnya. Soalnya akhir2 ini warga tibet ingin merdeka.