Selama 10 hari terakhir, pengacara Monica R. Kelly dan rekan-rekannya dari firma hukum asal Amerika Serikat tinggal di Lido Hotel Beijing mendekati para kerabat penumpang pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 yang tak tentu rimbanya.
Mereka membujuk para kerabat itu bahwa pengadilan di Amerika Serikat bisa memerintahkan pembayaran ganti rugi senilai jutaan dolar per penumpang kalau mereka mengajukan gugatan atas Boeing Company, yang membuat pesawat B-777-200 itu.
“Ini bukan persoalan apakah para keluarga itu akan mendapat ganti rugi,” kata Kelly.
“Pertanyaannya adalah berapa dan kapan.”
Namun dia mengakui kasus ini memang sangat unik berdasarkan pengalamannya sendiri.
“Kami telah menangani 43 kasus kecelakaan pesawat, dan tak pernah ada situasi seperti yang sekarang ini. Tak pernah sama sekali.”
Kasus ini memang cukup rumit, sejak pesawat dinyatakan hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing 8 Maret lalu. Tak seorang pun bisa dengan yakin mengatakan pesawat telah jatuh, meskipun pemerintah Malaysia mengatakan bahwa berdasarkan data radar, penerbangan berakhir di wilayah selatan Samudera Hindia.
Upaya pencarian gabungan banyak negara belum menemukan reruntuhan pesawat tersebut.
Penumpang asal Tiongkok mencakup sekitar duapertiga dari manifes.
Berbagai perusahaan asuransi di Tiongkok telah membayarkan ganti rugi ke pihak keluarga. Di luar itu, mereka masih akan mendapatkan kompensasi dari Malaysia Airlines seperti dijamin dalam traktat internasional.
Mereka juga bisa menuntut ganti rugi ke maskapai atau ke Boeing atau ke pemasok komponen pesawat. Setiap gugatan bisa butuh bertahun-tahun untuk mendapatkan putusan.