Cruise Asia Kedua Special Edition # 31
Kamis, 27 Pebruari 2020, Tokyo Kamata MEDICAL CENTER
Good news first: Saya punya hubungan Internet/wifi high speed.
Bad news: Saya test positif untuk virus Covid-19, dikabarkan jam
3 siang Rabu 26 Pebruari kemarin, eng-ing-eng, cerita makin seru!
More good news: Virus gila ini tiada symptoms, untung ditest positif
di Jepang, bukan menyebarkan di Indo ke temans dan keluarga.
More and more good news: Cecile dua kali test negatif dan menurut
berita terakhir ia akan dihotelkan di Intercontinental Yokohama Grand
Hotel, ngiri berats, happy for her, she deserves it, anak bae doski.
Jadi si MoTe pakar wayang salah eror, saya tidak punya gen Ontoseno
sepertinya tapi gen Kumbakarna. Karena saya tak ada symptom keluhan
apa-apa, hari ini akan cuma di-xray dada atau paru-paru dan test darah
dimana kalau ada yang tidak beres, baru diCT-scan. Harapan saya adalah
PCR test-nya ‘false positive’ dimana hal itu mungkin saja terjadi.
Kita lihat bersama. Cecile ingin melihat Mt Fuji dari dekat dan “cita-
cita” itu kesampaian. Saya ingin nginap di Kamata karena dekat dengan
Haneda, bagus tuk ‘base camp’ menjelajah Tokyo. Rupanya 2 malam kurang
dan saya sekarang dimasukkanNYA di rumkit yang cuma 1 km letaknya dari
APA Hotel Kamata, yang kami inapi 18 dan 19 Januari lalu. Bagusnya,
kalau mbesok dilepas, false positive, saya tahu ada dimana stasiun
Keikyu line langsung ke Haneda, karcisnya cuma 300 Yen.
Mengapa saya bisa test positif, walahualam bisawab sebab selama di
Wako Campus sejak Sabtu 22 Pebruari saya tak bertemu orang sama
sekali. Apakah karena Cecile positif dan saya masih peluki ciumi dia
sebelum ia diangkut 17 Pebruari jadi kena? Lebih memungkinkan. Saya
di=test kemarin dulu tanggal 25, baru berpisah 8 hari jadi menurut
teori WHO dan DepKes Jepang, dua minggu masih memungkinkan inkubasi
virus Covid-19 ini. Bersamaku semalam ada satu cewek bulek, bisa
jadi Emberikan, tak saya ajak ngobrol, nenek tuwir uzur :-). Ada 3
eneng Jepun sempat sedikit ngobrol di mobil dari Wako ke Ota sini,
mereka senasib dari Princess, tadinya negatif jadi positif, dipelokin
suami Jepun-ren yang sekarang ada di berbagai rumkit.
Kalau Cecile tak pernah masuk rumkit, saya lumayan sering. Lahir
8 bulan prematur karena ibuku kena malaria tropika, saya langsung
masuk inkubator St Carolus, Juni 1947. Tahun 1968 saya kena malaria
lagi, blackwater fever, trims ke tiduran di atas bale-bale pasar
jalanan di Pelabuhan Ratu. Oya sebelumnya pernah operasi amandel
juga di rumkit St Carolus waktu bocah. Lalu pindah ke Canada, skating
jato patah, Pebruari 1997, masuk rumkit Scarborough Grace.Itu pas lagi
latihan buat pertandingan di Rideau Canal, skating rink terpanjang
sedunia sebab suatu sungai :-). Lalu mau ikut kejuaraan sepeda
Olympiade untuk kakek-kakek, jatuh ambil tikungan ketajaman, patah
tulang selangka di awal tahun 2000, masuk rumkit North York Gen.
Belum selesai, operasi prostat TURP Januari 2012 di Scarboro Grace
juga. Kemarin habis kemping dari Gaspe Peninsula, keberatan bawa
backpack, burut/hernia, operasi lagei 🙂 September 2019. Jadiii prens
sadayana, laporan ‘live’ ini dari suatu rumkit di Jepang, silahkan
liat dapat bintang berapa, dilakukan wartawan Anda yang kredensialnya
boljug, dari orok 8 bulan sampai kakek 72 tahun pengalaman rumkitan.
More good news: Ada free laundry all you can wash di lantai 6 rumkit.
Another good news: Minuman 3 lemari es seabrekan silahkan ditenggak.
Still good news: WC di kamar ini WC Jepang, cocok untuk si Aida dan
Nurlela yang minta kemping ada WC flush toilet pakai semprotan air.
Telepon dokter di Wako ‘bad timing’ sebab baru saja saya selesai pompa
bola untuk ‘exercise’ dan ‘manual’ alias mesti diinjek seratus kali.
Untung saya pengalaman pompa air minum di cagar-cagar alam danau di
Ontario jadi sabar. Baru saya latihan ‘dumbbotol’, eh gue dibilang
positif. Good news lagi terus, saya pack semua hadiah Princess (diberi
oleh Amanda) tsb ke ‘canoe pack’ saya dan saya taruh label nama si
bos lengkap dengan nomor passportnya di pack itu dan satu lagi koper
merahnya dengan permintaan ke Amanda untuk oper keduanya ke Intercon
Hotel di atas. Sebetulnya Amanda mau beliin baju udah tawarin mau dari
‘designer house’ Nina Wang atau Dior. Dasar Cecile Jawi penghemat
dia mah ogah, kali dia minta dari Uniqlo aja, tunggu kabar ini mbesok
pas surat-surat dari Kedubes Kanada di Tokyo sudah beres, dia tak
akan dikarantina lebih lanjut. Baidewe, kalau saja saya ikut pesawat
charter Air Justin Trudeau kemarin, konon semua sudah disuruh pulang
ke rumahnya, pemerintah kantongnya kempes kalau kelamaan. Mana bisa
begitu, janjiku di Gereja Katedral 10 Mei 1975 engga main-main, for
better for worst, my wife goes to a hospital I will copy her. Santo
Antonius jagoannya Cecile tersenyum, “bom Dia” Oom Antonius di surga.
Yup, doski Portugis bukan Italiano. Konon di surga orang udah engga
tambah tua lagi, akan segitu-gitunya, ente check lebih dulu dah :-).
Weladalah sampai lupa jawabin pertanyaan anak-anak ServiamTO. Si Poer
sohibku badmintonan dan sekarang juga ‘interior camping’ bertanya sbb.
Canadian yang dievakuasi pemerintah Canada definisinya siapa saja ya?
Citizen only? Or Citizen plus PR who really lives in Canada, or
Citizen plus PR regardless of residential location? or else? Unquote.
Poer cepetan ambil paspor ‘maple leaf’ selain paspor Garudamu, dapat
banyak kemudahan :-). Sebab selain yang diangkut Canadians,juga mereka
yang PR tanpa perduli domisili dimana. Jadi engga rugi Poer WNKanada,
bandingkan dengan nasib ABK WNI dari Diamond Princess, sampai hari ini
masih ada di “Wuhan Terapung” itu dan mereka semakin takut matek,
maklum atau belum kawin atau anak-anaknya masih pitik. Bang Jeha mau
sarapan dulu, bisa seduh kopi dhewek disediakan seton kopi gula susu,
domo arigato Shinzo Abe-san, banzai tennou Naruhito, Cecile and I love
Japan, we don’t hate you, wekwekwek. Warti sayang, jangan nangis nak.
… (bersambung) …( Jusni H / IM )