Japan Foundation Jaga Penampilan Koleksi Ningyo selama Pameran di GNI
dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 11 Juli 2023/Indonesia Media – The Japan Foundation, Jakarta tetap menjaga koleksi Ningyo (bahasa Jepang, boneka) selama pameran di Galeri Nasional Indonesia (GNI), minimal tampilan boneka sebagai benda sekelebat berbentuk manusia sesungguhnya. Sehingga Japan Foundation sempat briefing kepada para petugas di gedung D Galeri untuk menyisiri beberapa boneka yang rambutnya panjang terurai. “mba Puput (dari Japan Foundation) sudah wanti-wanti, kami (petugas pameran) harus mengenakan sarung tangan. Patung tidak boleh tersentuh kulit. Rambut patung yang terbuat dari benang, kadang acak-acakan kena AC (air conditioner). Sehingga saya harus rutin menyisiri beberapa patung,” salah satu petugas Galeri, Deandra mengatakan kepada Redaksi.
Japan Foundation bekerjasama dengan GNI, Museum dan Cagar Budaya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi gelar pameran Ningyo. Pameran dibuka secara resmi (5/7) oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, HE Kanasugi Kenji. Menurut petugas, sampai dengan hari ke-5 pameran, antusiasme masyarakat terutama dari Jakarta dan sekitarnya relatif tinggi. “Selain memandu pengunjung, saya harus jaga ‘penampilan’ patung-patung. Saya sisiri patung yang rambutnya panjang. Tekstur rambutnya agak kasar. Kalau patung berambut pendek, sebentar saja (disisir). Saya sisiri secara perlahan-lahan, jangan sampai merusak tekstur rambut patungnya,” kata mahasiswa semester akhir Fakultas Ilmu Komunikasi di Jakarta.
Budaya boneka di Jepang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat Jepang terdahulu, bermula dari ritual pengusiran roh jahat. Kemudian, masyarakat Jepang menjadi terbiasa untuk mengadakan doa pertumbuhan anak, hingga semakin berkembang pada abad ke-17. Pembuatan boneka dapat ditemukan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Mulai dari lingkungan istana Kekaisaran Jepang sampai perumahan rakyat jelata. “Ada ibu-ibu tua, sekitar umur 65 – 70, datang bersama keluarga. Ketiga anaknya lulusan sastra Jepang, dan suka budaya Jepang. Dia juga punya replika dari patung-patung yang dipamerkan disini. Dia sharing, dan saya sempat tanya balik. Ibu tua itu melihat keunikan dari setiap tampilan boneka yang dipamerkan,” kata Deandra. (sl/IM