Investasi, Alih Teknologi untuk Industri EV di Indonesia Dibutuhkan
dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 30 Agustus 2023/Indonesia Media – Investasi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terutama dari Tiongkok dan alih teknologi, otomatis mendorong optimasi penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pengadaan EV di dalam negeri. Penguatan struktur industry EV dalam negeri serta mengurangi ketergantungan impor, TKDN rata-rata ditetapkan sampai 40 persen. “Dengan adanya TKDN 40 persen, (idealnya) perlu investasi. Pabrik dibangun, sehingga ada komponen yang disubstitusi, yang awalnya diproduksi di Tiongkok,” kata Hendro Sutono dari KOSMIK (Komunitas Sepeda/Motor Listrik Indonesia)
Penjualan sepeda motor listrik di Indonesia telah mencapai 48 ribu unit. Pada awal-awal sosialisasi EV, Kementerian Perhubungan sempat gelar uji coba. Masyarakat masih melihat sampai sejauh mana keuntungan menggunakan EV ketimbang kendaraan berbahan bakar minyak (BBM). Sekarang ini sudah mencapai untuk yang sepeda motor saja itu hampir 48 ribu kendaraan sepeda motor listrik yang sudah ada di masyarakat. “Seiring dengan pertumbuhan EV, pemerintah berharap alih teknologi dan investasi. Kondisi sekarang juga tidak serta merta semua (komponen) impor dari China, (sebaliknya) ada batasan,” kata pemilik bengkel EV di bilangan Kebon Jeruk Jakarta Barat.
Pemerintah mencanangkan target penggunaan EV dengan berbagai jenis termasuk bus, commercial vehicle, passenger vehicle, motorcycle sampai 2,5 juta unit. Semua jenis EV sudah bisa terlihat di berbagai ruas jalan. Kondisi sekarang, EV lebih dominan digunakan masyarakat di Papua. Beberapa tahun yang lalu harga BBM di Papua rata-rata mencapai tujuh hingga 14 kali lipat dibandingkan harga di Pulau Jawa. Di Kabupaten Puncak, misalnya, harga BBM berkisar antara Rp50.000-Rp100.000 per liter. Meski kebijakan penyetaraan harga BBM di Papua disamakan dengan harga BBM di Jawa yang ditetapkan Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo, kondisinya belum berdampak sangat luas terhadap penggunaan EV di Papua. Kondisi di pulau Jawa, masih banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan BBM. Sehingga target (2,5 juta unit) masih belum tentu bisa tercapai. “Untuk target tahun 2023, penyaluran subsidi sepeda motor listrik, sampai 200 ribu kendaraan. Kalau terpenuhi, rencananya target ditingkatkan sampai 600 ribu per akhir tahun 2024,” kata Hendro Sutono di sela Indonesia – Shenzhen Longhua Trade Cooperation Meeting di hotel Borobudur. (sl/IM)