Ini Perkiraan Spesies Manusia Jenis Baru Setelah Para Pria Punah


Bagi sebagian kalangan, teori evolusi yang dikemukakan Charles Darwin adalah teori yang menggelikan. Bagaimana mungkin manusia yang sempurna berasal dari monyet? Namun menurut pakar genetika asal Australia, teori ini ada benarnya. Sebab 5 juta tahun lagi mungkin akan muncul spesies manusia baru.

Adalah seorang profesor genetika asal La Trobe University, Australia, bernama prof Jenny Graves yang ikut menyepakati teori tersebut. Berdasarkan analisis genetiknya setelah membandingkan informasi genetik dari berbagai jenis spesies, dia memprediksi bahwa laki-laki akan punah.

Rahasianya terletak pada penyusutan kromosom Y, kromosom yang menentukan jenis kelamin laki-laki. Perempuan memiliki kromosom XX, di mana kedua kromosom ini dapat saling membantu memperbaiki jika terjadi kerusakan. Lain halnya dengan laki-laki yang memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y.

“Kromosom Y ini adalah kromosom X yang terdegradasi. Jika dilihat, ukurannya lebih pendek dibanding ukuran kromosom X. Setelah kami perbandingkan, kromosom Y adalah kromosom yang rapuh, ukurannya akan semakin bertambah pendek dan akhirnya hilang,” kata prof Graves dalam acara seminar yang diselenggarakan di Kedutaan Besar Australia, Jl. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Prof Graves memperkirakan bahwa sekitar 166 juta tahun yang lalu, kromosom Y memiliki 1.669 gen. Sedangkan saat ini hanya tersisa 45 gen. Jika dihitung penyusutannya, kromosom Y akan hilang sekitar 4,6 juta tahun ke depan. Artinya, laki-laki sebagai pembawa kromosom Y otomatis akan punah.

Lantas apakah manusia juga akan punah? Ternyata jawabannya tidak. Prof Graves menjelaskan bahwa ada kemungkinan akan muncul spesies manusia jenis baru tanpa kromosom Y. Tapi bagaimana bisa manusia bereproduksi jika tak memiliki kromosom Y?

Ternyata penentu jenis kelamin manusia tidak melulu ada pada kromosom Y. Menurut prof Graves, rahasia penentuan jenis kelamin pada manusia terletak pada kode genetik khusus yang disebut SRY (Sex-determining region Y). Kode ini melekat pada kromosom Y.

“Pada dasarnya, kromosom Y yang menyusut tidak benar-benar lenyap sepenuhnya, melainkan bagian yang hilang akan menempel pada bagian kromosom-kromosom yang lain. Bisa juga SRY sebagai penentu jenis kelamin akan melekat pada gen yang lain,” terangnya.

Berdasarkan analisis, fungsi SRY sebagai penentu jenis kelamin ini ternyata hanya dijumpai pada mamalia, sedangkan pada ikan dan reptil belum ada. Bahkan pada spesies kura-kura, jenis kelamin bayi ditentukan dari suhu lingkungan telur.

“Apabila lingkungannya dingin, telur akan menetas menjadi kura-kura jantan. Kalau suhunya panas akan menjadi kura-kura betina,” terangnya.

Kuat dugaan bahwa kemunculan fungsi SRY ini berkembang seiring proses evolusi. Bisa saja kode genetik SRY ini melekat pada komponen gen lain, tak lagi melekat pada kromosom Y. Sebab, prof Graves mencontohkan, tikus Jepang masih mampu bereproduksi meski telah kehilangan kromosom Y-nya.

Nah, jika kromosom manusia tinggal kromosom X saja, prof Graves berhipotesis bahwa mungkin jenis kelamin manusia akan berbeda ditentukan dengan kode XX dan XO. Artinya, salah satu jenis kelamin memiliki 2 kromosom X, dan jenis kelamin lainnya hanya memiliki 1 kromosom X tanpa kromosom Y.

“Tidak menutup kemungkinan di masa mendatang gen insulin mengambil alih gen penentu jenis kelamin. Tapi seperti apa pastinya kita tidak tahu. Manusia belum hidup cukup lama sampai melihat kromosom Y tersebut hilang,” terang prof Graves.

Sebagai perbandingan, manusia modern diperkirakan baru menghuni bumi sekitar 200 ribu tahun yang lalu. Sedangkan perkiraan prof Graves, kemunculan manusia jenis baru ini baru ada sekitar 5 juta tahun lagi.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *