Industri Konstruksi Indonesia Butuh Banyak Tenaga dengan Keahlian Khusus
dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 22 Oktober 2023/Indonesia Media – Asosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Konstruksi Indonesia (APPAKSI) melihat urgensi program pendidikan, pelatihan untuk mekanik dan operator untuk mengisi kebutuhan pasar dan industri konstruksi. Berbagai keahlian khusus operasional alat-alat konstruksi termasuk maintenance (perawatan) sangat signifikan. “investasinya (alat konstruksi) sangat mahal, sampai milyaran rupiah. Kalau (alat) tidak di maintain dengan baik, (perusahaan) pasti rugi. Belum lagi factor penyusutan, biaya terus, ibaratnya menjadi momok. sehingga faktor tenaga kerja (operator) harus betul-betul disiapkan. kebutuhannya tinggi,” sekretaris umum APPAKSI Gatot Sudjito mengatakan kepada Redaksi.
Praktik di lapangan, keahlian operator alat juga menentukan factor Availability atau Run Time / Planned Production Time. Availability alat konstruksi idealnya harus mencapai 80 – 90 persen per tahun. Kalau angkanya di bawah 80 persen, kemungkinan perusahaan mengalami kerugian. “Alat harus di maintain, dan harus ada operator, mechanic yang terampil. Selain pemasok spare part (suku cadang), industry terkait harus integrated (terpadu), tidak bisa satu-satu. Kalau integrated, industry konstruksi di Indonesia bisa berdaya saing karena efisien,” kata Gatot Sudjito.
Factor availability alat-alat hampir tidak mungkin bisa mencapai 100 persen. Sebaliknya, kalau angkanya di bawah 80 persen, pasti rugi. Beberapa pemilik alat konstruksi masih harus cicil mengembalikan pinjaman kepada perusahaan leasing. Beberapa perusahaan butuh barang modal berupa alat konstruksi seperti excavator, backhoe sebagai aset untuk kegiatan usahanya. Kalau bisnis lancar, mereka harus mengembalikan pinjaman dengan cicilan. “Kalau perusahaan besar seperti UT, punya program pendidikan untuk mechanic dan operator. Tapi program tersebut khusus untuk penyediaan mechanic dan operator bagi (perusahaan lain) yang beli alatnya. Kami, sebagai asosiasi juga berpikir kesana untuk jangka pendek dan jangka panjang. Supaya tenaga mechanic, operator alat konstruksi semakin professional, berdaya saing,” kata Gatot Sudjito. (sl/IM)