Ilmuwan LIPI: Argumentasi Koalisi Prabowo Dangkal


Peneliti senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Syamsuddin Haris mengatakan argumentasi Koalisi Merah Putih dalam merumuskan alasan pemilihan kepala daerah amat dangkal.

Koalisi berpendapat pemilihan oleh DPRD sesuai dengan Pancasila sila keempat yang memberikan mandat kepada perwakilan rakyat untuk menetapkan pemimpin.

“Pancasila enggak usah dibawa-bawa,” kata Syamsuddin saat dihubungi, Jumat, 12 September 2014. “Apakah Pilkada langsung sembilan tahun terakhir ini tak sesuai dengan Pancasila?” kata dia mempertanyakan.

Syamsuddin menilai ada beberapa dampak negatif Pilkada oleh DPRD. Salah satunya pemerintah daerah dan DPRD menjadi sangat kolutif dan transaksional yang akhirnya berujung pada korupsi.

Ia memprediksi selama lima tahun kepala daerah hanya melayani partai politik dan politisi DPRD sehingga kepentingan publik tidak terurus. Dampak negatif berikutnya adalah oligarki dan kartelisasi partai politik menguat yang berakibat akses dan partisipasi publik dalam politik merosot drastis.

Salah satu politisi anggota Koalisi Merah Putih, Herman Kadir, malah membawa-bawa nama besar Bung Karno. “Bung Karno telah meletakkan pondasi pemilihan lewat parlemen,” kata Herman yang menjabat Wakil Sekjen DPP Partai Amanat Nasional.

Menurut Herman, sistem demokrasi langsung sama dengan sistem liberal barat yang memberikan masing-masing kandidat bertarung secara buas. “Tak sesuai dengan kebudayaan bangsa,” katanya.

Dia mengkritik para kepala daerah yang dua hari lalu berkumpul di Jakarta menolak pemilihan lewat DPRD. Mereka itu sesat dan naif, sesumbarnya, cara berpikirnya salah.
Saat ini dalam pembahasan RUU Pilkada, ada enam fraksi yang tak setuju Pilkada langsung, yakni Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Gerindra.

Sedangkan Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dan Partai Hanura mengikuti pemerintah. Partai Demokrat sebagai partai pemerintah masih konsisten menolak Pilkada langsung dengan alasan penghematan anggaran dan menghindari politik uang dalam Pilkada langsung.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

4 thoughts on “Ilmuwan LIPI: Argumentasi Koalisi Prabowo Dangkal

  1. James
    September 13, 2014 at 10:55 pm

    kan memang Koalisi Prabowo itu gak ada Isinya sama sekali Maka gak heran kalau disebut Dangkal juga, Kalah saja gak mau menerima malah Ngoto pengen Menang !!!

  2. AMASS.
    September 26, 2014 at 5:08 pm

    KOALISI MERAH PUTIH ITU APA ARTINYA.?BENDERA KITA MERAH ARTINYA BERANI DAN PUTIH ARTINYA BENAR KENYATAANNYA BERANI KARENA NEKAD DAN KALAP,ITU KAN MENODAI SANG SAKA KITA???
    MEMANG BOWO INI SDH KALAH ,NGANGGUR.JADINYA CARI2 ,BAHKAN MERUSAK TATANAN BANGSA YG SDH BAGUS…ADILI DAN HUKUM :
    1).SEBAIKNYA TUNTASKAN SEJARAH HITAM BANGSA:SOAL PENCULIKKAN ACTIVISTS KITA.; BHAKAN WOWO SDH MENGAKUI DIDEPAN BBRP JEND DIDEPAN ,DKM. DIA YG MENGGERAKKAN KOPASUS..BUKAN ATAS PERINTAH ATASANNYA(PANGLIMA ATASANNYA,JDR WIRANTO TDK PERNAH MEMERINTAHKAN;MENYANGKAL) LALU BILANG ATASANNYA :PRESIDEN,…DISANGKAL DKP;PASTI PRES TDK MEMERINTAHKAN HAL DEMIIAN…
    LALU DIAMENGAKUI”DIA SALAH TAFSIRKAN : BTO.

    2).MENYALAH GUNAKAN KOPASUS UNTUK TUGAS2 YG SAMA SEKALI BUKAN TUGASNYA:MENCULIK RAKYAT),MENODAI NAMA BAIK KOPASUS KITA.

    3)..WOWO(MNRT jDR KIFLAN) MRK TAHU DIMANA ACTIVISTS DIBUNUHNYA DAN DIMANA KUBURNYA….NAH KURANG APA LAGI???
    SEJARAH BANGSA INI HRS DILURUSKAN UTK GENERASI KITA NANTINYA.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *