Holding Kementerian BUMN dengan Transformasi Pariwisata, Penerbangan Morotai


Holding Kementerian BUMN dengan Transformasi Pariwisata, Penerbangan Morotai

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 1 Desember 2020/Indonesia Media – Pemerintah Kab. Pulau Morotai meyakini pengembangan bandara existing sejalan dengan pembentukan holding pariwisata oleh Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara), yakni transformasi sektor pariwisata serta penerbangan, kendatipun persiapan pembangunan international airport tetap berjalan pada pertengahan tahun 2021 mendatang. Infrastruktur airport dibangun Kementerian Perhubungan, termasuk perpanjangan serta pelebaran runway dan fasilitas ruang tunggu kedatangan/keberangkatan penumpang. “Dulunya, (bandara) milik Lanud Morotai. Tapi infrastruktur sudah ditingkatkan. Panjang runway menjadi 2,4 kilometer, lebar 60 meter. Spesifikasi termasuk ketebalan aspal sudah memenuhi kriteria untuk Boeing. Pembangunan  international airport sudah diprogramkan,” Bupati Morotai Benny Laos (Lin Chengwei) mengatakan kepada Redaksi melalui sambungan telepon.

Secara geografis, Pulau Morotai terletak di antara Samudera Pasifik dan Pulau Halmahera. Luas Wilayah Pulau Morotai berupa daratan seluas 2.314,90 km2. Pulau Morotai ini sendiri juga merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara yang terdiri dari lima wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Morotai Selatan, Morotai Timur, Morotai Selatan Barat, Morotai Utara dan Morotai Jaya. Pulau Morotai menjadi lapangan terbang bagi Jepang selama Perang Dunia II. Pulau ini diambil alih oleh angkatan Amerika Serikat pada September 1944 dan digunakan sebagai landasan serangan Sekutu ke Filipina pada awal 1945 serta ke Borneo timur pada Mei dan Juni tahun itu. “Visi misi kami memang fokus pada perikanan, pertanian, pariwisata. Khususnya untuk pariwisata, Morotai sebagai 10 ‘bali’ baru, kami terus memperbaiki infrastruktur penunjang. Kami kebut-kebutan selama tiga tahun, sejak saya dilantik menjadi bupati. Sekarang, ada kapal penumpang Daruba (Morotai Selatan) – Dodola (sebelah barat pulau Morotai). Biasanya, masyarakat sewa speedboat sebesar Rp 1,5 juta. Tapi sekarang, ada kapal penumpang dengan tariff Rp 150 ribu Pp (pulang pergi). Kapal tersebut hibah dari Kementerian Desa dan Kementerian Perhubungan,” tegas suami Sherly Tjoanda (Cai Renzhen)

 

 

 

 

 

 

 

 

Dengan anggaran APBD, penyediaan fasilitas untuk wisata yang suka diving. Bagi non-diver tetap bisa menikmati keindahan bawah laut dengan kapal glass bottom. Pecinta diving dengan fasilitas kapal diving dan dive center. Penyelam bisa melihat bawah laut Morotai yang selama ini dikenal karena keindahan alam bawah laut Morotai. Dermaga diperbaiki di Dodola, di ugrade dengan pembangunan cottage berarsitektur khas wisata bahari. Pemerintah tetap menjaga kondisi mangrove sepanjang 12 km dengan fasilitas sepeda, jetski, atraksi di laut seperti trampoline. Letak geografis Morotai ibaratnya Mutiara di Bibir Pasific. Sehingga perjalanan dari China, Taiwan ke Morotai dengan direct flight sangat strategis. “(China – Morotai) sekitar empat jam. Taiwan – Morotai sekitar tiga jam. Perbandingan, Jakarta – Shanghai 6 – 8 jam penerbangan. Bahkan, turis asal China yang selama ini mengenal Bali, lambat laun beralih ke Morotai. Karena perjalanan ke Morotai jauh lebih dekat ketimbang ke Bali. Alamnya juga masih virgin, cocok untuk prewed. Total ada 33 pulau pulau kecil. Tapi yang berpenghuni hanya sekitar tujuh pulau, yang lain kosong. Yang paling penting, tidak ada transmisi local case covid. Turis berwisata tanpa merasa khawatir. Sinyal 4G Telkomsel sudah 90 persen. Kalau investasi China mau masuk, kami sudah akan berencana pembangunan international dock dan pabrik tapioca,” tegas Benny.

Morotai, sejak 2019 sudah bukan lagi daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal), melainkan 1T (terdepan, terpencil). Karena kondisi social kemasyarakatan, kesejahteraan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Indicator IPM (indeks pembangunan masyarakat) sudah naik dari batas IPM daerah tertinggal sehingga tidak lagi berkategori daerah tertinggal. Selama masa pemerintahannya, Benny mencanangkan program ‘Negara hadir.’ Artinya, masyarakat sejak lahir sampai mati, diberi bantuan sosial oleh pemerintah daerah. Warga yang tidak mampu, fasilitas BPJS ditanggung pemerintah. Pemasangan listrik gratis, petani yang mau buka lahan dibarengi pendampingan untuk menunjang kegiatan pertanian. Selain, Pemerintah Morotai membuka penyediaan pupuk, bibit. Nelayan dan pembudidaya diberi bantuan rumah. Nelayan yang belum memiliki kapal juga diberi bantuan. “apakah masyarakatnya kaya raya? mungkin belum, tapi semua kebutuhan dasar sebagai manusia sudah difasilitasi pemerintah. Harusnya sejahtera,” tegas politisi kelahiran  Ternate, Maluku Utara, 8 Agustus 1972. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *