Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, mengkritisi pernyataan mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen, dalam sebuah talk show di sebuah televisi yang menyatakan bahwa ada ‘pasukan lain’ di luar tim Mawar yang melakukan penculikan aktivis masa itu.
“Pernyataan tersebut perlu didalami lantaran Kivlan sendiri adalah mantan orang dekat seorang capres (Prabowo Subianto) kala masih aktif sebagai tentara. Pasalnya, rekam jejak calon pemimpin sangat penting untuk tidak dilupakan. Jangan ada upaya untuk membelokkannya,” ujar Haris Kamis (1/5/2014).
Menurut Haris, munculnya seorang Kivlan pada situasi akhir-akhir ini adalah bagian dari uapaya untuk memperkuat argumentasi mendukung Prabowo menjadi seorang presiden, para petinggi tentara dimasa lalu atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia pun patut dimintai pertanggung jawabannya tidak terkecuali Kivlan.
“Seorang pemimpin harus mampu memproyeksikan masa depan yang ditawarkan, serta jujur dengan masa lalunya. Prabowo tidak menunjukkan adanya prestasi yang gemilang untuk bangsa ini dan memiliki rekam jejak yang belum tuntas, sedangkan kemampuan buat masa depannya pun tidak jelas namun tetap terus ngotot ingin menjadi presiden,” ungkapnya.
Koordinator Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI) Mugiyanto mengatakan, pengakuan Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen yang disaksikan oleh jutaan pasang mata harus ditindaklanjuti pasalnya ia mengetahui 13 aktivis yang hilang diculik Kopasus.
“Selama 16 tahun kita perjuangkan, mungkin ini bukan berita baru bagi beberapa orang. Tapi IKOHI menganggap informasi ini penting, pasalnya Kivlan Zen adalah pejabat militer ketika peristiwa itu terjadi,” ujar Mugiyanto dalam pernyataan di blog-nya.
Ia menuturkan bahwa Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah selesai melakukan penyelidikan untuk kasus penghilangan paksa periode tahun 1997-1998 sejak November 2006, berkas penyelidikan tersebut masih disengketakan oleh Komnas HAM dan Kejaksaan Agung.Jaksa Agung menganggap berkas tersebut belum lengkap, oleh karena itu kasus ini tidak segera disidik dan dituntut di Pengadilan HAM.
“IKOHI yang merupakan wadah keluarga korban penghilangan paksa 1997-1998 dan korban pelanggaran HAM lainnya mendesak Komnas HAM untuk segera memanggil Mayjen Kivlan Zen untuk dimintai keterangannya,” tegasnya.
Mugianto menambahkan bahwa sebagai penegasan informasi terkait keberadaan para korban yang telah dinyatakan oleh Kivlan, menjadi hal utama tuntutan keluarga korban selama 16 tahun berjuang.
“Kami menganggap bahwa pengabaian atas informasi penting ini adalah pengingkaran hak atas kebenaran bagi korban dan keluarga korban,” pungkasnya.
lupakan saja tragedy tersebut. Yang penting kita melihat kedepan saja. Yang masa lalu, cukup jadi pelajaran sejarah. Buang2 waktu saja memikirkan kejadian tersebut.
kalau Peristiwa tersebut Harus dilupakan berarti Melupakan Sejarah Indonesia juga berarti Lupakan IINDONESIA, bbarkan saja Indonesia nya !!! loe Komen se enak perut sendiri dasar Dableg, maka bukti Indonesia sulit sukar untuk MAJU !!! terlalu banyak orang seperti loe !!!
masih ada tragedy yang lebih dahsyat, pembantaian tiananmen tahun 89. ini juga mesti diusut.
Tienanmien masih KALAH jauh dengan Peristiwa Gestapu 1965 yang berjumlah sekitaran 1 juta Penduduk paling sedikit (tanpa Peradilan), disusul Timor Timur sekitaran 750.000 penduduk, disusul dengan Aceh, disusul dengan Papua secara Konsisten , disusul dengan Maluku, disusul dengan Bentrokan Warga yang saling bunuh dan dibunuh TNI, berita terakhir ada seorang TNI-AL Kopaska membawa SAMURAI untuk menantang Warga di Jakarta akhirnya di Keroyok habis oleh Warga dan satu lagi pagi ini berita seorang TNI ditegur Poltas karena Tidak Memakai Helm akhirnya si Poltas di TUSUK !!! ha ha ha Indonesia !!! Indonesia memang sudah Termasuk Negara Pelanggaran HAM Berat berdasarkan Penilaian Internasional dan disampaikan oleh Kontras. maka gak usah Membandingkan dengan Negara Lain tapi Ngaca didepan Cermin saja deh, Tambah Kemaluan dengan jalan Mengelak Terus dan Membantah Kenyataan !!!
pembantaian suku indian abad ke 17 dan pembantaian suku aborigin abad ke 18 lebih dahsyat lagi. Korbannya bisa 20 juta orang hingga populasinya menyusut.
he ha katanya jangan suka membandingkan dengan Negara lain ?? ternyata loe sendiri mebanding-bandingkan juga yah ??? menelan ludah sendiri….
gw bilang jangan suka ikut2an negara lain, bukan membandingkan.
atur-atur aja gimana maunya…..
LANJUTKAN Pengusutan Para Pelaku Pelanggaran HAM itu sampai keakarnya, karena ini perihal Sejarah Hitam Negara Indonesia dimata Dunia Internasional, sangat Memalukan !!! sangat disayangkan dan disesalkan bila Rakyat Indonesia Memilih Presiden Mendatang yang Terlibat Pelanggaran HAM, maka akan seterusnya Berlaku di Indonesia ini HAM dilanggar Terus Menerus dan Rakyat menjadi Korbannya !!!
kalau manusia kanibal pelanggar HAM ini terus dibiarkan menghirup udara segar, maka indonesia akan selalu di cap sebagai negara pembantai manusia. TANGKAP SEGERA!!!!