Fakta-fakta penangkapan terduga teroris di Surabaya


fakta-fakta-penangkapan-terduga-teroris-di-surabayaAnggota Densus 88 Mabes Polri menangkap empat terduga teroris diSurabaya. Penangkapan keempatnya dilakukan di tempat yang berbeda.

Yang pertama kali ditangkap adalah Priyo Hadi Purnomo (35). Dia ditangkap di Jalan Kedungdoro, Surabaya, Rabu (8/6) sekitar pukul 10.30 WIB. Terduga teroris Jefry, ditangkap di Jalan Kalianak sekitar pukul 11.00 WIB. Dan terduga teroris ketiga, Ferry Nofendi ditangkap di Jalan Setro Timur. Selanjutnya pria berinisial S ditangkap.

“Pendalaman Densus ada lagi atau hanya mereka sedang ditelusuri. S ditangkap di Surabaya, S salah seorang ada kaitan sama mereka bertiga,” kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Agus Riyanto di Mabes Polri, Jumat (10/6).

Para teroris di Kota Pahlawan ini merupakan jaringan Negara Islam Irak dan Suriah atau disebut ISIS. Pemimpin dalam jaringan keempatnya adalah Abu Jandal alias Salim Mubarok At-Tamimi.

berikut sejumlah fakta penangkapan terduga teroris di Surabaya:

1.Ingin membuat teror seperti serangan di Thamrin
Terduga teroris yang diamankan oleh Densus 88, telah merencanakan serangan seperti di kawasan

Thamrin, Jakarta. Dua pelaku tersebut yakni Priyo Hadi Purnomo dan Jefry.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, kedua pelaku tersebut sudah dua tahun

merancang misi untuk melakukan pengeboman saat bulan Ramadan 2016 ini di pos polisi Jalan Mirarah

Galaxy Surabaya.

“Sejak mereka keluar dari penjara, kemudian timbulah semacam ide-ide untuk melakukan aksi ini.

Setelah bebas itu, pergaulan mereka sudah seperti kelompok teror lainnya,” ujar Boy di Gedung Divisi

Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/6).

Boy sendiri tidak membantah, bahwa kedua pelaku ini terinspirasi melakukan serangan serupa dengan

bom di Thamrin. Sebab, ada dugaan mereka hadir dalam setiap perkumpulan bahkan dalam serangan

bom di Thamrin lalu.

“Sedang kami dalami. Tidak bisa dipastikan apa terlibat. Tergantung dari hasil pemeriksaan,” katanya.

Sementara itu, lanjut Boy, pihaknya juga masih menyelidiki terkait dengan adanya dugaan aliran dana anggaran dari sejumlah pihak yang mendanai kegiatan mereka. Donatur itu bisa seperti penyaluran senjata dan uang untuk kegiatan aktivitas.

“Yang jelas sekarang kan ada fakta berupa senjata yang akan digunakan untuk kegiatan aksi teror,” katanya.

Dari data yang dihimpuin, para pelaku terpengaruh radikalisme saat mendekam di lembaga pemasyarakatan di Porong, Sidoarjo, Surabaya. Kala itu, keduanya berada satu sel dengan terpidana teroris. Selama di Porong keduanya sering terlibat jaringan Shibgho. Dari situ sudah mulai terkena radikalisme.

Boy menambahkan, Jefri sempat bekerja untuk Salim Mubarak At Tamimi alias Abu Jandal. Abu Jandal pernah mengancam TNI dan Polri.

Sedangkan Jefry pernah terlibat jaringan Muhammad Sholeh. Muhamad Sholeh merupakan salah satu teroris Cimanggis, Depok.

2.Bom yang dibuat tergolong canggih

Para terduga teroris di Surabaya awalnya merencanakan aksi teror di pos polisi Jalan Mirarah Galaxy Surabaya. Mereka pun merakit bom yang tergolong canggih.

“Bom menggunakan pemicu ledakan pertama menggunakan sensor cahaya. Yang mana bom akan diletakkan pada malam hari saat matahari terbit bom akan meledak. Tapi jika gagal ledak akan menggunakan pemicu kedua yakni handphone. Kalau ini gagal tiga pelaku akan masuk ke pos-pos tersebut dengan menggunakan rompi bom bunuh diri,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar.

“Mereka melakukan penyerangan dengan bom yang disiapkan di sejumlah tempat umum dan kantor petugas, mirip seperti di bom di Jalan MH Thamrin Jakarta,” sambungnya.

Dari penggerebekan kemarin, disita barang bukti berupa tiga buah bom, dua pucuk senjata api laras panjang jenis river, satu pucuk senjata api laras pendek beserta empat butir peluru, bahan-bahan peledak berupa high explosive, cairan kimia, timbangan dan alat pembuatan bom. Selanjutnya sangkur, dan ponsel yang digunakan untuk pemicu bom.

3.Salah satu terduga teroris sudah disiapkan sebagai ‘pengantin’

Priyo Hadi Purnomo (33), yang diamankan tim Densus 88 diduga sebagai calon bom bunuh diri atau ‘pengantin’.

Hal ini dinyatakan dengan penemuan barang bukti seperti bom, bahan peledak, senjata laras panjang dan pendek, sebuah handphone, dan beberapa cairan yang akan digunakan sebagai bahan peledak. Barang itu diduga akan dipakai untuk meledakkan diri.

“Kalau dilihat barang buktinya iya (bom bunuh diri). Nantinya ia akan memakai telepon genggam untuk pemicu ledakannya,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar.

Priyo telah menyiapkan rencana pengeboman selama dua tahun. Yakni sejak dirinya keluar dari dalam sel LP Porong

4.Rumah yang digerebek Densus 88 tempat jual nasi

Rumah tempat persembunyian terduga teroris yang berada di Jalan Lebak Timur 3D No 18, Kecamatan Tambaksari, Surabaya diketahui merupakan warung dan penyewaan PS.

“Iya kaget saja mas. Wong warga sini itu tahunya tempatnya adalah warung nasi dan persewaan game Play Station,” terang salah seorang warga sekitar, Suhadi, Rabu (8/6).

Tidak hanya itu, yang diketahui warga, rumah tersebut ditempati Sutego dan istrinya Jarmi yang pekerjaan sehari-hari sebagai petani. Tiap pagi Jarmi berjualan nasi, sementara Sutego pergi ke sawah hingga sore hari.

“Warga sini itu tahunya kalau bapak dan ibunya baik dan berbaur dengan warga. Kalau Purnomo, jarang tegur sapa dengan warga. Apalagi, di sini belum lama, iya sekitar satu Minggu,” katanya.

5.Sebelum penggerebekan, anggota Densus pura-pura beli es

Penggerebekan yang dilakukan tim Densus 88, di Jalan Lebak Timur 3D Nomor 38, mengejutkan orang tua Priyo Hadi Purnomo. Sebab, orang tuanya yang saat itu sedang jualan di warungnya, didatangi dua orang tidak dikenal dengan berpura-pura membeli es.

“Dua orang laki-laki datang beli es, dan menanyakan anak (Priyo Hadi Purnomo) saya,” terang Jarmi, orang tua Priyo Hadi Purnomo, Kamis (9/6).

“Priyo wonten ten griyo ta, Bu? (Priyo apakah ada di rumah, Bu?),” kata Jarmi menirukan perkataan salah satu orang lelaki yang merupakan tim Buser Densus 88.

Jarmi pun menjawabnya, kalau anaknya tidak ada di rumah, sedang berada di luar. “Kulo inggih sanjang, lak larene bade medal (iya saya bilang kalau anaknya itu keluar),” tambah wanita 56 tahun tersebut.

Setelah berkomunikasi menanyakan Priyo. Ternyata yang dilakukan tim Buser Densus 88 itu untuk memastikan mengenai tempat tinggal Priyo, dan tidak lama disusul banyak orang berpakaian hitam (Densus 88) datang dan memintanya keluar.

“Saya kaget, ada sekitar 10 orang berpakaian hitam datang dan menyuruh saya untuk keluar. Karena akan ada pemeriksaan,” ucap Jarmi.

Setelah Jarmi keluar dari warungnya, tim Densus 88 langsung melakukan penyisiran dan penggeledahan semua tempat tinggalnya. Terutama bangunan rumah yang ada di tengah terbuat dari papan itu tidak luput penyisiran untuk mencari barang yang mencurigakan.

Saat itu juga, Jarmi sendiri pergi ke tempat anaknya Anik Puji Rahayu, mengaku kalau rumahnya itu didatangi polisi.

“Kulo sanjang, wonten polisi ten griyo, masalah adike (Saya bilang kalau banyak polisi di rumah terkait masalah adinya yakni Priyo Hadi Purnomo),” kata Jarmi.

Mendapat keterangan dari ibunya, Anik panggilan akrabnya langsung ke warung yakni di Jalan Lebak Timur 3D No 18. Saat itulah, Anik menanyakan pada pihak polisi ada apa sebenarnya yang terjadi.

Anik juga sempat menanyakan mengenai surat pemeriksaan rumahnya itu, dan apa yang terjadi. Namun, tidak ada jawaban dari pihak Densus 88.

“Saya itu ingin lihat katanya adik (Priyo Hadi Purnomo) itu terlibat jaringan teroris. Dan ditemukan bom, tapi saya dilarang melihat barang buktinya. Adik saya itu orang baik-baik, tidak pernah berurusan dengan agama ataupun teroris,” ucap Anik.

Namun, dia mengakui kalau adiknya itu pernah berurusan dengan narkoba. “Memang dulu pernah terkena kasus narkoba dan ditahan, setelah itu pergi ke Makasar. Dan pulang di rumah ini sudah seminggu untuk melihat kondisi ibu saja,” tandas dia.( Mdk / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *