DIAH HARIANTI Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdiknas mengatakan, buku tentang SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) Presiden yang dihebohkan itu sudah dinyatakan lolos sebagai buku pengayaan.
Artinya buku tentang SBY boleh dibaca oleh semua orang dan tempatnya di perpustakaan.
Disamping buku tentang SBY terdapat 807 judul buku yang diteliti tahun 2009 dan dinyatakan lolos sebagai buku pengayaan.
Kata DIAH HARIANTI pihaknya hanya sebatas melakukan penilaian terhadap buku-buku yang diusulkan para penerbit. Tidak ada hubungannya dengan dipilihnya dalam proyek dana alokasi khusus (DAK). Daerah sendiri yang menentukan pilihannya dengan bebas sebagai pengayaan.
Ada dua jenis penilaian perbukuan di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdikas). Buku-buku yang dikatagorikan buku teks, penilaiannya dilakukan Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) melalui keputusan Mendiknas.
Untuk buku non teks pelajaran atau pengayaan penilaiannya dilakukan pusat perbukuan dan ditetapkan pusat perbukuan termasuk buku tentang SBY.
Butir instrumen penilaian buku pengayaan antara lain meliputi komponen kelayakan materi, penyajian, bahasa dan komponen kelayakan grafika. Skor komponen ini akan menentuan layak tidaknya buku tersebut.(jos/ipg)
*)Suarasurabaya.net 26 januari 2011
ICW: Buku SBY Bernuansa Politis
pada 28 Jan 2011 | Beri Tanggapan
JAKARTA – Indonesia Corruption Watch, menilai buku biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang beredar di 61 Sekolah Menengah Pertama di Tegal, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu tidak tepat untuk dijadikan buku wajib bagi siswa. Menurut ICW, buku ini dinilai bermuatan politis, terlebih sumber dana pendistribusian buku diambil dari dana alokasi khusus pendidikan.
“Buku ini tidak ada hubungan langsung dengan peningkatan mutu pendidikan, justru terlihat sebagai gaya-gaya pemerintah daerah yang bernuansa politik,” ujar Koordinator Divisi Monitoring ICW Ade Irawan seperti dilansir Liputan6 Petang, Kamis (27/1). “Kami tidak tahu siapa yang bertanggung jawab, namun diharapkan Kemdiknas dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tegal menjelaskan hal ini.”
Di lain pihak, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal Waudin meminta semua pihak untuk menyikapi persoalan ini secara arif dan bijaksana. Ia menilai buku-buku SBY tersebut bermanfaat sebagai buku pengayaan bagi siswa. Begitu juga buku mengenai Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Kendati menuai pro dan kontra namun dinas pendidikan tidak akan menarik buku biografi itu dari peredaran. Seperti yang diketahui ribuan buku sosok SBY dan Ibu Ani Yudhoyono ditemukan di 61 SMP di Tegal. Lazimnya, buku yang disalurkan ke sekolah harus melalui Dinas Pendidikan Daerah. Namun ternyata pengadaan buku ini menggunakan Dana Alokasi Khusus Pendidikan. [baca: Buku Biografi SBY Tak Akan Ditarik]. (CHR/Vin).
Sumber: Portal Berita liputan6.com, 27 Januari 2011