DIASPORA INDONESIA PULANG KAMPUNG ( Bag 1 )


Saya senyum senyum membaca usul dan komentar rekan rekan di mailing list diaspora. Kita

harus dihargai dong dan diberi jalur dan loket khusus pada waktu pulang. “ Waduh..apa bisa?

Tidak dibilang penghianat bangsa aja sudah bagus, apalagi yang sudah tidak punya passport

Indonesia kayak saya. “pikir saya. Yang lain memberi komentar, kitakan pulang kampung

harusnya pemerintah berikan free visa dong. “Wadoh..bisa dikira ngelunjak nech sudah dikasih

hati malah minta rempela..” sahut saya lagi.

Surprise !!! Ternyata pemerintah benar –benar serius…usul –usulan yang kayaknya sambil

lalu itu, benar-benar ditanggapi. Teman saya Dede yang merupakan ketua diaspora Taiwan

bercerita, “Wao..Ce. Di airport tadi ,ada poster-poster gede menyambut diaspora-dispora

Indonesia . Juga diberi jalur dan loket khusus untuk diaspora…dan dengar-dengar visanya

freeeee.”

Nah step berikutnya adalah tempat tinggal, Jakartakan selalu macet jadi lokasi hotel sangat

penting. Pak Edward menawarkan hotelnya dengan special discount yaitu seharga 1 juta

permalam dengan bus antar jemput. Sayangnya saya lupa nama hotel itu,begitupula calon

teman sekamar saya Dede, yang adalah tokoh masyarakat sekaligus ketua diaspora Taiwan.

Saya SMS dia “De..bagaimana kalau hotel Sultan , kayaknya bisa jalan kaki ke Senayan..” Dan

lansung di balas “ Jangan ! Kata teman saya ada setannya. Kalo malam kaki kita suka ditarik

tarik. Kita di Aryaduta aja ..sama kok 1 juta semalam. “ Saya menyengir kayaknya setan juga

harus dipertimbangkan dalam pemilihan hotel. Entah,,rombongan Singapore mendengar

rumor yang sama, yang jelas kita bertemu dengan banyak anggota rombongan Singapore di

sana. Termasuk duta besar mereka.

Memang banyak orang orang penting yang hadir selama diaspora ini. Mulai dari pembukaan

kongres yang dilakukan oleh presiden SBY sendiri didampingi para menteri dan duta-duta besar

berbagai negara. Juga hadirnya bekas wapres Yusuf Kalla dan akhirnya penutupan kongress

oleh bekas presiden Habibi . Disamping itu beberapa menteri dan duta duta besar Indonesia

dari berbagai negara tampak hadir mendampingi diaspora diaspora mereka. “ Rombongan

darimana nech pak? “ Tanya saya pada sekelompok besar bapak bapak yang berpakaian sarung.

“Ooo kita dari Malaysia..ada 150 orang ditemani dengan pak dubes..itu tuh yang berdiri disana.

“ Saya mengangguk sambil tersenyum ,logatnya familiar di telinga saya.”Dari Makassar ya? “

Mereka mengangguk..” Iya,,sebagian besar kita sudah lama tinggal di Malaysia tapi memang

asal nenek moyang kita adalah dari Bugis..”

Barangkali salah satu sebab banyaknya saya ketemu anggota diaspora asal Bugis ini, karena di

acara ini diadakan special tribute ,penghargaan pada Syekh Yusuf, yang kelahiran Bugis. Dia

adalah satu satunya diaspora Indonesia yang diangkat menjadi pahlawan nasional di 2 negara

yaitu di Afrika Selatan dan tentunya di Indonesia. Begitu kira kira kata Yusuf Kalla,bekas wapres

yang juga kelahiran Makassar. Syekh Yusuf yang berasal dari Gowa ,Makassar ini pada akhirnya

dibuang di Afrika selatan . Dan menjadi penyebar agama Islam dikalangan budak , sehingga

Paduan suara penyambut presiden RI

akhirnya terbentuklah komunitas Islam disana. Untuk menghormati dia ada sebuah kota yang

diberi nama Macassar di Afrika Selatan. Konon kuburannya berada di Afrika Selatan,namun

seingat saya juga ada di Gowa,Makassar. Saya tahu betul , Karena waktu kecil pernah diajak

menabur bunga kesana..oleh mama saya. Itu gara gara saya sakit panas setelah melihat

seseorang yang berjubah dan bersurban putih duduk bersila di dalam kamar saya. Menurut

para tua tua di Makassar..saya disapa oleh nenek moyang kita. Jadi diharuskan untuk menabur

bunga ke makamnya..Saya lagi melihat foto Syekh Yusuf dan mencoba mengingat ingat wajah

pria bersurban putih di kamar saya itu..rasanya pria itu tidak berjenggot. Ketika saya dikejutkan

dengan tepukan di pundak saya.

“Ha..ha..pak Butcekan ? Dari jauh saya sudah kenalin…itu lho gara-gara topi Balinya..” Rupanya

anggota rombongan dari Quatar. Dia tersenyum lebar dan menjabat tangan saya dengan

hangat. Sementara itu temannya memandang saya dengan wajah kebingungan.”Ini lho..pak

Butce..host kita waktu di LA tahun lalu…” Jelasnya pada temannya itu. Tanpa saya sadari ikat

kepala Bali yang selalu saya pakai tahun lalu menjadi trade mark dan membuat saya gampang

dikenali orang.

Ada bermacam macam standa pemeran ,namun yang paling mencolok adalah bank BNI. Untuk

tahun ini bank BNI adalah sponsor utama dari diaspora ke dua ini. Di stand mereka ini kamu

dapat makan rujak dan minum kopi gratis. Saya sangat menghargai kontribusi mereka ,karena

itu saya menanyakan barangkali ada produk mereka yang bisa saya pakai atau at least sign in

“Waduh so far bank kita ndak ada di LA pak..yang ada di New York. Siang ini kita akan menanda

tangani kerja sama antara diaspora dan BNI..,seperti menerbitkan tanda anggota diaspora

dengan BNI credit card. Barangkali bapak tertarik ” jelas seorang mbak yang cantik .Saya

mengangguk angguk ..pengen bantu tapi rasanya kok ndak sreg. Masak belanja di Amerika

dan bayar tagihannya di Indo kan jadi repot. Saya pikir pikir yang lebih applicable adalah

menyediakan jasa transfer uang murah dan cepat ke Indonesia. Kayaknya akan banyak yang

tertarik nech.

Yang juga menarik perhatian saya adalah ide buffet kuiliner Indonesia. Cukup membayar

Rp200.000 ( $20 ) Kamu bisa makan makanan indo sepuas puasnya selama 1 hari. Di dalam

situ dibuat kedai kedai yang menyadeiakan berbagai macam makanan,mulai dari rujak

jingur,bakso,soto betawi,gule kambing,sate dan aneka jajanan pasar..Kamu diberi porsi kecil

supaya bisa mencoba sebanyak mungkin makanan khas daerah. Di dalam stand makan buffet

itu ada panggung kecil dengan pemain band yang memainkan lagu lagu nolstalgia.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *