Dialog Tragedi Kemanusiaan Mei 1998: dari Keterasingan Menjadi Karib Bagian ke-5


Apa yang bisa mereka lakukan dari Amerika?

Dalam dialog Tragedi Mei 1998 di Union City, California ini juga timbul pertanyaan dari peserta apa yang bisa mereka lakukan dari Amerika Serikat (AS) untuk membantu sehingga hal serupa tidak terjadi lagi? Selain menerapkan cara yang relevan untuk kondisi di AS seperti diuraikan di atas, ada dua cara spesifik dan dinilai efektif, yaitu mensuarakan (voice) dan bergabung dengan organisasi yang concern dan memperjuangkan para korban Tragedi Mei 1998.

Pertama, mensuarakan atau voice.  Teori bagaimana mensuarakan suatu issue dipaparkan cukup rinci oleh Albert O. Hirschman dalam bukunya Exit, Voice, and Loyalty: Responses To Decline in Firms, Organizations, and States pada tahun 1970. Ignatius Wibobo, seorang pastur Katolik dari Ordo Jesuit menggunakan kerangka exit, voice dan loyalty untuk menganalisa reaksi etnis Tionghoa dalam menghadapi Tragedi Kemanusiaan Mei 1998 dalam artikelnya Exit, Voice, Lyalty: Indonesian Chinese after the Fall of Soeharto.

Intinya, Wibowo mengatakan sebagian etnis Tionghoa berusaha exit atau keluar dari tragedi ini dengan cara exodus ke luar negeri dan sebagiannya lagi membangun pagar tinggi-tinggi di rumahnya di Indonesia.

Sebagian kecil mempraktekkan strategi voice, yaitu mengumandangkan apa yang telah terjadi, ikut protes dan menuntut perlakuan yang fair dari pemerintah Indonesia dan mencari dukungan baik dari pihak lain, dalam dan luar negeri.

Sebagian besar dari mereka tetap bersikap loyal, yaitu tetap tinggal di Indonesia dan melakukan kegiatan sehari-harinya dan hanya berharap situasi akan membaik.

Dari ketiga reaksi ini, menurut Wibowo, strategi voice ternyata paling sukses dan menghasilkan banyaknya hukum yang bersifat diskriminasi telah dibatalkan dan diberlakukannya hukum baru yang lebih fair untuk etnis Tionghoa. Walaupun demikian, seperti kita ketahui bahwa Tragedi Mei 1998 ini belum diselesaikan sampai ke akarnya.

Bagi mereka yang ada di AS, saya tahu sebagian kecil dari mereka telah menerapkan stategi voice dan sekaligus digabungkan dengan strategi exit. Pengabungan strategi ini memberi mereka kebebasan untuk lebih banyak bersuara. Karena keberhasilan strategi ini, maka adalah sangat baik untuk meneruskannya.

Starategi voice ini tetap perlu dilaksanakan untuk menyeimbangi politik amnesia atau politik pelupaan yang baik disengaja ataupun tidak telah mulai mengikis ingatan masyarakat Indonesia dan dunia internasional. Jika politik amnesia ini berhasil seratus persen, maka Tragedi Mei 1998 tidak akan pernah dituntaskan dan penjahatnya tidak pernah mendapat ganjaran hukum atau mempunyai impunity sehingga memberi kesan bahwa perbuatan kejahatan yang besar seperti ini diperbolehkan, maka bukan mustahil perbuatan seperti ini akan diulangi atau dicontoh oleh orang lain.

Lebih nyatanya, dalam konteks stategi voice, secara individu seseorang yang tinggal di AS bisa melakukan hal sebagi berikut:

1.         Jangan ragu untuk menceritakan dan share kejadian, pengalaman dan perasaan anda, bukan hanya mengenai Tragedi Mei 1998, tetapi juga kejadian yang berupa diskriminasi terhadap anda kepada orang lain.

2.         Menulis hal no. 1 di atas di media cetak, seperti di Facebook, blog, majalah, koran dan merekammnya di youtube. Kalau punya kesempatan, berbicaralahan dan tampillah di radio dan TV.

3.         Mengumpulkan, menyimpan dan men-share semua berita, foto, dan rekaman audio-visual yang berkaitan denga tragedi ini. Penyimpanan dan menshare hal ini bisa dilakukan, sekali lagi, di media internet seperti di blog/website atau Facebook.

4.         Mengajak secara khusus rekan yang lain untuk menulis cerita diskriminasi dan mengumpulkan di satu blog. Http://debumei98.blogspot.com  adalah salah satu contoh yang baik. Mestinya terdapat ribuan bahkan jutaan cerita seperti ini yang bisa dikumpulkan. Jika seseorang sungkan mengungkapkan nama aslinya, mereka bisa memakai nama alias.

5.         Jika mengupdate atau mempost isi baru di media internet anda yang berkaitan dengan tragedi ini atau issue diskriminasi, email-lah ke mailing list yang anda punya atau anda bisa membuat maling list sendiri.

Kedua, bergabung dengan organisasi yang concern dan memperjuangkan para korban Tragedi Mei 1998. Selain sumbangsih individu di atas, tindakan bersama dalam organisasi sangat efektif. Perlu selalu diingat bahwa lidi yang bersatu lebih susah dipatahkan atau dengan kata lain, dengan bersatu kita akan menjadi lebih kuat. Sesama anggota dalam organisasi bisa saling mendukung dan meng-encourage satu sama lain. Karena itu bergabung dengan organisasi yang se-misi dan visi dengan anda adalah perbuatan tepat.

Di AS terdapat beberapa organisasi seperti ini, di antaranya adalah:

1.         ICHF (Indonesian Community Heritage Foundation), contact person Daniel Fu dengan email info@ichf.us, website www.ichf.us dan berlokasi di Atlanta, Georgia.

2.         ICAA (Indonesian Chinese American Association), contact person Dr. Irawan dengan email drirawan@indonesiamedia.com dan berlokasi Duarte, Los Angeles County, California.

3.         ICANet (Indonesian Chinese American Network), contact person Peter Phwan dengan email peter.phwan@gmail.com dan berlokasi di San Francisco, California.

Saya duga bahwa tragedi seperti ini jika dibiarkan dan tidak ada penyelesaian yang adil, suatu saat bukan hanya etnis Tionghoa yang menjadi sasaran, tetapi objek penderita bukan mustahil akan meluas ke minoritas lain di Indonesia. Minoritas yang menjadi sasaran itu bisa jadi adalah saya, anda, saudara kita, teman kita dan rakyat kita yang lemah.

Untuk itu, marilah kita beramai-ramai mendukung, mensosialisasikan dan berbuat sesuatu agar peristiwa seperti Tragedi Kemanusiaan Mei 1998 tidak terulang lagi. Marilah kita rubah keterasingan dari suatu golongan tertentu seperti etnis Tionghoa menjadi lebih karib.

___

Dr. Beni Bevly adalah penulis buku “Aku Orang China? Narasi Pemikiran Politik Plus dari Seorang Tinghoa Muda” dan analis pada OTTI (OverseasThinkTankForIndonesia.com), suatu lingkar studi mengenai Indonesia di Kalifornia Utara, Amerika Serikat.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *