Cruise Asia Kedua Special Edition # 4


Cruise Asia Kedua Special Edition # 4

Jum’at, 7 Pebruari 2020, masih di dermaga Tokyo Yokohama

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Hari ketiga dikarantina karena seharusnya di tanggal 4 hari Selasa
lalu saya sudah berangkat ke Jakarta dan di hari ini ada rencana
pertemuan pertama dengan man-temanku sahabat anak-anak Marga Siswa II
Mangga Besar VIII/15, “rumahku” kedua untuk beberapa tahun sebab
disitulah ada studio Radio Angkatan Muda yang pemancarnya kreasiku.
Sekali lagi saya akan kehilangan kesempatan berjumpa dengan teman-
temin ex 50an tahun berselang. Lalu Sabtunya juga ada rencana reuni,
dengan man-teminku ex FTUI sehingga kami sama lah uzurnya, 70an tahun
dan sudah 50 tahun saling berkenalan, sampai hari ini, tak lekang
disinari matahari, tak lapuk disirami hujan. What a friendship we all
have bro and sis. Warti sahabatku yang tinggal di Tokyo salah satu
dari kami.

Penjara Diamond Princess ini semakin baik pelayanannya, mulai berubah.
Kemarin sore seluruh penumpang deck 5 dan deck 8, deck yang tak ada
balcony atau ocean-view-nya boleh keluar untuk sekitar 1 jam, hanya ke
deck 7 ke ruang terbuka di dekat atrium (tengah kapal). Mereka harus
ikut aturan, pertama pakai masker yang diberikan kapal. Kedua engga
boleh ngegerombol, ketiga harus menjaga jarak sekitar 1 meter dari
orang yang lainnya. Kemungkinan itulah aturan karantina DepKes Jepang.
Kemarin sore ada pembagian air botol 2 x 2 liter, lumayan buat dipakai
sebagai dumbbell :-), feelingku dari pemerintah Jepang sebab setengah
penumpang kapal ini Jepun-ren. Kami juga dapat teka-teki silang, satu
pak kartu poker dan Sudoku. Sayang engga bisa minta Scrabble tapi
isteriku senang menonton dan masih ada 100 judul film yang belum ia
lihat. Variasi makanannya juga semakin oke, paling sedikit ada tiga
pilihan menu untuk lunch dan untuk dinner. Misal lunch hari ini:
Leek and Ricotta Cheese Tart, Grilled Salmon with Vegetables dan
Japanese Style Pork Stew. Dinner: Beef Sheppard’s Pie, Pad Thai dan
Chicken Cacciatore. Biasanya Pad Thai pedas, engga kemakan untuk saya
tetapi kemarin ini saya pesan di menu restoran ‘fine dining’nya,
Vivaldi, oke tuh. Pedas dikit, saya gasak sebab banyakan manisnya.

“Bang Jeha, kapok dah ya abis ini naik cruise?,” tanya satu dua orang
yang belum kenal dengan sintinger si JH.Kemarin saya selesaikan proses
‘online check-in’ cruise kami berikutnya, cruise Asia ketiga yang akan
dimulai dari Singapur, numpak Sapphire Princess. Saya lihat tagihan
kartu kredit cruise 31 hari dari Los Angeles ke Southampton sudah
masuk alias Bang Jeha en Bang Agam akan eng-ing-eng berlayar numpak
Island Princess disetirin kapten bule mulai 9 Mei yad.Langsung kemarin
saya book beli tiket montor-maburnya, mumpung kartu kredit saya masih
laku :-). Highlight cruise itu adalah ke Iceland beberapa hari alias
Agam akan punya kesempatan lagi melihat ‘northern light’, aurora
borealis yang digandrunginya dan belum kesampaian menontonnya, padahal
dari 24 Agustus s/d 9 September 2018 kami ada di Alaska Yukon di
lintang utara 60 derajat ke atas. Satu kriteria utama tuk melihat si
cantik yang kami sudah penuhi. Iceland pun demikian, ibukotanya
Reykjavik ada di lintang utara 64 derajat.

Pagi-pagi berita dari sana-sini sudah merebak termasuk telepon, yakni
jumlah penumpang yang terkena coronavirus tambah lagi 40 jadi totalnya
61, alamak. Nasib Bang JH en nyonya benar-benar bergantung di “sehelai
benang” yakni doa-doa kalian semua. Kalau kalian terus kencang doanya
benang itu tak akan putus jadi jangan kendorkan.Jelek-jelek saya punya
tim pendoa bernama Basic Christian Community anggota-anggota paroki
gereja bule kami di Scarboro. Setiap 2 minggu sekali kami ngerumpi di
rumah sahaya, sudah berlangsung 31 tahun! Hari ini, Kamis malam di
Toronto jam 8, acara rutin itu dimulai, jam 10 pagi waktu Tokyo, saya
disambungkan lewat Skype call alias semakin banyak lagi yang mendoakan
kami termasuk bulekers alias pakai bahasa Inggris. Jadi kalau bahasa
Indonesia engga nyampe ke surga, semoga pakai Inggris didengarNya,
ingat lebih banyak santo-santa berbahasa Inggris :-).

Anda-anda yang sayang kepada kami 6 Melayu yang terkapar nasibnya kena
dikarantina begini bertanya bagaimana nasib 2 teman kami yang diangkut
kemarin. Kabar baik. Mereka mendapatkan ‘stellar treatment’, perawatan
te o pe. Dapat antibiotik levaquin untuk infeksi di paru-paru mereka,
rutin di-xray, ditelepon Kedubes Kanada, bisa Internet-an. Kukatakan
tadi ke teman kami bulekers yang menanyakan juga nasib kami, dari
seluruh negeri di dunia,kalau bisa pilih jatuh sakitnya di luar Canada
teh dimana, J E P A N G  tidaklah salah. Bukan saja teknologi medisnya
top banget, perawatannnya sangat manusiawi, penduduknya compassionate.
Lihat saja bukti contohnya, berapa kali negeri bangsa itu kena musibah
dari mulai bencana nuklir sampai ke tsunami. Ada yang nyolong ambil
kesempatan dalam kesempitan? Zero zilch nothing. Sebaliknya mereka
mengorbankan merelakan sebagian rezekiNya untuk dibagikan kepada
sesama. Itu baru yang namanya manusia berperilaku terpuji.

Kembali ke keadaan di kapal. Hari ini baru kami yang di deck 12, bisa
diperbolehkan keluar selama 1.5 jam. Cukup untuk hilir mudik menghirup
udara segar pelabuhan Yokohama dan disinari matahari a la kadarnya.
Kami tak boleh tak bisa keleleran, mulut ditutupi masker, tangan mesti
pakai sarung tangan. Lumayanan yang memanfaatkannya dan terlihat bule
minoritas di pelayaran ini. Kembali ke cabin,ada pembagian thermometer
alias keadaan belum aman-damai. Setiap hari kami perlu periksa dan
kalau suhu mencapai 37.5 untuk telepon petugas kesehatan kapal. Dapat
saya laporkan, bang jeha 36.6 dan Cecile 36.9. Dia memang ‘hot mama’,
eh oma, tubuhnya lebih hangat dari saya alias asyik kalau dibawa ‘fall
camping’. Saya tinggal ngusel di perutnya, ke atasan sedikit :-). How
we miss our interior camping, biarin makan Indomie 3x sehari, akan
tetap lebih asyik dari dikarantina begini ini :-).( Jusni H / IM )
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *