Cruise Asia Kedua Special Edition # 35


Cruise Asia Kedua Special Edition # 35

Sabtu malam, 29 Pebruari 2020, Tokyo Kamata Medical Center

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Bila info ABK di lantai 6 rumkitku ini benar, sisa 69 dari ABK WNI di
Diamond Princess akan diangkut besok dengan pesawat Garuda, ke Halim
P.K. untuk lalu dikapalkan ke Pulau Sebaru Kecil di Kepulauan Seribu.
Berkat prenku pasang NAPO di Facebooknya, pak MenKes bergegas eksyen
perintahkan Mas Irfan DirUt Garuda untuk memboyong 69 WNI tersebut.
Kalau Anda masih ingat, di tayangan ke 19 serial ini saya syer Mas
Irfan DirUt Garuda yang menelepon saya di (masih) Diamond Princess
menawarkan ikut di penerbangan Garuda yang akan mengangkut ABK WNI.
Beliau katakan, meski saya sudah bukan WNI tapi karena kosa-kata
bahasa Indonesia saya terkini :-), diaspora oke punya, boleh ikut.
Kekompakan ex IBMers Indo tak usah kalah dari anak-anak CC :-).
Saya tampik dengan hormat karena tak mau dikarantina (waktu itu
rencana kapal mendarat di Batam dan diangkut ke Natuna). Sekarang akan
ke Pulau Sebaru Kecil dan si Ondo tak pernah bilang ada snorkeling oke
punya disitu. Makasih Mas Irfan, kalau ke Misool kami mau :-).

Baidewe Anda jangan pandang enteng paguyuban IBM Indo soal berbahasa
meskipun kami jadi ‘bilingual’. Sebelum kalian semua tahu dan pakai
kata ‘pren’, di tahun 70 akhir kata itu sudah jadi kosakata kami,
dimulai oleh si Paulus anak CC en NTM (Ngenstitut Teknologi Mbandung
sebab isi Jawi mulu :-)). Yakni sohib kami semua, Yunardy saat itu
masih Junardy, JWJ yang karirnya semakin melejit, dipanggil disebut
PREN oleh Paulus dan kami semua. Semua-semua ex salesrep SE kroco yang
lalu jadi bos chief kami sebut pren: JWJ, CS, HM, IWS, AW, TBS dll.
Bila Anda ex IBM, singkatan semua nama itu pasti Anda kenal tahu.
Jadi berkat ‘prensyip’ yang terbina sejak di Gedung BDN Thamrin sampai
pindah ke Wisma Metropolitan hingga terakhir di Arco Building (saya
masih sempat kerja disitu) kami tetap kompak sampai hari ini. Kerja di
Gedung Arco itu juga ada ceritanya sendiri, Resto AMIGOS, Agak MInggir
GOt Sedikit berasal dari situ, dimana kami menikmati “sate ayam” ex
tikus di emperan di bawah gedung, wekwekwek. Dijualnya sebagai sate
ayam tapi sebetulnya daging tikus, kata spion kami.

Cynthia ibu dekan Oom Jo Akademi Bridge ServiamTO senang bener saya
jadi ‘mata gelap’, semua cewek jadi cantik :-). Jangankan eneng suster
perawat Cynth, kau manjet Pangrango Gede beberapa hari, cowok semua,
saat turun di Kebun Raya Cibodas, ketemu nenek-nenek jualan jagung
rebus, ia akan tampak cantik juga, ihik ihik :-). “Beauty is in the
eye of the beholder,” kata si bule. Terutama kalau ybs matanya udah
katarakan, kata Cynthia. Saya belum katarak Cynth berkat cepat pindah
dari Betawi ke Toronto. Kalau kau pasang ‘apps’ AirVisual di hape-mu
AQI, Air Quality Index di Tokyo saat ini, 29 hijau. Toronto 26,
healthy, Jakarta 154 sahaja, merah, unhealthy. Karena tadinya mau ke
Misool di Papua, Raja Ampat, saya monitor Sorong … AQI 9 keren!
Itu sebabnya kalau pulkam saya engga mau mandeg di Jakarta tapi
bepergian kesana-kesini. Bisa jadi beda AQI ini menyebabkan anak-anak
FTUI salah tebak, adiknya Cecile dikira kakaknya :-). Ayo pindah ke
negeri freezer prens, lebih awet muda jadinya, plus AQI-nya rendah.

Di seri terdahulu di awal serial ini saya tulis kalau bisa pilih mauan
dirumkitkan di Jepang atau di Indo semua pasti akan nyaot Indo-Indo eh
Jepang-Jepang :-). Kemarin pagi direktur Tokyo Kamata Hospital kasih
pengumuman en eksyen, ada cem-macem snacks permen kopi teh kueh di
meja ruang tamu, silahkan ambil ‘first gaet first get’. Langsung saya
kesana dan masih kebagian KitKat rasa ‘green tea’, permen coklat dst.
Kontraskan dengan pengalaman kita semua yang pernah jadi “mangsa”
rumkit Indo dimana semua test dilakukan tak perduli perlu tidaknya,
dimana berbagai keperluan medis dikorupsi dicatut, dimana obat amit-
amit sering salah kasih atau yang generik dihitung obat patent. Itu
sebabnya sahabatku bro Tumbur Tobing benar sekali ketika menasihatkan
saya dan Cecile untuk batalkan kunjungan ke Indonesia sehabis kami
dikarantina di kapal Diamond Princess. Ente semart Tum, makasih.

Teman-temin para pendoa kami yang setia cem-macem iman kepercayaan
agama, kami tahu tetap mendoakan kami, sedemikian sehingga bukan saja
Cecile sudah sehat-hat-hat,kemarin ia jalan kaki ke Yokohama Chinatown
sekitar 12 ribu langkah, tetapi koper dan canoe-packnya sudah ia
terima. Bak kuda lepas dari pingitan Cecile menyusuri Chinatown
sehingga gempor, untung punya sohib tukang pijit di Tokyo :-). Wah?
Iya Warti yang mengangkat diri jadi ‘onee-san’, artinya kakak datang
bezoek bersama Linda tantenya Pa Aji, keduanya anak Kotogadang. Ketiga
mereka contoh Srikandi sejati, tak gentar untuk saling bertemu dan
percaya bahwa akan ampuhnya hasil test DepKes Jepang, dua kali negatif
berarti sudah bebas dari sang virus maupun tidak berpotensi menjadi
sumber penular. Semoga 200an teman-temin kami di Toronto tetap akan
hadir di acara Old and New ServiamTO, 28 Maret yang akan datang. Siap
Bang Robin? “Siap,” katanya :-).( Husni H / IM )
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *