Cruise Asia Kedua Special Edition # 5


Cruise Asia Kedua Special Edition # 5

Sabtu, 8 Pebruari 2020, masih di dermaga Tokyo Yokohama

Mau hari Jum’at keg Sabtu Minggu keg, buat kami sama saja, hidup
menjadi suatu rutin yang membosankan kecuali kau senang nonton, baca,
nulis seperti Bang Jeha dan isterinya :-). Pelajaran ilmu bumi dulu
sebab sudah berkali-kali kutulis, kalian masih pada belum mudeng soal
kapan bisa melihat aurora. Sama sekali tidak tergantung pada musim!
Tetapi sangat amat tergantung dari apa yang disebut angka Kp, angka
tingginya aktifitas geomagnetis matahari dari 0 s/d 9 dimana bila
sudah mencapai 5, artinya ada badai dan probabilita melihat aurora
menjadi tinggi sekali. Kp itu bisa dipantau sekarang ini lewat
beberapa situs Web dan silahkan ‘google’. Saya memakai situs Uni of
Alaska sbb: https://www.gi.alaska.edu/monitors/aurora-forecast

Kita bisa melihatnya dari hari ke hari dan bila angka itu sudah 4 ke
atas, harapan besar. Masih perlu 3 faktor bro en sis, jangan lekas
tepok tangan. Pertama, Anda harus berada di Planit Bumi dengan posisi
lintang 50an ke atas untuk memperbesar sang kemungkinan. Kenapa? Sebab
aurora terjadinya di sekitar kutub (utara dan selatan) dan lintasannya
berupa suatu sabuk (simak situs di atas) tergantung kau ada dimana.
Kedua langitnya harus tidak berawan alias cerah. Kalau mendung, apanya
yang mau dilihat, bukan aurora tapi eror-ah :-). Ketiga, ini paling
penting, anak Tionghoa bilangnya kau gede hokinya, m u j u r! (Kecuali
si Ahok Basuki Tjahja Purnama, keberatan nama doski, apes :-)). Kenapa
lagi, kog ada faktor kemujuran? Sebab aurora itu nongolnya cuma
sebentaran di langit dimana ia eksyen, palingan 15 menit 30 menit dan
habis itu bai bai bro en sis. Ini terjadi di MALAM PERTAMA kami ada di
Denali Park Alaska, ketika karena sudah cape, kami semua tidur di jam
11 padahal di jam 12 aurora itu muncul (15an menit kata si bule hoki
gede). Ini yang membuat Bang Agam penasaran berat sebab meski ia sudah
mendaki seluruh puncak gunung tertinggi di Indonesia dan beberapa di
benua-benua Planit Bumi, dia tuh belon pernah lihat aurora,kasian :-).

Pengumuman oom kapten kemarin sore. Dengan dikeluarkannya sisa 41
penumpang yang terkena coronavirus sepanjang hari kemarin, selesailah
jumlah total penumpang yang bermasalah, yang terkena demam dari hari
pemeriksaan Senin malam s/d Selasa pagi yang lalu. Sisanya kami-kami
akan terus dipantau sampai 19 Pebruari,hari dimana kami bisa menghirup
udara segar lagi, bila kami tetap sehat bugar. Namun seperti saya
tulis di WA di japri kepada beberapa yang menulisiku, things are not
rosy yet in this ship. Baru saja oom kapten woro-woro, dokter kapal
sibuk sebab ada lagi kasus-kasus demam yang baru muncul, duh. Jadi
kami 3650an sisa penumpang dan awak, memang belum sepenuhnya sudah
bebas dari dampak virus, itu sebabnya kami dikarantina 14 hari.

“UICS 20-0045 Message from the Embassy of Canada / Message de
l’ambassade du Canada,” begitu judul email yang ujug-ujug masuk ke
kotak surat seteromku kemarin. Surat itu dimulai sbb. Quote.
Dear Canadians,
You are receiving this email because you are a passenger on the cruise
ship Diamond Princes, currently in quarantine, and your name was
provided to the Embassy of Canada to Japan by Carnival.  The Embassy
is closely monitoring the situation on the Diamond Princess and is in
regular contact with Japanese authorities and cruise line officials.
You may already have received our contact information provided to the
ship for distribution to Canadians. It is a difficult situation and
Canadians in need of emergency consular assistance should not hesitate
to contact the Embassy. If you have any medical needs that need to be
addressed, or if running low on medication, please let us know. If you
need assistance to get in touch with your family and friends but have
been unable to do so, we can assist you in passing messages to let
them know of your current status. Unquote. Suratnya masih panjangan
dimana ada nomor telepon dan email ID untuk ngadu dan saya lakukan.

Beta complain susah banget minta susu ‘lactose-free’ yang dibutuhkan
isteriku sebab ia anak Asia tulen, tak tahan susu yang ada laktose-nya
engga seperti anak bule. Saya juga complain, minta extra satu kursi
kaga diladenin. Belum ada jawaban dari Kedubes Kanada tetapi saya jadi
punya senjata. Ketika kemarin malam dapat antaran makan, saya complain
ke opiser yang anterin bilang 100 kali gue telepon ‘room service’ dan
nomor buat pesan makanan (mereka kasih), “I never got through, always
a busy number. I already complained to the Canadian Embassy.” Doski
lalu sigap catat nomor cabin kami dan sejam kemudian satu eneng datang
bawain 2 gelas susu nirlaktosa plus 2 piring broccoli rebus sebab saya
juga complain “we need more veggies”. Lumayan juga yah, Canadian
Embassy bisa dipakai buat nakut-nakutin :-). Habis ini saya barangkali
takut-takutin, saya ini anak Betawi dengan gubernur adikuasa yang bisa
mendatangkan banjir. Kalau engga dapat kursi besok, sekapal bisa
kebanjiran kaya Jakarta di hari tahun baru kemarin, wekwekwek :-).

Anda kutubukuis pernah baca Papillon? Novel otobiografi karangan si
Henry Charriere, tawanan pesakitan bule Perancis yang dibuang ke
Guiana Perancis. Seru sekhalei, jauh lebih seru dari serial dongengan
Bang Jeha ini. Salah satu hikmah buku itu, siksaan manusia yang paling
kejam adalah ditawan ‘solitary confinement’, tak bisa berkomunikasi
dengan manusia lainnya untuk sekian hari, sekian minggu dan si Henry
sekian tahun. Keluar tidak gila sudah bagus. Tapi akalan dia hebat dan
itu saya pakai di keadaan seperti sekarang ini atau kalau saya sedang
empet, istilah Betawi hati sebel lantaran pasang lotere ga kena-kena.

“Apaan akalannya Bang Jeha?,” tanya kalian yang juga suka sebel eneg-
mbleneg empet dengan kehidupanmu terkadang, oleh satu dan lain hal.
MELAMUN! Tak ada satupun penjara manusia yang bisa menghalangi kita
atau tepatnya pikiran kita untuk dibawa melamun mengenang membayangkan
hal-hal indah, baik yang pernah kita alami, ataupun yang kita inginkan
terjadi. Lamunin aja rek kalau kalian gandrung lihat aurora dan belum
kesampaian :-). Berkat senang camping sejak muda, saya punya 101 bahan
lamunan, lengkap dengan “foto-foto”nya di dalam memory saya.

“Bang, gimana nasib dua sahabatmu anak Ottawa ex Suroboyo Malang yang
diangkut petugas DepKes Jepang?,” tanya para pendoa kami. Mereka oke-
oke, ingat ‘stellar medical treatment’ di Jepang ini mah. Antibiotik
untuk paru-parunya distop dan untuk 10 hari mendatang mereka akan
mendapatkan 2 macam obat antiretroviral, guna menyikat si coronavirus
yang berani-beraninya ngendon di tubuh mereka, belon kenal dengan
Bonek Suroboyo dan Kera Ngalam yang tahan dibanting :-). Mereka sudah
Internetan di WA group kami berenam Melayu di Diamond Princess ini.

Dugaan Anda benar, banyak yang stress di antara para penumpang
sedemikian sehingga dibuka PSYCHO COUNSELLING SERVICES! Duh lagi. Apa
kubilang a.l. ke Hartoni tadi yang anak-anaknya kelima-limanya ia
kirim skul interior camping bersama bang jeha. It builds character dan
dengan modal bersusah-susah demikian, niscaya kita lebih tahan
dibanting bila menghadapi ujian seperti yang sedang kita di kapal ini
alami. Amin bro en sis? Carpe diem Hartoni, seize the day, tomorrow
may never come, please join my camping trip starting June 30, 2020.( Jusni H / IM )
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *