Cruise Asia Kedua Special Edition # 19


Cruise Asia Kedua Special Edition # 19

Rabu, 19 Pebruari 2020, Daikoku Cruise Terminal

Sekarang sudah menjadi impian, mestinya kalau saja Cecile test-nya
negatif, kami sudah akan berangkat atau ada di bandara Haneda pagi
ini. Namun apa daya, kaki tak sampai, lebih tepat paru-parunya Cecile
terkena infeksi karena kelamaan di kapal ini, ketularan Covid-19.
Hari kemarin hari frustasi sebab dari pagi sampai malam, email telepon
tak berhasil menciptakan hubungan saya dengan dia. Isolasinya bukan
main, tak bisa terima telepon, hanya (dijanjikan saja) dokter rumkit
itu yang akan telepon. Tambah rumit, rumkitnya cuma berbahasa Nihongo,
Eigo ga wakarimasen (mboten ngertos Engris rek). Di koran The Japan
Times diberitakan warga Jepang mulai panik, cuma batuk bersin dikit
mereka ke rumkit atau ke klinik. Tak lain tak bukan karena gara-gara
kapal kami ini, si Diamond Princess yang akan tercatat di dalam
sejarah hidup kita semua.

Tak tahu si Jeha akan terus berkibar sampai seri ke berapa, terutama
bila Anda memirsa tayangan propesor Jepun pakar ‘infectious disease’
yang masuk ke dalam kapal pesakitan ini dan sekarang setelah memirsa
video doski, Anda semakin maklum mengapa Cecile yang seterek, jauh
lebih kuat dari saya bisa terkena. Nasibku cuma tergantung,di selembar
benang yang semakin tipis. Inilah asyiknya punya Tuhan atau iman
kepercayaan, only by the grace of God kami dan semua lainnya dari
kapal ini akan selamat. Silahkan memirsa: https://youtu.be/vtHYZkLuKcI

Tapi memang daya upaya yang dilakukan Princess boleh dipuji, tidak
hitung-hitungan biaya. Kami bisa pakai telepon mau telepon kemana saja
di Planit Bumi. Internetnya engga pernah down lagi dan mulai besok
akan semakin wus-wus-wus sebab selain semua yang testnya negatif
berangkat bai-bai Diamond Princess, juga beberapa negara akan kirim
pesawatnya. Dikabarkan kemarin, WN Kanada mesti tunggu sampai tgl 20
Pebruari lantaran bahan bakar ‘avtur’ kehabisan, dipakai Trudeau ke
Afrika Eropa. Kemarin di dongengan ke 18 kusyer betapa Cecile disayang
man-teminku, eh Bang Jeha juga lho :-). Ujug-ujug DirUt Garuda Mas
Irfan Setiaputra menelepon WA saya. Ia katakan ia di IBM Indonesia
mulai tahun 2004 dan cuma sekitar 5 tahun sih. Yang penting kekompakan
ex IBM Indo tak kalah dengan anak-anak Kanisius :-).

Mas Irfan menawarkan membawa saya besok terbang bersama semua ABK
Diamond Princess. Pesawat sudah siap katanya untuk berangkat ke Haneda
tinggal lobbying MenLu Mbak Retno Marsudi dengan DepKes Jepang,
kapannya. Ujar Mas Irfan lagi meskipun pesawat hanya untuk para WNI
tapi ia sudah dapat ijin begitu tahu Bang Jeha warga diaspora masih
cas-cis-cus Melayu prokem 🙂 untuk juga ikut berangkat. “Diaspora OK
Mas, kita akan bawa serta,” katanya dimana ucapan huruf r-nya mirip
banget dengan Pak Leonard Hutabarat Konjen Toronto, ‘cute’ gitu sebab
saya juga cadel ngomong r. Salah satu sebabnya saya naksir Cecile, ia
mantap banget bilang ular melingkar-lingkar di pinggir pagar sehingga
kalau ada ujian ngomong gitu, saya majuin dia, selamat kami :-).
Kembali ke laptop, teriring ucapan terima-kasih saya tolak tawaran Mas
Irfan dengan alasan kaga mau dikarantina lagi. Ya! Katanya pesawat
dari Haneda akan ke Batam dimana lalu semua ABK akan dikarantina di
Natuna. Mana akan ada bubur ayam pakai cakwe dan sate pakai lontong.
Kalau saja bisa snorkeling di Natuna tapi konon cuma main bal-bal-an,
itu mah mainan anak-anak :-). “Mas, saya akan balik ke Canada saja,
terima-kasih, selamat bertugas,” begitu ucapan perpisahanku. Tapi ‘for
the record’ saya tanya ke Mas Irfan, karena saya negatif dan Yokohama
Quarantine Station akan menerbitkan dokumen pernyataan demikian,
apakah saya bisa naik GA875 yang kami sudah book hari ini HND-CGK.
Jawab beliau positif ya karena kami bukan dari China, tak dikarantina.

Sekarang kerjain PR, jawab pertanyaan ente-ente yang terus menggebu di
WA di milis. Darimana kami semua, ratusan orang sekapal bisa ketularan
dengan hanya sumber satu encek Hong Kong? Kemarin sudah kukatakan,
mestinya lewat kontak dengan ABK terutama lewat makanan yang mereka
siapkan, bawa dan berikan. Ada teori baru anak-anak CC terutama yang
makan bangku sekolah dukun alias fakultas kedokteran. Servis laundry,
gantungan bajunya ga mungkin disanitasi dan itu salah satu sumbernya.
Kulongok beberapa sisa baju yang masih belum kupakai dan masuk di akal
sebab ada kertas-kertasnya selain gantungan kawatnya. Pokoknya segala
dalih kita pakai untuk membuat cognisi kita seimbang lagi. Di dalam
ilmu psikologi, teori ini disebut ‘cognitive dissonance’ dan dimulai
oleh Leon Festinger. Ketika terjadi kebingungan kekacauan di otak kita
seperti sekarang terjadi saat Covid-19 merebak, kita coba menenangkan
meninabobokan menyeimbanginya lagi dengan mencari dalih yang pas gitu.
Tidak heran MenKes RI Dr Terawan mengajak kalian banyak berdoa, tak
lain tak bukan di dalam upaya yang sama.

Pertanyaan Arif SPAS runner-up tukang tanya setelah Herli :-). Boleh
dipastikan semua biaya rumkit dikarantina ini akan menjadi tanggungan
Princes dan DepKes Jepang. Di selebaran kemarin mengenai proses
disembarkasi mulai hari ini yang diumumkan Gaku Hashimoto, ia menulis
banyak sekali kementerian dan yayasan Jepang yang membantu urusan
karantina dan maupun dukungan terhadap yang sakit, fisik sampai ke
jiwa/psikis. Jadi jangan kuatir Rif, Bang Jeha tak akan bangkrut bayar
biaya rumkit maupun asuransi ‘travel medical’ku dari Manulife qq si
Thomas Chen tak perlu rogoh kas mereka. “Bagaimana sambungan Internet
di rumkit Bang,” tanyanya lagi. Telmi ni anak :-). Cuma di Kawasaki
pemerintah kota kasih ‘one month free SIM card’. Sahaya kudu beli,
untung dibantu satu anak CC prenku di Tokyo. Rencana hari ini SIM card
tiba dan akan diberikan ke Cecile. Semoga ia bisa menginstall-nya Rif,
tolong doakan dari jauh sebab selama ini saya manjakan dia, saya yang
urusin bongkar pasang SIM card kalau kami ke Melayu dan pakai Simpati
Telkomsel. Kita lihat bersama apakah Mpok Cecile akan nongol di WA-WA
kalian dengan nomor hape SIM Jepangnya :-). Mt Fuji, Fuji-san send my
good morning ohayo gozaimasu to my sweetie wifey, she now say “hai” in
a perfect Japanese accent 🙂 but still learning “doitashimashite”.( Jusni H / IM )
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *