Cruise Asia Kedua Special Edition # 17


Cruise Asia Kedua Special Edition # 17

Senin malam, 17 Pebruari 2020, Daikoku Cruise Terminal

Shocking news! Sekitar jam 1:30 tadi siang pintu cabin kami diketok
dan Cecile yang buka pintu. Ia memperkenalkan diri sebagai dokter
kapal dengan berita buruk. Hasil test (disebut PCR test) Cecile
positif dan ia akan dipindahkan ke rumah sakit terdekat. Kata dokter
lagi ia akan diobservasi selama 11-12 hari sampai virus free. Akan
halnya Bang Jeha saya akan dikarantina terus di kapal dan semoga oke.
Tapi sudah saya katakan kan di tayangan terdahulu, lama-lama di
Diamond Princess semua akan terkena Covid-19 ini.Si dokter mengumumkan
kemarin ada 80 kasus baru alias semakin hari semakin menggila. Kolega
saya Richard Susilo wartawan Tribune News Tokyo melaporkan 99 orang
sehingga total positif 454 orang dari 1723 yang sudah diuji. Kapten
Arma mengumumkan tadi sore, semua penumpang sedang ditest dan akan
selesai besok. Mereka yang sejak 14 Pebruari ditest dan negatif akan
mulai dikeluarkan dari kapal esok, 19 Pebruari, sampai hasil test
terakhir dari kloter negatif, diperkirakan jadinya 21 Pebruari sebab
test PCR butuh 3 hari. Jadi ada bagusnya pemerintah Amrik kemarin
malam mengungsikan semua warganya sebelum terlambat seperti kami
berdua. Namun kolega wartawan saya yang lain di Los Angeles, Densy
Chandra melaporkan, 14 dari kloter Amrik tersebut hasil testnya
positif sehingga di kapal terbang mereka dipisahkan di ruangan
tersendiri, padahal di test sebelumnya mereka negatif. Hasil test itu
diperoleh pas sebelum pesawat berangkat. Alamak memang, apa mau dikata
nasib menentukan demikian. Konon semua orang Jepang yang sudah terkena
Covid-19 berasal bersumber dari Diamond Princess, bukan dari mana-mana
alias gilanya penyebaran virus ini bukan main.

Kita semua sedang belajar bahwa gejala atau symptom-nya luar biasa,
nyelinep. Cecile tak pernah demam, sejak dapat thermometer kami berdua
terus rajin ngukur setiap hari, pagi dan sore. Tidak sakit kepala
seperti Petrus, tidak mual seperti George, tidak batuk-batuk seperti
Ingrid. Ya kami dari berenam, Indonesian Canadian di kapal ini, 4 jadi
terkena Covid-19. Cecile memang sudah teruji, saya lebih syok mendapat
berita itu, ia lebih tenang, tetap ketawa-ketiwi. Disaat ia digiring
keluar kapal menuju ambulans, ia masih motret-motret melaporkan
keadaan karena ia tahu suaminya profesi wartawan (sintingan).
Sayangnya di rumkit kemungkinan ia akan tak punya Internet, sambungan
nirkabel. Jadi kalau Anda kenal dia, monggo hentikan komunikasi per
japri tapi tanya-tanya saya. Anda semua man-teman pemirsa serial ini
akan saya terkinikan setiap hari, insyalah. Meskipun Internet kapal
jadi lebih oke kecepatannya dengan perginya 500an Emberikan tetapi
tetap saja masih ada ribuan penumpang. Kepada saya pun, kecuali Anda
punya pesan penting seperti daftar Old and New ServiamTO atau pesan
kastengel, please monggo jangan emaili tanya-tanya saya di WA urusan
kasus Cecile ini.

Terpengaruh filsafat budaya Jawi “masih untung” isteriku, sungguh kami
beruntung hasil testnya keluar saat kami sedang di Tokyo dan bukan
ketahuan di Jakarta misalnya dengan potensi menularkan virus ini ke
Anda sekalian sahabat maupun anggota keluarga kami. Cecile akan
dirawat dan dimonitor terus sampai ‘virus free’. Hampir dipastikan
kami tak akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta, idealnya di akhir
bulan ini, di tanggal istimewa tahun kabisat 2020, 29 Pebruari kami
sudah bergabung lagi dan book penerbangan Haneda-Toronto Pearson.
Jangan menangis lagi man-temin, saya sudah cukup sedih tadi harus
berpisah dimana sejak saya pensiun, hampir selalu kami berdua karena
sudah tak ada tugas kantor lagi. Doa-doa dan restu Anda senantiasa
kami butuhkan. Tiada obat untuk Covid-19 ini selain serba baru. Flu
juga sebetulnya demikian tapi karena tubuh kita sejak kecil sudah
“kenal”, flu biasa tidak terlalu ganas atau fatal. Jadi selama 11-12
hari mendatang, Cecile harus melawan virus itu dari kekuatan tubuhnya
sendiri. Kenapa ia terkena? Teori saya ia melemah karena sebelum malam
Tahun Baru, kami beberapa kali mengadakan acara yang melelahkannya
bersama beberapa sahabat kami. Pasca malam Tahun Baru ia terkena flu
yang parah dan recovery-nya lama, beberapa minggu. Padahal biasanya ia
cuma 2-3 hari terdampak kalau kena flu. Seperti ibunya dan sedulurnya
imannya kuat dan itu suatu hal yang positif yang akan mempertinggi
daya tahan tubuhnya maupun melawan virus Covid-19 ini di hari-hari
mendatang. Terima kasih sekali lagi atas doa-doa kalian yang sudah dan
terutama yang akan. Selamat malam dari Tokyo, selamat pagi di Canada.( Jusni H / IM )
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *