Cruise Asia Kedua Special Edition # 6


Cruise Asia Kedua Special Edition # 6

Minggu, 9 Pebruari 2020, hari ke 5 kami dikarantina di Tokyo Yokohama

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Kemarin pagi headhoncho Princess Cruise, Jan Swartz dari kantor pusat
mereka di Los Angeles tiba di Tokyo Yokohama untuk pidato doang sebab
dia pun dilarang masuk ke dalam kapal, jiwa bule mahal rek :-).
Kecapannya singkat, intinya sori bro en sis ama nasib ente-ente tapi
kami akan bantu sebisa mungkin, bekerja-sama dengan DepKes Jepang.
Jadi dipicu oleh video sang prez Princess mewakili pegawainya yang
kata dia berjumlah 35 ribu orang, kukirim email sbb ke beliau.

Dear Ms. Swartz,
I just watched your video inside my quarantined cabin. Thanks for your
concern. Can you do us one small favour? Can you ask my cabin steward
Pornchai to bring one extra chair to my cabin? We have been sitting on
the bed taking turn with my wife since February 4. Please for the
sake of our marriage, provide one extra chair. Thanks so much from the
bottom of my heart. Kusontek kalimat pidatonya yang terus bilang “from
the bottom of my heart”. Kita lihat pidatonya seberapa tulus alias
Bang Jeha besok engga usah gantian duduk di kursi dan rebahan di
ranjang dengan isterinya :-).

Ondo, komandan Stalagmite Adventure kemarin kirim email yang jadinya
“ngeledek” bang jh nih bos :-).
Palembang – Bangka – Belitung, 10 -16 Feb 2020
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Halo Semuanya,
ini adalah update info keempat dari 5x update info yang akan dikrimkan
kepada teman-teman yang telah memastikan diri bergabung di perjalanan
Palembang – Bangka – Belitung, 10 -16 Feb 2020.
(Disetip sisa updatenya soal ATM, telkomsel 4G, jatah bagasi dst dsb.)

Bos, kami pasti engga bisa pergi, ga usah di-update lagei :-). Ini
sambil dongeng sambil nyeruput teh susu (minuman moahal langka neh)
di dalam cabin dengan camilan Jepun ex toko Don Quijote beli saat di
Kagoshima kemarin. Sebetulnya buat disyer di bis dari Gambir ke Bandar
Lampung lalu di kereta api ke Palembang :-). Kasian yah, padahal saya
ingin mencobai naik kereta api di Sumatera.

Keadaan poleksos di kapal, lebih ekonomi sosialnya, politik engga
begitu, semakin membaik. Lebih tepat janji-janji oom kapten semakin
banyak seperti dijanjiin ruangan cabin bakal dibersihkan, selama ini
awak kapal memperlakukan kami sebagai hantu 🙂 mesti cepat-cepat
ambil makanan yang disodorkan dan masuk lagi ke cabin. Ketahuan mereka
ngeri banget kalau sampai ketularan dan syukurlah sejauh ini tidak
ada berita awak kapal juga terkena. Oom kapten juga menjanjikan akan
ada ‘free laundry service’, selama ini Bang Jeha pakai CDnya udah 4x
dibolak-balik, kidding :-). Aku punya teknik cuci CD, engga usah sih
yang 20$ satunya yang beli di Tilley Endurables, tapi yang biasa aja.
Asal peresnya pakai teknik penemuan isteriku, cuci malam ini, jemur di
ruang yang A/C-nya dingin, besok pagi kering siap dipakai lagi.

Yang saya kehilangan dan tidak dijanjikan, ‘free hair cutting’ :-).
Rambutku sudah gondrong sebab rencana 5 Pebruari cukur di salon di
Mandala Raya, cuma 5$an. Di Toronto cukur paling murah 10$ di kapsalon
Cungkuoren, anak ‘mainland China’ yang sekarang punya banyak usaha di
kota kami. Saya juga kehilangan tukang cukurku sejak kukecil Bang Utom
anak Tasik. Ia menyandang diabetes dan beberapa tahun lalu “pamitan”
selamanya. Tukang cukur elit, ekonomi sulit mana pakai insulin segala
macam. Taripnya lebih murah lagi, cuma Rp 10 ribu sebab ‘onder de
boom’ di emperan jalanan gang kecil. Bang Jeha sayang kepadanya jadi
kalau nyukur, kukasih tips 10x lipat :-). Halo Utom, salam ke teman-
temanku yang mungkin sekarang ente cukurin disono, Dewo Tjetjeng dkk.

Capgomeh di Indonesia dan sahabatku pada saling ngumpul, mestinya kami
ikutan, apa daya coronavirus merebak sedunia. Di salah satu program TV
kapal, ada dokter dari Toronto, Dr Peter Lin yang menjelaskan virus
jenis baru ini di video berjudul ‘Learn about coronavirus’, seberapa
bahayanya, mengapa berbahaya. Anda sekarang pun sudah tahu. Nah teman-
teminku itu mengirimkan foto-foto aduhai menggiurkan akan santapan
yang mereka habek. Kataku ke Petrus dan Shirley yang kebita kepengen,
“engga enak” :-). Jangan sampai kita kena di-brainwash ala cult-nya si
Donald Trump bro en sis. Yang enak-enak itu adalah masakan yang kita
sedang nikmati di kapal ini, free delivery, tinggal pesan mau apa.
Bang Jeha pesan ‘seafood au gratin’ dan Cecile ‘vegetable patties’
yang nyam-nyam disantapnya :-). Appetizer-nya aja, ‘egg salad’ udah
enak, apalagi dessert-nya, ‘chocolate journey’ :-). Life is fair
indeed in this Diamond Princess cruise ship.

Surat seterom lagi dari Kedubes Kanada di Tokyo:
Dear Mr. Hilwan,
Thank for you for the additional information. We will inform concerned
authorities. Please note that a consular case has been opened for your
wife and yourself: 20-TOKYO-4914083. You can refer to this number in
your future communication with the Embassy.
Jangan main-main ama anak Kanada, wekwekwek. Saya complain kaga dapat
kursi, makanannya carbo protein tok, susu nirlaktosa susah mintanya,
dibuatkan ‘case number’. Besok mau pakai nomor itu untuk minta pindah
ke cabin yang ada balcony-nya supaya bisa melambai-lambai ke para
sahabatku dan masuk koran TV NHK, Bang Jeha mulai sinting setelah
hampir seminggu dikarantina :-).

Kembali ke urusan lamunan sebagai kiat supaya keluar dari kapal ini
saya masih waras, Indra sahabatku yang juga ‘miss’ gandrung interior
camping mensyer daftar di ‘bucket list’-nya, tempat-tempat idaman
aduhai yang ia ingin kunjungi sebelum kecangcang dengan suami yang tak
suka jalan-jalan :-), boro-boro kemping interior. Yang paling atas
adalah Victoria Falls, suatu air terjun di Zambia yang membatasinya
dengan Zimbabwe. Indra tidak terkini. Ia tak tahu air terjun itu
sekarang sudah jadi air cipratan 🙂 lantaran musim kemarau yang
panjang disana sudah mengeringkan sungai Zambezi, sumbernya. Mending
kau ke Virginia Falls di Canada Indra, di cagar alam Nahanni National
Park, Northwest Territory. Kujamin 100 tahun lagi juga airnya tidak
surut dan sungai Nahanni adalah “Mount Everest”nya canoeist alias cari
mati canoeing disitu kalau tidak jago sekhalei. Bang Jeha cuma pergi
‘day trip’ untuk bisa melihat seperti apa sungai istimewa itu. Sampai
kisah berikutnya, Bang Jeha mau melamunkan Nahanni trip dahulu.( Jusni H / IM )
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *